Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya, baru-baru ini, di kawasan Jakarta Pusat, kumparan berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Stephanie Poetri terkait karier bermusiknya. Ia memang tengah menjadi sorotan berkat sepak terjangnya di dunia tarik suara melalui ‘I Love You 3000’.
Antusiasme untuk segera berbincang dengan kumparan ditunjukkan olehnya yang kala itu bergaya santai dengan sweater hitam dan celana panjang kotak-kotak. Sikap ramah dan cerianya terasa betul tak sekadar dibuat-buat.
Betul bahwa Stephanie Poetri adalah anak dari seorang diva ternama Tanah Air, Titi DJ. Meski demikian, popularitasnya yang melesat sejak beberapa waktu belakangan bukanlah semata-mata karena nama besar sang ibu.
Sempat merilis lagu daur ulang ‘Bimbang’ pada 2016 dan ‘Appreciate’ pada April lalu, Stephanie Poetri kemudian hanya iseng-iseng menciptakan lagu dari kalimat ikonik dalam film ‘Avengers: Endgame’, ‘I Love You 3000’, yang diberikan oleh para pengikut akun Instagramnya.
ADVERTISEMENT
Direkam ala kadarnya menggunakan ponsel, lagu tersebut tanpa diduga justru digandrungi banyak orang, bahkan mendunia.
Kesuksesan lagu ‘I Love You 3000’ membuat nama Stephanie Poetri mulai dikenal di mana-mana. Kemampuan bermusiknya kian diperhitungkan.
Memulai perbincangan dengan kumparan, Stephanie Poetri mengaku tak pernah membayangkan dirinya berada di titik ini. Baginya, keberhasilan dan ketenaran yang diraihnya sekarang masih terasa seperti tak sepenuhnya nyata.
“Aku, sih, senang banget soalnya ini, tuh, kayak seakan-akan mimpi. Jadi, sebenarnya, aku dari kemarin kayak takut tiba-tiba lagi tidur, bangun-bangun masih sekolah, stres belajar, wow. Jadi, thankful banget, sih, bisa di sini,” ungkap Stephanie Poetri diselingi tawa.
Sembari mengubah posisi duduknya menjadi lebih santai, Stephanie Poetri melanjutkan kisahnya. Tumbuh besar dengan menyaksikan betapa berkilaunya Titi DJ sebagai penyanyi, ia semasa kecil justru tak ingin mengikuti jejak sang ibu.
ADVERTISEMENT
“Pas kecil, aku lihat mamaku kayak, ‘Waduh, gede banget (namanya),’ dan aku lihat dia capek banget kayaknya. Wah, aku enggak bisa,” ucap perempuan kelahiran 20 Mei 2000 tersebut.
Suasana kian mencair kala Stephanie Poetri terus bercerita mengenai betapa dirinya hanya mencoba-coba menulis lagu di kala senggang sebelum melanjutkan pendidikan ke tingkat perkuliahan. Ia tak menyangka karyanya mendapat begitu banyak apresiasi serta dukungan.
Ia juga senang tatkala berpeluang untuk bekerja sama dengan sang idola, seperti Jackson GOT7. Padahal, hingga beberapa tahun lalu, hal tersebut rasa-rasanya cuma angan-angan bagi Stephanie Poetri.
Lebih dari itu, Stephanie Poetri teramat gembira ketika mengetahui lagunya memberikan pengaruh positif bagi tak sedikit orang.
ADVERTISEMENT
“Kayak, wow, aku enggak pernah berpikir bahwa aku bisa bikin so many people, like, have fun with my song. Walaupun lagunya juga buat seru-seru saja, senang, sih, bisa bikin orang senang gitu,” pungkas Stephanie Poetri seraya matanya berbinar-binar.
Perbincangan kumparan dan Stephanie Poetri belum usai. Selanjutnya, perempuan berdarah campuran Indonesia-Amerika Serikat itu bercerita, meski impiannya untuk menjadi psikolog demi menolong orang lain tak lagi ingin digapai, ia tetap ingin membantu banyak kalangan melalui musik. Baca kisahnya di sini.