Tak Kuat Hadapi Penyakit Distonia, Ferry Irawan Sempat Ingin Bunuh Diri

8 September 2021 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ferry Irawan. Foto: Instagram / @ferryorawanofficial
zoom-in-whitePerbesar
Ferry Irawan. Foto: Instagram / @ferryorawanofficial
ADVERTISEMENT
Bintang sinetron Ferry Irawan mengidap penyakit yang cukup parah. Beberapa waktu lalu, pembuluh darah di kepalanya pecah dan ia harus menjalani perawatan intensif.
ADVERTISEMENT
Ferry Irawan ternyata mengidap penyakit distonia. Ia menjelaskan tentang penyakitnya itu saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube Melaney Ricardo.
"Distonia itu sakit yang diderita satu banding satu juta orang. Distonia adalah penyakit langka yang menyerang syaraf motorik otak kecil. Kalau sudah kambuh, menyebabkan orang tersebut seperti penderita parkinson, tremor, tubuh bergerak di luar perintah otak," ucap Ferry Irawan.
Aktor, Ferry Irawan. Foto: Instagram/ferryirawanofficial
Aktor berusia 44 tahun tersebut sudah mengidap distonia stadium tiga. Jika sedang kambuh, ia mengaku tak bisa melakukan apa pun.
"(Kalau kambuh) gerak di luar kendali, kepala miring, mulut ngeces terus. Makan enggak akan bisa, enggak bisa aktivitas lagi. Kalau kambuh, mau dipegang sama orang sekuat apa pun, akan tetap gerak kencang, kayak orang kejang tapi lebih kencang," jelasnya.
ADVERTISEMENT

Ferry Irawan Sakit Distonia sejak 1999

Pemain film Leak itu membeberkan bahwa dirinya mulai mengidap penyakit distonia sejak tahun 1999. Saat itu, ia masih sangat aktif main sinetron.
"Trigger-nya tahun 1999. Itu kena serangan pertama kali. Faktornya mungkin dulu syuting pernah dari Rabu jam 9 pagi, break-nya Kamis jam 11 siang, karena masih muda, kuat. Dulu kan belum ada stripping, adanya weekly, seminggu aku megang tiga sinetron sekaligus," terangnya.
Suatu hari, Ferry Irawan tiba-tiba merasa sakit kepala. Saat periksa ke dokter, sang dokter menyebut bahwa Ferry Irawan mengidap vertigo.
"Cuma lama-lama, posisi kepalaku miring sendiri. Terus diurut, enggak mau balik juga dia. Ke dokterlah, di-MRI, CT Scan, di situ tahu pembuluh darahku sudah pecah, tapi larinya bukan ke stroke. Sampai ke enam dokter, baru tahu aku kena distonia," ujarnya.
ADVERTISEMENT

Ferry Irawan Sempat Ingin Bunuh Diri

Di tahun 1999 hingga 2001, Ferry Irawan tak bisa melakukan banyak aktivitas karena penyakit tersebut. Ia pun mulai putus asa menjalani hidup.
"Terakhir itu aku pikir, sudah deh, aku suicide saja. Akhiri hidup aku saja. Kayaknya sudah, nih. Aku bentur-benturin kepala ke tembok, aku di depan ibuku sudah bilang, 'Aku sudah enggak kuat.' Pisau sudah aku giniin (diarahkan ke leher)," kenang Ferry Irawan.
Kala itu, Ferry Irawan merasa Tuhan tak adil padanya. Sebab, ia sedang memiliki karier yang cemerlang.
Kemudian, ia pun mulai tersadar bahwa dirinya sering mengabaikan ucapan orang tuanya. Ferry Irawan yang saat itu masih muda tak menghiraukan imbauan orang tuanya yang memintanya untuk rajin menabung.
ADVERTISEMENT
"Aku bilang ke almarhum papi aku, 'Tenang saja, duit yang nyari aku.' Datanglah sifat manusia sombong saat itu. Dua minggu habis itu, kejadian (sakit). Cepat, Tuhan mengambil semuanya," tutup dia.
=======
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan seperti LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.