Warung Nasi Ma Eha, Warung Makan dari Zaman Belanda Langganan Keluarga Soekarno

1 April 2022 12:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
ADVERTISEMENT
Menelusuri Pasar Cihapit, Bandung belum afdal kalau tak mampir ke warung makan milik Ibu Eha. Lokasinya benar-benar di dalam pasar, gang kedua, adanya di pojok belakang. Warung sederhana yang menyuguhkan makanan khas Nusantara ini sudah ada sejak 1947.
ADVERTISEMENT
Kalau kata Ma Eha, panggilannya, "ini sudah dari zaman Belanda, awalnya orang tua yang buka pada tahun 1947. Dari dulu gini-gini saja."
Ibu atau Ma Eha merupakan generasi kedua yang kini setiap hari mengurus langsung warung nasi legendaris tersebut. "Setiap hari ngurus di sini, kalau enggak ditanyain sama langganan," tutur perempuan 92 tahun itu kepada kumparanFOOD, Selasa (29/3).
Meski sudah paruh baya, Ma Eha ini ingatannya masih baik, lho. Bahkan ia bertugas sebagai kasir, menghitung setiap pembayaran pesanan makanan dan kembalian uang pelanggan.
Ma Eha saat menghitung pesanan pelanggan. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Djulaeha nama lengkapnya, sudah mempertahankan warisan resep keluarganya sejak dahulu. Tepatnya mulai tahun 1963, semenjak Ma Enok, ibunya meninggal di usia 96 tahun, perempuan kelahiran 31 Desember 1931 tersebut mulai semakin aktif mengurus warung makan ini.
ADVERTISEMENT
Ia masih mewariskan resep asli perkedel daging cincang dan soto Bandung yang sudah menjadi makanan andalan di warung legenda itu. Warung makan ini bahkan disebut-sebut sebagai langganan keluarga Soekarno sejak lama.
Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
"Guntur dan Guruh yang suka makan di sini. Biasanya mereka makan bersama teman-teman dari kampus ITB dulu," tambah Ma Eha.
Tak hanya disambangi keluarga Soekarno, kuliner Bandung yang legendaris ini juga sudah sering menjadi langganan beberapa tokoh pemerintahan hingga selebriti Indonesia.

Warung makan sederhana namun komplit lauknya

Aneka lauk di Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Tentu, warung makan ini tak akan menjadi legenda tanpa kehadiran hidangan nikmat yang sudah teruji banyak lidah. Menurut Yusuf (63), anak kelima Ma Eha, semenjak pandemi mereka menghabiskan 20-30 kilogram nasi.
Warung Nasi Ma Eha menyuguhkan mulai dari lauk sederhana seperti tahu dan tempe goreng, perkedel kentang dengan daging cincang, empal, dan bala-bala (bakwan).
ADVERTISEMENT
Selain itu, adapula buntil, rendang telur bebek, ikan nila bakar, serta aneka pepes. Setiap yang makan di warung ini pun sudah mendapat teh tawar hangat, lalapan, dan sambal dadak.
Sambal dadal ala Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Begitu melihat deretan lauk yang berjejer penuh, saya sempat kalap, rasanya ingin mencoba semua. Namun saya akhirnya memutuskan untuk memesan nasi merah, ikan nila bakar, tempe goreng, dan pepes oncom. Lalu, tentu saya juga mencoba soto Bandung dan perkedel yang jadi andalan.
Tak perlu menunggu lama, waktunya bersantap tiba. Nasi merah hangat mengepul yang usai diambil bakul begitu harum dan pulen. Perlahan saya mencoba terlebih dahulu perkedel kentang yang ukurannya cukup besar. Kentangnya lembut, gurih, asin, dan tekstur daging sapi cincangnya masih terasa sedikit. Sementara bagian luar perkedelnya renyah, memang digoreng agak lama hingga cokelat.
Perkedel daging cincang ala Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Selanjutnya, mencicipi soto bandung. Duh, kuah soto bening ini benar-benar gurih kaldu sapi asli, dengan permukaan yang masih tampak lemaknya namun tak berlebihan. Sehingga rasa soto ini enggak bikin enek, melainkan sangat ringan di tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Soto bandung sangat khas dengan isian potongan daging, lobak, dan kacang kedelai goreng. Daging sapi dan lobaknya juga sangat empuk. Sementara kacangnya masih renyah. Soto ini nikmat juga bila ditambahkan sambal serta perasan jeruk limau.
Soto Bandung menu andalan Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Tak lupa saya juga mencoba ikan nila merah bakar. Kalau kamu suka ikan bakar, menu makanan satu ini saya rekomendasikan untuk kamu coba. Sebab, daging ikan nilanya lembut, gurih, dan benar terasa masih segar. Tidak bau amis sama sekali. Terlebih ikan nila ini diberi tambahan bumbu irisan bawang dan aneka cabai, yang sekilas terlihat mirip menu ikan bakar ala Padang, tapi tidak pedas, ya.
Ikan nila bakar, salah satu lauk favorit di Warung Nasi Ma Eha di Pasar Cihapit, Bandung. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Hmm, bersantap yang sungguh nikmat meski di tempat makan sederhana saja; bahkan dalam pasar tradisional. Makan di warung ini pun tidak akan menguras kantong, karena lauk goreng-gorengan dibanderol mulai dari Rp 2.000. Sedangkan lauk lain mulai dari Rp 6.000, hingga Rp 30 ribu untuk ikan bakar. Ya, seorang pelanggan biasanya menghabiskan Rp 15-25 ribu untuk sekali makan.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu berminat makan enak saat ke Bandung, mampirlah ke Warung Nasi Ma Eha. Saya sarankan untuk datang di sekitar pukul 09.00-10.00 pagi kalau mau menikmati lauk yang masih komplit.
Warung Nasi Ma Eha
Alamat: Dalam Pasar Cihapit, Jl. Cihapit No.8A, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40114.
Jam buka: 06.00-15.00 WIB.