Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Satu tahun telah berlalu sejak tsunami dahsyat menghantam Banten dan Lampung Selatan pada 22 Desember 2018. Dalam tragedi itu, empat personel band Seventeen meninggal dunia dan menyisakan sang vokalis, Riefan Fajarsyah atau yang akrab disapa Ifan Seventeen .
ADVERTISEMENT
Bukan cuma itu, Ifan juga kehilangan salah satu sosok yang paling dicintainya. Ia adalah sang istri, Dylan Sahara.
Untuk mengenang tragedi tsunami Banten dan Lampung Selatan sekaligus kepergian para sahabat dan istri, Ifan menggelar tahlilan. Tidak sendiri, Ifan ditemani oleh tim manajemen dari Seventeen.
"Jadi, tahlilan hari ini memang dilakukan untuk mengenang almarhum (personel Seventeen dan Dylan) dan tepat juga di hari kejadiannya, 22 Desember di tahun lalu. Di mana sekarang aku di sini bersama tim manajemen yang tersisa nih dan keluarga teman-teman nih. Kita sekalian lah tahlilan dan yasinan mengenang kejadian kemarin," ungkap Ifan ketika ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Timur, Minggu (22/12).
Selama ini, memang Ifan mengaku rutin mengadakan pengajian. Selain untuk beribadah, ia juga merasa pengajian di perlukan untuk memberi amal anggota Seventeen yang telah tiada.
ADVERTISEMENT
"Memang dalam setahun ini rutin adain pengajian sih. Ada beberapa pengajian yang khusus kita adakan untuk mendoakan almarhum dan almarhumah. Karena menurutku, enggak ada yang bisa kita kasih lagi sih selain doa," tuturnya.
Meski mengaku sudah ikhlas, Ifan tetap masih sering merasa berat dan berduka ketika mengadakan pengajian. Apalagi, kali ini tahlilan digelar khusus untuk mengenang satu tahun kepergian para sahabat dan istri.
"Ya, mungkin karena hari ini tepat setahun kali ya, dari pagi aku udah banyak flashback aja gitu. Kayak, 'Tahun lalu, jam segini aku lagi ngapain ya? Lagi di mana sih gue?' Ya, anak-anak manajemen juga ngeras gitu," kata Ifan.
"Manajer-ku malah bilang, katanya dia mimpi melihat jenazah. Entah secara emosional atau apa, tapi tahlilan yang tepat setahun ini bikin aku ke-remind terus," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Setiap kali manggung off air, Ifan pun masih terus merindukan empat sahabatnya, Bani, Herman, dan Andi. Di keseharian, ia juga acap kali menangis ketika mengingat sosok Dylan.
"Ya, gimana ya, dulu kita kan enggak pernah pisah jauh gitu. Tiba-tiba sudah setahun gitu mereka semua enggak ada," ujarnya.
Meski begitu, Ifan enggan terus berduka di tahun depan. Ia berharap bisa menjalani hari-hari dengan lebih baik, tanpa banyak berduka seperti di tahun ini.
"Di tahun 2020 secara luas, aku maunya hidup selama 12 bulan lagi gitu. Tahun ini kan aku selama 7 sampai 8 bulan itu berasanya antara hidup dan enggak, kebanyakan bengong gitu," imbuhnya.
Ifan menggelar tahlilan di kawasan Tebet sejak pukul 20.00 WIB. Ustadz yang memimpin jalannya tahlilan banyak memberi wejangan pada Ifan dan tim manajemen Seventeen mengenai keikhlasan dan ketabahan selama berkhotbah.
ADVERTISEMENT
Tahlilan baru berakhir pukul 22.00 WIB. Meski terlihat raut wajah sedih, Ifan sama sekali tidak menangis dan itu pun menjadi pertanda bahwa ia memang sudah mulai bisa untuk sepenuhnya mengikhlaskan kepergian para sahabat.