Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepiting dengan bentuk tempurung lebar ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi lantaran manfaatnya bagi pengembangan pengobatan. Mereka sering diburu karena darah birunya yang bermanfaat bagi keperluan medis; bahkan dipercaya sebagai salah satu bahan pengembangan vaksin Covid-19 sekarang.
Sayangnya, tidak banyak orang yang mengetahui kalau daging kepiting tapal kuda beracun. Hal tersebut menimpa seorang perempuan di distrik Muang, Thailand, setelah mengonsumsi kepiting panggang itu. Dilansir Bangkok Post, Wathana Phutcho muntah-muntah dan sakit kepala sebelum akhirnya meninggal pada Minggu (4/10).
Ibu dari korban mengatakan bahwa pada Minggu pagi mereka mengumpulkan kerang dan membawa pulang tiga ekor kepiting tapal kuda dari hutan bakau. Perempuan berusia 46 tahun itu memanggang salah satu kepiting tapal kuda dan memakannya. Tetapi segera setelah makan, ia mulai muntah-muntah, mengeluh sakit kepala, dan tidak bisa berjalan dengan stabil.
ADVERTISEMENT
Wathana sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi pihak rumah sakit menyarankan perawatan di Rumah Sakit Vachira Phuket; di mana ia telah menerima perawatan medis sebelumnya. Sebelum pindah rumah sakit, Wathana sempat singgah ke rumah meski kondisinya semakin memburuk hingga tidak sadarkan diri.
Petugas medis sempat datang, namun nyawa perempuan tersebut tidak dapat tertolong. Tubuhnya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Vachira Phuket, dan dokter memastikannya telah meninggal karena keracunan kepiting tapal kuda.
Darah kepiting ini mengandung zat kimia yang dapat menangkap bakteri dan membekukannya. Kementerian Kesehatan Thailand mengeluarkan peringatan bahwa mengonsumsi kepiting tapal kuda dari hutan bakau sangat berbahaya. Kepiting-kepiting tersebut memakan plankton bakau yang sangat beracun bagi manusia.
Sebenarnya, daging dan telur belangkas dapat diolah dan dikonsumsi. Namun, hanya bagian tertentu saja yang boleh dikonsumsi, serta perlu keahlian untuk menyajikan seafood ini. Bagi orang Jawa, hewan ini juga terkenal dengan sebutan mimi untuk yang jantan, dan mintuna untuk kepiting betina, serta sering menjadi simbol kelanggengan pasangan suami-istri.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi
Live Update