GIGI Rapikan Berkas Lagu Sebagai Warisan untuk Anak-Cucu

27 Maret 2019 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan Band Gigi All Star di konser Love Fest Vol. 3. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Band Gigi All Star di konser Love Fest Vol. 3. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Grup band GIGI berencana menggelar konser tunggal di Yogyakarta pada 14 September mendatang. Konser tersebut diadakan untuk memperingati 25 tahun GIGI berkarya di industri musik Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Selain sibuk mempersiapkan konser tunggal, para personel GIGI yang terdiri dari Armand Maulana (vokalis), Dewa Budjana (gitaris), Thomas Ramdhan (bassist), dan Gusti Hendy (drummer) juga tengah merapikan karya-karya mereka selama berkarier. Hal itu dinilai sangat penting untuk keberlangsungan anak-cucu mereka.
"Merapikan seluruh berkas (kumpulan lagu) dari tahun 1994 sampai 2019 ini," ucap Armand saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (26/3).
Pelantun '11 Januari' tersebut mengungkapkan, pihak manejemen terus berusaha mengumpulkan mantan personel untuk membantu.
Agar, karya-karya yang pernah diciptakan dan dibawakan saat masih bersama GIGI dapat terus dinikmati oleh banyak kalangan melalui berbagai macam platform yang tersedia.
Konferensi Pers Band Gigi terkait konser 25 tahun di Yogyakarta. Foto: Aria Pradana/kumparan
Menurut Armand, proses merapikan seluruh berkas-berkas karya tersebut sudah dilakukan selama hampir 4 tahun ke belakang. Sehingga, butuh kemauan yang keras agar karya yang pernah mereka ciptakan tidak terganggu dengan urusan hak cipta.
ADVERTISEMENT
"Penginnya nanti setelah anak-anak kita (mantan personel GIGI) kembali ke pangkuan kita, kita ingin membuat dan mengelola sebuah yayasan untuk kita sendiri. Karena sekarang, lagu-lagu dan karya sudah metadata," terang Armand.
Berkas-berkas karya ini diharapkan dapat diwariskn secara turun-temurun pada para personel GIGI. Jadi, cucu-cucu para personel dapat membawakan lagu milik GIGI, khususnya bagi mereka yang ingin berkarier di jalur musisi.
"Kalau misalnya tidak beres, kasihan banget anak-cucu kita nanti. Yang paling parah adalah sebetulnya, pada saat anaknya Thomas ataupun Hendy atau keturunan kita mau menyanyikan lagu kita, ternyata enggak boleh. Ternyata, kita sendiri juga enggak tahu, dan kejadian itu sering terjadi dan mungkin akan terjadi. Itu yang kita enggak mau," ungkap Armand.
Penampilan Band Gigi All Star di konser Love Fest Vol. 3. Foto: Helmi Afandi/kumparan
"Kalau sekarang kita mengeluarkan suatu karya dan ada di platform digital, itu sudah bisa dinikmati oleh seluruh dunia dan itu yang harus dibereskan. Insyaallah, diberi kelancaran," imbuh suami dari penyanyi Dewi Gita tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Budjana menambahkan bahwa saat ini, pihaknya masih terus berjuang untuk mendapatkan kembali hak cipta dari karya-karya lagu yang pernah diciptakannya. Budjana menyebut bahwa menciptakan sebuah karya jauh lebih sulit daripada membuat keturunan.
"Karya itu memang enggak ada batasnya juga, ya. Tapi, kita sendiri enggak tahu haknya sampai sekarang dan ternyata di negeri ini masih berlaku hal-hal yang tidak pakai nurani, mengambil hak orang lain. Dan itu bukan hanya GIGI, tapi ada juga seniman-seniman yang tidak memiliki haknya sendiri, berlaku dari zaman dulu. Ternyata, di zaman sekarang yang sangat modern, ini masih terjadi juga," jelas pemilik album 'Mahandini' tersebut.
Penampilan Band Gigi All Star di konser Love Fest Vol. 3. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Di sisi lain, Armand menambahkan bahwa perjalanan industri musik Indonesia belum sepenuhnya diimbangi dengan hukum yang mengarah pada kemaslahatan antara musisi, pihak label, hingga pemerintah.
ADVERTISEMENT
Untuk urusan hukum terkait musik, Indonesia, kata Armand, masih kalah ketat dengan Eropa, AS, hingga Jepang.
"Kalau indie bagus banget polanya karena indie dari awal. Kalau artis major itu, industri musiknya dulu hukum-hukumnya itu memang sangat normal, sambil berjalan. Di momen 25 tahun ini, mudah-mudahan September nanti GIGI itu sudah ada titik terang," harap pria berusia 47 tahun tersebut.
Penyanyi lagu 'Andai' ini menuturkan, pihaknya masih terus memikirkan cara agar karya-karya yang pernah diciptakan dapat dengan mudah diekspresikan secara bebas oleh semua kalangan.
"Misalnya, kita bawa lagu 'Janji' ciptaan kita. Tapi, karena hukumnya dan banyak cacat-cacatnya, susah banget mengeluarkan 'Janji' dengan formasi ini pada platform yang sekarang sudah ada," kata Armand mencontohkan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dia juga memberi contoh lain, seperti anaknya Thomas Ramdhan, Bounty Ramdhan, yang saat ini aktif terjun sebagai seorang drummer dan YouTuber, yang terkena masalah terkait hak cipta karena mendaur ulang lagu berjudul 'Jomblo'. Padahal, lagu tersebut diciptakan oleh ayahnya dan dinyanyikan oleh grup band Gigi.
"Menurut dia (Bounty Ramdhan), lagu bokap dia, ya, sudah, disikat saja, rekaman, masukin ke YouTube. Terus tiba-tiba, di-block. Terus, anaknya nanya ke Thomas, 'Kok, ini di-block, 'kan lagunya ciptaan elu. Tahu enggak lu?'. Terus, 'Gue enggak tahu apa-apa, ini 'kan bahaya'. Anaknya sendiri lho, itu," tutur Armand menjelaskan.
Armand Maulana. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
"Bukan masalah materi, ya. Dapat (pendapatan) gede, Alhamdulillah. Yang bahaya, kita mau nyanyiin lagu itu meskipun punya kita, tapi enggak bisa. Itu yang bahaya dan lebih parah," tutup Armand Maulana.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan masalah hak cipta tersebut dapat terjadi karena GIGI beberapa kali berganti label musik. Sebelum mempunyai manejemen sendiri, GIGI pernah menjadi bagian dari Atlantic Record, Ceepee Production, Sony Music Indonesia, POS Record, Universal Music Indonesia, Demajors, hingga E-motion Entertainment.