Melanie Subono Ajak Masyarakat Berani Bersuara Lawan Kebakaran Hutan

13 September 2019 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musisi sekaligus aktivis Melanie Subono saat ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat, (13/9). Foto: Dok. Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Musisi sekaligus aktivis Melanie Subono saat ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat, (13/9). Foto: Dok. Ronny
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Riau semakin meluas. Akibat yang dirasakan dari kebakaran tersebut, sebanyak 12 kabupaten dan kota mengalami kabut asap, hingga sejumlah sekolah diliburkan, karena dikhawatirkan siswa-siswinya terjangkit ISPA.
ADVERTISEMENT
Melanie Subono, selaku aktivis lingkungan mengatakan bahwa kebakaran yang terjadi di Riau, bukanlah kali ini saja terjadi. Ia menganggap hal itu dari akibat pembiaran dari pemerintah.
"Gue boleh jadi pemberontak lho, he-he-he. Itu yang dilakukan dengan sengaja oleh pemerintah. Karena pemerintah selalu melakukan pembiaran terhadap masyarakatnya," ucap Melanie Subono saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (13/9).
Api menjalar membakar semak belukar dan pepohonan akasia di kawasan hutan konservasi, Medang Kampai, Dumai, Riau, Minggu (3/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Anak dari promotor musik, Adrie Subono, itu menyebut kebakaran hutan yang terjadi di Pekanbaru, Riau dan wilayah lain, telah terjadi sekitar belasan tahun lamanya.
"Ini sudah tahun ke-16 atau 17. Tapi baru sekarang aja dinaikkan oleh media, seolah-olah baru, tapi sebenarnya itu sudah lama," ungkapnya.
Sebagai seorang aktivis, perempuan berusia 42 tahun ini sudah sering mengajukan gugatan mengenai pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh polusi udara, dampak dari kebakaran hutan dan lahan.
ADVERTISEMENT
Di bawah bendera Citizen Law Suit untuk polusi udara, pihaknya telah melakukan sidang ketiga. Namun, lagi-lagi respons yang didapatkan masih belum memuaskan.
"Kalau pemerintah kan mikirnya, 'Melanie lagi, Melanie lagi yang nuntut, yang protes'. Sebenarnya harus, kalau masyarakat sadar bahwa kesehatan adalah bagian dari hak hidup dan hak asasi gue. Maka sebetulnya bisa diproses hukum," katanya.
Selain bekerja dengan membuat gerakan sendiri, Melanie Subono juga menggandeng organisasi lingkungan seperti WALHI, hingga Greenpeace, untuk terus menyuarakan agar aktivitas pembakaran hutan dan lahan tidak semakin meluas.
Melanie meminta agar semua pihak, khususnya warga setempat untuk terus sama-sama bersuara dalam menangani masalah kebakaran hutan tersebut. Sehingga, tidak hanya bergantung kepada aktivis yang ada di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita ngomong Riau dan Sumatera, kita butuh benar-benar orang Sumatera untuk bergerak. Enggak bisa semua dilemparkan ke Jakarta. Jangan terus orang Jakarta, Tolong bersuara untuk kita dong'. Ya enggak, ayo, yang di sana ayo juga," tuturnya.
Musisi sekaligus aktivis Melanie Subono saat ditemui di kawasan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat, (13/9). Foto: Dok. Ronny
Menurutnya, sudah banyak masyarakat terutama anak-anaknya, yang meninggal karena ISPA. Akan tetapi, belum ada penyelesaian konkret dari pemerintah dalam mengatasi masalah kebakaran hutan.
"Kalau mau tahu, tanya anak-anak Geisha tuh. Mereka yang dari kecil hidup di sana dengan asap. Cuma ya gimana, selama izin perusahaan terus dikeluarkan oleh pemerintah, dan tidak pernah dicek apakah itu perusahaan yang ramah lingkungan atau enggak, ya begitu jadinya," ungkapnya.
Maka dari itu, Melanie Subono akan meninjau langsung lokasi kebakaran hutan dan lahan yang ada di Pekanbaru, Riau dalam waktu dekat. Sehingga, ia semakin mengetahui seberapa parah dampak kabut asap tersebut bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Besok (14/9) pagi gue ada di Pekanbaru. Nah, di situ gue akan lihat dan berani berkomentar lebih jauh lagi," tandas Melanie Subono.