Cerita Tasya Kamila yang Gemar Membuat Pupuk Sendiri

6 Desember 2018 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sidoajo Saiful Ilah (Kanan) , Vice President Djarum Foundation FX Supanji (Kedua dari kanan) di acara penanaman  pohon trembesi. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sidoajo Saiful Ilah (Kanan) , Vice President Djarum Foundation FX Supanji (Kedua dari kanan) di acara penanaman pohon trembesi. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Mantan artis cilik, Tasya Kamila masih menunjukkan gairahnya dalam aksi kepedulian lingkungan. Tasya kembali didapuk menjadi duta lingkungan pada program penghijauan 8.400 Trembesi oleh Djarum Foundation, Rabu (5/12) di Alun-Alun Kota Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang baru saja melepas masa lajangnya ini menceritakan singkat pengalaman dirinya sebagai duta lingkungan. Menurutnya, perlu perjuangan berat untuk menjaga komitmen diri sebagai seorang pejuang lingkungan.
"Saya pernah jadi Duta dari Kementerian LH mulai 2005-2006. Kali ini turut menyaksikan penanaman trembesi di Kabupaten Sidoarjo. Ini kebanggaan yang saya miliki," ujarnya.
Menurut Tasya, kepedulian lingkungan bisa mulai dilakukan dari beberapa kegiatan kecil yang mampu dilakukan. Tasya sendiri cukup senang menanam dan memelihara pohon. Namun, kendala kesibukan pekerjaan membuat dirinya harus mengatur waktu dengan baik.
Selain itu, Tasya biasa bergantian peran bersama keluarganya untuk merawat tanaman. "Tanam dan pelihara pohon kalau sempat. Banyak yang bisa kita buat untuk lingkungan sesuai kita sukai dan kita bisa ," tandas penyanyi lagu hits 'Anak Gembala' ini.
Bupati Sidoajo Saiful Ilah (tengah) menghadiri acara penanaman pohon trembesi. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sidoajo Saiful Ilah (tengah) menghadiri acara penanaman pohon trembesi. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
Meski tergolong sibuk, Tasya mengaku dirinya biasa membuat pupuk sendiri. Dia telah memiliki tabung komposter (penghasil kompos) yang bisa dipakainya sewaktu-waktu.
ADVERTISEMENT
"Aku bikin pupuk sendiri di rumah. aku punya tabung komposer. Sisa makanan, sisa kulit buah atau daun yang organik biasanya aku simpan di sana. Kalau menanam memang sering enggak ada waktu di rumah," ujarnya.
Tasya menjelaskan, setelah sisa-sisa sampah organik dikumpulkan di tabung komposter kemudian disemprot dengan bioaktivator sebagai pengurai. Tak butuh waktu lama, Tasya pun bisa memanen pupuk kompos.
"Cukup dalam 3-5 hari bisa dipanen nanti bisa berupa pupuk cair dan kompos. Jadi tak perlu beli dan bisa langsung dipakai," Jelasnya.
"Tantangannya (Duta lingkungan) memanage komitmen. Kadang di rumah gantian yang jagain. Lingkungan keluarga dulu bisa kita mulai," imbuhnya.
Pakailah Produk Daur Ulang.
Tasya juga menyampaikan rasa keprihatinannya dengan membludaknya sampah plastik yang membuat beberapa satwa mati karena terpapar kumpulan limbah sampah.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, upaya yang dilakukan tidak bisa muluk-muluk. Dia sendiri kini mulai berkegiatan sehari-hari untuk bijak dalam pemakaian plastik atau kresek. Aktivitas mulai belanja dan bekerja, Tasya tidak lupa menggunakan tumbler atau wadah yang bisa dipakai berkali-kali.
Shafa Tasya Kamila mengungkapkan ingin jadi Menteri Lingkungan Hidup. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Shafa Tasya Kamila mengungkapkan ingin jadi Menteri Lingkungan Hidup. (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
"Sudah saatnya kita mengurangi plastik. Membawa botol minum dari rumah. Tas belanja dari rumah yang ramah lingkungan," ujarnya.
Tidak lupa, Tasya semaksimal mungkin menerapkan prinsip Reduce-Reuse-Recycle. Salah satunya dengan mengutamakan penggunaan produk yang berasal dari daur ulang.
"Selalu menggunakan bahan non plastik sedotan, botol air kemasan. Pakai produk yang bisa didaur ulang. Banyak sekali jenis yang bisa kita dapat di pasaran," tutup Tasya Kamila.