Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Warteg Subsidi Bahari, Warung Makan Harga Kortingan yang Punya Ratusan Cabang
11 Desember 2022 11:05 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Mudah ditemukan, warteg telah menjadi tempat makan favorit banyak orang. Namun, jika biasanya kamu melihat atau makan di warteg dengan bangunan berwarna hijau dan kuning; maka belakangan mulai muncul jenis warteg baru dengan didominasi oleh warna oranye, yaitu Warteg Subsidi Bahari.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang spesial dari warteg berwarna oranye dan putih ini?
Ya, sebenarnya, baik itu Warteg Subsidi Bahari dan Warteg Kharisma Bahari, yang berwarna hijau, masih berada dalam satu atap yang sama, yaitu Warteg Kharisma Group (WKB). Akan tetapi, hal yang menarik adalah, penggunaan kata “subsidi” pada nama tempat makan tersebut, ternyata bukan hanya untuk hiasan semata.
Hal ini dikarenakan, Warteg Subsidi Bahari menyediakan promo berupa makanan dengan harga kortingan, alias lebih murah dibandingkan dengan warteg lainnya. Wah, bisa dibayangkan tidak? Tempat makan warteg biasa saja dinilai sudah begitu murah, dan sekarang muncul warteg subsidi yang mengeklaim mempunyai beragam menu yang jauh lebih murah lagi.
Oleh karena itu, tim kumparanFOOD pun mendatangi salah satu Warteg Subsidi Bahari untuk membuktikan klaim tersebut. Kami menyambangi warteg di daerah Kukusan, Depok, Jawa Barat, pada Jumat, (9/12). Adapun, tempat makan yang berada tepat di pinggir jalan raya ini memiliki bangunan yang cukup luas, dan bersih.
ADVERTISEMENT
Menurut penuturan Roni, selaku pengelola, Warteg Subsidi Bahari hadir dengan menargetkan para pelanggan menengah ke bawah. Oleh karena itu, terdapat subsidi pada beberapa menu makanan nya, yang membuat harganya dinilai lebih murah dibandingkan warteg lain.
“Iya, menengah ke bawah, (dengan harga lebih murah) iya. Paling kalau telur di sini kan Rp 7.000, kalo yang di Kharisma Bahari, kan Rp 8.000. Terus kopi item Rp 3.000, di sini Rp 2.000, dipangkas Rp 1.000. Terus nasi ikan cue di warung-warung Warteg Kharisma lainnya, kan Rp 10 ribu, di sini cuma Rp 9.000,” ujar Roni kepada kumparanFOOD.
Laki-laki berusia 46 tahun tersebut menambahkan, meski harganya cenderung lebih murah, tetapi dirinya mengaku tidak pernah merasa rugi. Terlebih, Roni yang telah mengelola tempat tersebut selama kurang lebih satu tahun, mengatakan bahwa tidak ada pengurangan kualitas rasa atau bumbu pada masakan, meskipun harganya murah.
ADVERTISEMENT
“Oh enggak, pinter-pinternya kita belanjanya (bahan), ya memang dari segi keuntungan, sih memang tipis. Tapi yang namanya warung, kan rasa dulu, kualitas, biar orang yang makan itu rasanya puas. Gimana masakannya agar enak, terus tempat nyaman, kebersihan dan pelayanannya yang ramah. Yang diutamakan, kan biar pelanggan puas. Untung sedikit yang penting berkah,” papar Roni.
Adapun, ketika kami mengunjungi Warteg Subsidi Bahari, memang ada beberapa menu yang harganya dikorting. Sebut saja nasi ikan tongkol cue Rp 9.000, nasi ikan kembung cue Rp 9.000, nasi telur bulat atau dadar Rp 7.000, teh manis atau es teh manis Rp 2.000, kopi hitam atau kapal api Rp 2.000, dan es teh tawar, gratis.
Daftar menu subsidi tersebut merupakan patokan dari Warteg Kharisma Group (WKB) alias tidak bisa diubah; baik itu harga maupun menu. Bahkan, meskipun ketika salah satu bahan pada daftar menu kortingan tersebut mengalami kenaikan, tetapi harga pada menu subsidi dijanjikan tidak akan turut-naik.
ADVERTISEMENT
“Ya, sudah segitu (harga dan menu), sih. Kadang diubah juga kan enggak enak sama pelanggan. Walaupun sekarang, nih harga telur lagi naik tinggi, sudah risiko. Kalau menu juga enggak bisa diubah,” jelas Roni.
Roni pun menambahkan bahwa biasanya, dalam satu cabang warung makan memiliki hingga 50 macam masakan. Bahkan, untuk memberikan pelayanan lebih, pada beberapa tempat ada yang sudah menggunakan pembayaran melalui Qris dan buka non-stop 24 jam.
“Ada, sih memang dulu di sini pakai pembayaran yang melalui itu (Qris). Malah sekarang juga pakai itu semua, sih, pakai (tersedia di) Gofood, ada. Kalau untuk jam, waktu ada karyawan, sih 24 jam. Tapi sekarang karena pada pulang akhirnya jam 1 (malam) tutup, setengah 6 (pagi) sudah buka. Rata-rata harus non-stop,” ujar Roni.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Abdul Somad, selaku wakil ketua Warteg Kharisma Group (WKB), mengatakan bahwa tujuan dari lahirnya warteg baru yang berwarna oranye ini, adalah untuk memberikan makanan yang lebih murah kepada pelanggan. Akan tetapi, dengan tetap menjaga kualitas, kebersihan, dan pelayanan.
“Ya, kalau tujuan awalnya memang sebetulnya, istilahnya warteg ini tidak terkena (atau) terkesan kumuh. Tapi terkesan bersih (dan) makanannya lebih murah dari warteg-warteg yang lain,” ujar Abdul ketika dihubungi oleh tim kumparan.
Lebih lanjut, Somad pun mengatakan bahwa untuk membuka dan bergabung dengan Warteg Kharisma Group, bisa melalui franchise dengan syarat yang cukup mudah. Dia menuturkan bahwa syarat untuk membuka franchise Warteg Subsidi Bahari hanyalah KTP. Namun, diketahui juga bahwa lokasi dan ukuran tempat juga berpengaruh pada modal yang harus dikeluarkan nantinya.
ADVERTISEMENT
“Kalau syarat itu, sih sebetulnya cuma KTP saja. Artinya KTP tersebut, kan untuk bikin surat perjanjian ataupun boleh dikatakan artinya MOU, ya. Setelah itu, hanya modal saja, istilahnya untuk ingin bergabung hanya (sediakan) modal saja,” papar Abdul.
Sementara itu, mengutip laman resmi Warteg Kharisma Group, diperlukan modal sekitar Rp 125-150 juta untuk membuka franchise, dengan salah satunya adalah brand Warteg Subsidi Bahari ini.
Bahkan, hingga saat ini pun, Somad mengatakan bahwa tercatat WKB telah memiliki kurang lebih 1.100 outlet dengan berbagai brand; mulai dari warteg kharisma bahari, warteg subsidi bahari, warteg mamoka bahari, dan warteg selaras bahari. Persebaran ribuan outlet warteg tersebut berada di Jabodetabek, Bandung, Purwokerto, Semarang, Jogja, Surabaya, Bali, sampai Palembang.
ADVERTISEMENT
Reporter: Riad Nur Hikmah