Kecanduan Main Game, Dimaz Andrean Sering Dimarahi Istri

30 April 2018 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dimaz Andrean (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dimaz Andrean (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bermain game menjadi salah satu cara bagi orang-orang tertentu untuk mendapatkan hiburan atau kesenangan. Lama-kelamaan, jika tak dibatasi, seseorang bukan hanya dapat sekadar gemar bermain game, namun juga kecanduan atau ketagihan.
ADVERTISEMENT
Itulah yang terjadi pada Dimaz Andrean. Aktor berusia 33 tahun tersebut mengaku telah kecanduan bermain game.
"Parah, sih. Enggak tahu, addict banget. Kadang-kadang gue merasa mungkin gue gamer kali ya, cuma versinya amatir, enggak dibuat jadi profesional. Kalau di rumah terutama ya, pasti main game. Enggak bisa lihat PC nganggur," aku Dimaz ketika bertandang ke kantor redaksi kumparan (kumparan.com) baru-baru ini.
"Karena mungkin sudah addict banget, dalam sehari pasti ada mainnya. Terutama kalau lagi capek, lagi malas buka produce-an, lagi enggak syuting, lagi stuck di produce, ya main game dulu," lanjutnya.
Dimaz Andrean. (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Dimaz Andrean. (Foto: Munady Widjaja)
Menurut pemain sinetron 'Bawang Merah Bawang Putih' itu, dirinya memang telah senang bermain game sejak kecil. Sega hingga game sederhana yang ada di ponsel kerap dimainkannya.
ADVERTISEMENT
Saat duduk di bangku SMA, Dimaz mulai mengenal Counter-Strike 1.6 dan lama-kelamaan menggandrunginya. Saat itu, ia bahkan sempat mengikuti turnamen kecil Counter-Strike 1.6 di Surabaya.
"Dari situ sih, keterusan sampai sekarang. Masih main Counter-Strike juga, tapi yang Global Offensive. Lalu akhirnya menjalar ke game yang lain," ungkap Dimaz.
"Kalau di PS (PlayStation) mungkin kayak FIFA atau Winning Eleven zaman dulu. Sempat main MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) juga kayak Mobile Legends atau Vainglory. Akhirnya balik lagi ke yang battle royale kayak PUPG dan lain-lain," sambungnya.
Dimaz Andrean (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dimaz Andrean (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Lantaran kecanduan, Dimaz tak segan untuk mengeluarkan uang untuk membeli karakter maupun hal lain yang dibutuhkan dalam bermain game. Namun, ia mengaku masih mampu membatasinya.
ADVERTISEMENT
"Gue tipikal orang yang kalau keluarin duit di game itu bisa memilah. Ada jutaan (per game), tapi enggak sampai Rp 3 juta. Dalam rentan waktu selama bermain game, misal Mobile Legends, gue pastikan tidak lebih dari Rp 1,5 juta yang gue keluarkan," ujarnya.
Di samping itu, berkat bermain Counter-Strike, Dimaz bertemu teman-teman baru. Mereka awalnya tergabung dalam sebuah tim, kerap berkomunikasi, melakukan kopi darat, lalu menjalin pertemanan dan kerap menjajal game lainnya.
Hanya saja, lambat laun, kecanduan Dimaz terhadap game ternyata turut berdampak kurang baik bagi kesehariannya. Selain mengganggu pekerjaan, hal itu juga mengurangi kualitas bertatap mukanya dengan orang lain.
"Aduh, apalagi Mobile Legends, ya. Sekarang sih sudah enggak main gara-gara ganggu. Pokoknya, dulu, kapan pun, di mana pun, kalau lagi nganggur, pasti buka. Kalau lagi ngobrol sama orang, lagi nongkrong, malah jadi main sendiri. Enggak efisien, ganggu banget," keluhnya.
ADVERTISEMENT
Kecanduan bermain game bahkan sempat mengganggu hubungan Dimaz dan istrinya, Novita Tri Utami Dewi. Tak jarang, perempuan yang akrab disapa Vii tersebut melayangkan keluhan.
"Wah, dia sangat komplain sih, karena buat dia itu mengganggu sekali. Pernah (berantem), pernah juga. Kebetulan gue sama bini punya kepribadian yang berbeda jauh, berbanding terbalik. Tapi better berbeda, gue jadi diingatkan bahwa main game terus itu enggak baik," ucapnya.
Alhasil, kini ia memindahkan semua game yang berada di ponselnya. Dengan demikian, Dimaz tak akan tergoda untuk memainkan game setiap ia merasa memiliki kesempatan.
"Semua yang di mobile gue pindahkan ke PC. Kan ada emulator namanya Nox sehingga semua game di Android bisa dipindah ke PC. Jadi, di handphone sudah enggak ada game, biar enggak main-main terus," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kini, godaan terbesar Dimaz untuk bermain game ada pada PC yang terdapat di rumahnya. Alhasil, ia harus keluar rumah setiap ingin fokus bekerja agar konsentrasinya tak teralihkan oleh game.