Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menikmati Ska Band Madness dan Comeback Bondan Prakoso di Mola Chill Fridays
8 Agustus 2021 11:15 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aksinya Bondan Prakoso di Mola Chill Fridays tampak sangat santai dengan set semi akustik yang diusung. Sebagai lagu pertama, Bondan yang mengenakan busana serba hitam langsung menghentak dengan lagu Menerjang Matahari. Lagu penuh semangat itu merupakan salah satu hits dari EP Generasiku (2014).
Bondan pun langsung melanjutkan penampilan dengan menyanyikan lagu Take It Easy yang juga menjadi bagian dari EP Generasiku tersebut. Setelah itu, ia sempat menjawab pertanyaan fans mengenai pengaruh pandemi COVID-19 pada penciptaan lagu-lagunya.
Di tengah pandemi, Bondan merupakan salah satu musisi yang aktif berkarya, dengan merilis single ‘Sama Rapuhnya’ pada Desember 2020 yang ditujukan untuk kaum difabel, dan ‘Kabut’ pada September 2020, yang menggambarkan harapan sebagian orang yang kesulitan hidup di masa tak menentu.
Selain asyik tampil dengan penuh semangat, Bondan juga rajin menjawab berbagai pertanyaan dari fans di Twitter. Ia menjawab berbagai hal, mulai dari bagaimana mengatasi kebuntuan saat membuat karya sampai lagu apa yang menjadi mood booster-nya di masa pandemi.
ADVERTISEMENT
“Gue aktif bikin lagu dan aktif di media sosial. Tahun 2020 aktif di Instagram, YouTube juga masih jalan. Terus bikin konten dan bikin lagu,” kata Bondan.
Bahkan, ia sempat menyanyikan lagu I Will Survive yang di request oleh salah satu fans di Twitter. Dua lagu terakhir Bondan Prakoso adalah Luar Biasa Istimewa dam What The F?!
“Ini kegundahan gue di tahun 2017. Mungkin karena gue terlalu aktif di media sosial. Yang positif, negatif masuk semua, maka keluarlah lagu ini. Tapi pesannya enggak sekasar judulnya,” kata Bondan tentang lagu What The F?!.
Bondan tampil selama kurang lebih 35 menit. Setelah itu, giliran band asal Inggris, Madness, yang mengisi di Mola Chill Fridays.
ADVERTISEMENT
Sajian Musik Band Legendaris Madness
Berbeda dari Bondan Prakoso, Madness membawa nuansa nostalgia tersendiri bagi banyak pecinta musik ska/rocksteady di Indonesia. Ya, Madness memang salah satu garda terdepan di gelombang ke-2 invasi Jamaican music di seluruh dunia.
Di akhir era '70-an, Madness tak kalah populer dari beberapa band lain, seperti The Specials dan Beshara. Bukan cuma di musik, Mike Barson dan kawan-kawan dari Madness sukses menyatukan remaja kulit putih dan hitam yang kala itu acap kali terbelit kasus rasisme.
Tampil langsung dari London, Inggris, Madness membuka penampilan dengan lagu One Step Beyond. Semua personel Madness tampil sangat santai dengan busana sehari-hari, seperti kemeja, celana pendek, dan bahkan kaus.
Seperti biasa, Barson selalu tampil mencolok dengan keyboard-nya yang ditempeli stiker dengan logo Madness. Aksi panggung antara pemain saxophone, Lee Thompson, dan vokalis, Graham 'Suggs' McPherson, juga sangat atraktif dan seru.
ADVERTISEMENT
"Terima kasih," ujar McPherson dalam bahasa Indonesia setelah menyanyikan lagu One Step Beyond.
Penampilan dilanjutkan dengan lagu Embarrassment yang merupakan hit single Madness dari album Absolutely (1980). Saat lagu usai McPherson sempat bergurau dan mengatakam bahwa ia kecewa pada Thompson karena tidak memainkan solo saxophone di awal lagu.
"Sudahlah. Mengenai lagu selanjutnya ini, kami menulisnya pada 1976. Bisa dikatakan, ini adalah lagu hits pertama kami," kata McPherson sebelum melantunkan lagu The Prince.
Setelah itu, penampilan dilanjutkan dengam lagu My Girl, Sun And The Rain, Shut Up, House Of Fun, dan Baggy Trousers. Kemudian, Madness pun tak lupa untuk mempersembahkan satu hits yang membawa nama mereka melejit di seluruh dunia.
Ya, lagu itu adalah Our House yang rilis pada 1983 dan sempat memenangkan kategori Best Song di Ivor Novello Awards 1984. Our House adalah lagu yang bersejarah dan istimewa, karena menjafi salah satu tembang wajib bagi fans dari tim Liga Inggris, Aston Villa.
ADVERTISEMENT
Tiga lagu terakhir yang Madness bawakan adalah It Must Be Love, Madness, dan Night Boat To Cairo. Meski hanya secara virtual, penampilan Madness jelas membawa sebuah keceriaan tersendiri bagi fans setia musik ska/rocksteady di Indonesia.
Mirwan Suwarso, perwakilan Mola mengatakan, “Mola Chill Fridays selalu berupaya menghadirkan musisi-musisi dunia dan Indonesia legendaris yang akan mengobati rasa kangen pencinta musik akan pertunjukan-pertunjukan musik bermutu dan menghibur, yang bisa dinikmati selama masih harus di rumah.”
“Madness dan Bondan Prakoso adalah dua dari banyak musisi yang kami pilih untuk menghibur akhir pekan penonton, dan mereka pasti bisa menyajikan penampilan terbaiknya,” tutup Mirwan.
Buat kamu yang kemarin belum sempat menyaksikan penampilan Bondan Prakoso dan Madness bisa cek di sini .
ADVERTISEMENT