Komedian Kadir: Dulu di Rumah Uang Ratusan Juta, Sekarang Mentok Rp 2 Juta

24 Oktober 2022 14:20 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komedian Kadir Srimulat pada sesi wawancara bersama kumparan di kediamannya di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komedian Kadir Srimulat pada sesi wawancara bersama kumparan di kediamannya di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Karier Kadir di kancah hiburan Indonesia pernah berjaya pada rentang tahun 1980-an hingga awal 2000-an. Berawal dari menjadi pelawak, pria berusia 71 tahun itu kemudian melejit namanya sebagai aktor komedi.
ADVERTISEMENT
kumparan baru-baru ini menemui Kadir di kediamannya untuk berbincang santai. Pada momen tersebut, ia mengenang masa-masa kejayaannya dulu; ketika wajahnya kerap terpampang di layar lebar maupun televisi dan hidupnya bergelimang harta.
Komedian Kadir Srimulat pada sesi wawancara bersama kumparan di kediamannya di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Dari Srimulat hingga Puluhan Film Layar Lebar

Kadir, yang lahir di Lumajang, Jawa Timur, pada 3 September 1951, tak meneruskan pendidikan usai SMP. Pada 1967, dirinya bekerja sebagai tukang tarik layar pertunjukan. Tiga tahun setelahnya, ia mulai bermain ludruk.
Pemilik nama asli Mubarak tersebut kemudian punya keinginan kuat untuk bisa masuk ke grup lawak ternama Srimulat. Sempat ditolak saat pertama kali mendaftarkan diri. Ia kembali mendaftar dan berhasil diterima untuk bergabung dengan grup lawak masyhur tersebut pada 1983.
Dalam perjalanannya sebagai pelawak, Kadir pernah membuat grup lawak Merdeka bersama Basuki, Timbul, Nurbuat dan Rohana. Ia kemudian sempat pula membentuk grup lawak Batik dengan Basuki, Timbul, dan dirinya sebagai anggota. Namun, kedua grup itu tak bertahan lama.
Kadir (kanan) dan Doyok dalam film Kanan Kiri Oke III. Foto: YouTube/MVP Classic Video
Nama Kadir kemudian mulai dikenal luas berkat film layar lebar perdananya, Cintaku di Rumah Susun. Keterlibatannya di film yang dirilis pada 1987 tersebut, menurut Kadir, adalah prestasi paling membanggakan di sepanjang perjalanan kariernya.
ADVERTISEMENT
“Membanggakan bagi saya itu ketika saya main film pertama. Masuk Jakarta enam bulan, tahu-tahu diajakin main film,” ujar Kadir sambil matanya menerawang dan senyumnya mengembang.
Sebelumnya, Kadir hanya pernah berakting di depan kamera sekali, saat melawak bersama Srimulat. Penampilannya itu menyita perhatian Nya' Abbas Akup, sutradara film Cintaku di Rumah Susun.
Kadir (kanan) dalam film Cintaku di Rumah Susun. Foto: YouTube/MVP Classic Video
Dalam film Cintaku di Rumah Susun, Kadir berperan sebagai Sandrak. Ia beradu akting dengan aktor serta komedian yang sudah lebih dulu tenar.
“Kebetulan sutradaranya terkenal, top waktu itu. Pemain terkenal semua, Deddy Mizwar, Eva Arnaz, ada Doyok. Doyok sudah empat film, saya baru masuk. Film itu meledak, dikatrol nama saya. Itu yang paling berkesan bagi saya. Biasanya, orang main film sekali enggak mungkin langsung nanjak,” ucap Kadir.
ADVERTISEMENT
Kadir, di film tersebut. dituntut untuk berlogat Madura meski ia bukan orang Madura. Siapa sangka, lakonnya saat menggunakan logat itu justru menjadi ciri khas dan daya tarik yang membuat ia laris manis di kancah akting hingga bertahun-tahun kemudian.
Produser film Cintaku di Rumah Susun, Raam Punjabi, puas dengan akting Kadir. Karena itu, Kadir langsung dikontrak selama satu tahun.
Kadir (kiri) bersama Doyok di Kanan Kiri OK. Foto: YouTube/MVP Hits
Di tahun yang sama, Kadir langsung tampil dalam film layar lebar lainnya, yakni Kecil-kecil Jadi Pengantin. Di film ini, ia kembali beradu akting dengan Doyok.
Kerja samanya dengan Doyok sebagai lawan main tak berhenti sampai di situ. Pada 1989, mereka dipertemukan dalam Kanan Kiri OK. Film ini meraih kesuksesan hingga dibuat lanjutannya, yakni Kanan Kiri OK II dan Kanan Kiri OK III, yang masih dibintangi oleh Kadir dan Doyok.
ADVERTISEMENT
Di tahun yang sama ketika Kanan Kiri OK dirilis, Kadir juga muncul dalam enam filmlainnya, termasuk salah satunya Kanan Kiri OK II. Hingga 2020, tercatat 27 film layar lebar telah dibintangi olehnya.
Selain membintangi film layar lebar, Kadir juga merambah ke industri sinetron. Abu dan Nawas yang tayang pada 1997 menjadi debutnya sebagai pemain sinetron. Hingga kini, sudah 10 sinetron yang pernah ia bintangi.
Sejumlah foto yang dipajang di kediaman Kadir Srimulat di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Bergelimang Harta dan Bahagia Bisa Bantu Keluarga

Lewat dunia akting yang digelutinya, Kadir tak cuma meraih ketenaran. Hidupnya pun teramat berkecukupan, begitu berlimpah rezeki.
Kadir tentu punya uang tabungan yang cukup besar. Selain itu, ia juga berinvestasi dengan membeli sejumlah aset, seperti tanah, rumah, hingga mobil.
ADVERTISEMENT
“Dulu, di rumah aja uang ratusan juta. Sekarang, di rumah paling mentok Rp 2 juta. Berasa banget. Dulu di tabungan paling kecil Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar, sekarang paling banyak Rp 50 juta, mentok-mentok 100 juta, nanti turun lagi,” beber Kadir.
Bicara soal masa ketika ia bergelimang harta, Kadir punya pencapaian yang membanggakan baginya. Saat itu, ia sungguh bahagia karena bisa membelikan rumah untuk ibu dan saudara-saudaranya.
“Yang paling bahagia itu saya bisa membelikan rumah saudara saya, ada empat saudara, saya belikan ibu saya, saya tempatkan di tengah kota di mana saya lahir. Kan, dulu, kan, mengontrak,” ujar Kadir.
“Saya juga bisa berangkat haji bareng berdua ibu saya. Kan, bahagia banget,” tambahnya.
Komedian Kadir Srimulat pada sesi wawancara bersama kumparan di kediamannya di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Periode Pahit dalam Hidup: Pasang Ring Jantung hingga Jual Aset

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Layaknya roda berputar, hidup seseorang kadang sampai pada titik terendahnya. Demikian pula yang dialami oleh Kadir.
Setelah Kadir melalui masa jaya—masa ketika tubuhnya bugar sehingga mampu melakoni berbagai pekerjaan yang membuatnya berlimpah pengalaman dan materi, tibalah periode pahit dalam hidupnya. Pada titik rendahnya itu, ia terkena serangan jantung.
Kadir, kala mengalami serangan jantung, sedang di tengah produksi sinetron. Ia pun kemudian memutuskan untuk berhenti dari proses syuting tersebut.
“Paling pahit itu pas sakit, itu 2001 sampai 2007. Saya lagi syuting stripping itu, ada produksi. Saya mulai stripping baru sebelas episode. Sebelumnya sudah ada rasa, kalau lari, kok, capek. Awalnya itu, enggak ngerti ada penyumbatan, rasanya sehat aja,” ungkap Kadir kala kumparan bertandang ke kediamannya baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Saat itu, pada 2001, dokter menyarankan Kadir untuk memasang ring jantung. Hanya saja, pelawak sekaligus aktor tersebut tak langsung menuruti.
Komedian Kadir Srimulat pada sesi wawancara bersama kumparan di kediamannya di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sebagai gantinya, Kadir mengambil keputusan untuk vakum dari kancah hiburan. Ia memilih untuk mengistirahatkan tubuh dari rutinitas syuting.
“Bukan enggak ada yang manggil, tapi saya yang enggak ngambil karena enggak berani. Napas kalau berat dikit itu takut nyesek. Lebih baik nganggur aja,” ucapnya.
Selama sekitar enam tahun setelah terkena serangan jantung, Kadir menganggur. Pemasukan tak ada, sementara kebutuhan harus terus dipenuhi. Belum lagi, ia juga membutuhkan biaya untuk berobat, mengingat dirinya tak memiliki asuransi kesehatan.
Dari hasil kerja keras di tahun-tahun sebelumnya, Kadir memang memiliki cukup banyak aset. Setelah tabungan menipis, ia pun mulai melepas aset-aset miliknya.
ADVERTISEMENT
“Nah, iya, saat jual aset-aset itu paling pahit,” ujar Kadir.
Komedian Kadir Srimulat ditemui kumparan di kediamannya di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Yang awalnya dijual oleh Kadir adalah sejumlah mobil. Sebelumnya, ia mempekerjakan sopir. Usai menjual mobil-mobilnya, dirinya memilih untuk menyewa sopir panggilan hanya jika sedang butuh.
“Mobil saya yang lumayan, ya, ada BMW, Carnival, Genio, saya jual semua akhirnya. Setelah saya jual, saya beli Karimun kecil buat mondar-mandir aja, keluarga yang pakai,” kata Kadir.
Tak cukup hanya menjual mobil-mobilnya, Kadir mulai merelakan perhiasan istri, rumah, hingga tanah. Ia membutuhkan tak sedikit uang karena, selain tabungan ludes, dirinya juga telah merasa harus benar-benar memasang ring jantung.
“Setelah itu habis, baru perhiasan, perhiasan istri. Saya jual rumah di kampung ada dua, saya jual satu-satu.
ADVERTISEMENT
Kadir akhirnya menjalani pemasangan ring jantung pada 2007. Hingga kini, kondisi kesehatannya terbilang stabil. Ia rutin mengonsumsi obat dan sesekali datang ke dokter jika merasa ada yang tak beres pada tubuhnya.
“Kalau ada rasa enggak enak aja, cek langsung ke dokter jantungnya. Kalau kata dokter enggak ada masalah, ya, sudah, pulang,” ujar Kadir.
Komedian Kadir Srimulat ditemui kumparan di kediamannya di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Hikmah yang Dipetik

Masa-masa sulit tersebut pada akhirnya tak cuma meninggalkan kenangan pahit bagi Kadir, melainkan juga hikmah. Ia kini sadar betul bahwa kejayaan seorang seniman ada masanya.
Lebih dari itu, dalam kehidupan, apa pun bisa terjadi. Alangkah baiknya ketika seseorang bersiap untuk hal-hal buruk dan tak hanya terlena dengan kemudahan yang tengah dirasakan. Inilah hikmah yang kini berupaya dibagikan Kadir kepada orang-orang.
ADVERTISEMENT
“Jangan anggap kita akan sehat terus, sukses terus. Ingat masa tua kita,” ucap pemilik nama asli Mubarak tersebut.
“Jadi, saya harapkan adik-adik junior saya jangan sampai lengah. Saya waktu itu setengah lengah, dalam arti waktu itu enggak ada asuransi kesehatan, begitu sakit, ya, sebagian aset kejual,” tandasnya.
Ya, Kadir bersyukur tatkala asetnya tak lantas ludes. Selain itu, kini ia juga masih bisa berupaya untuk mendapatkan penghasilan dengan menjalankan bisnis kuliner.
Perjalanan hidup Kadir. Foto: kumparan