Tetap Ditahan Usai Positif COVID-19, Mark Sungkar: Enggak Masuk Akal, Aneh

21 April 2021 8:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mark Sungkar. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mark Sungkar. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mark Sungkar tengah menjalani proses hukum terkait kasus dugaan korupsi dana triathlon. Sebagai terdakwa, Mark harus menjalani penahanan di Polda Metro Jaya.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, aktor berusia 72 tahun itu sempat menjalani perawatan di RSPP setelah dinyatakan positif COVID-19. Dia kemudian menceritakan sedikit pengalamannya ketika menjalani perawatan di rumah sakit.
“Satu bulan saya tidak melihat matahari, tidak kena matahari,” ucap Mark Sungkar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (20/4).
Mark Sungkar. Foto: Dok. Istimewa
Dalam kesempatan itu, Mark Sungkar mengaku sudah dinyatakan negatif. Namun, dirinya menilai, di usianya saat ini, ia harusnya bisa menjalani istirahat usai terkena COVID-19.
“Biasanya, yang saya dengar, satu bulan dua bulan itu istirahat total, berjemur, olahraga pagi. Ini saya enggak bisa,” ungkapnya.
Ya, Mark mengaku sulit kesulitan untuk menjalani olahraga di dalam rutan.
“Olahraga masih mungkin dengan kondisi kayak gini, ini masih keliyengan, puyeng. Saya khawatir vertigo saya kambuh, jadi tidak stabil,” tuturnya.
Mark Sungkar. Foto: Dok. Istimewa
Oleh sebab itu, Mark benar-benar berharap permohonannya untuk ditetapkan sebagai tahanan kota segera diterima oleh majelis hakim. Pihaknya memang sudah mengajukan sejumlah dokumen yang membuktikan bahwa kondisinya memang tidak layak menjalani penahanan.
ADVERTISEMENT
“Oh, sudah (diupayakan untuk jadi tahanan kota), semua riwayat saya, rekam medis, usia saya, enggak masuk akal gitu saya ditahan. Aneh gitu,” ucap Mark.
“Bingung saya. Setiap orang tanya, 'Saya enggak tahu. Tanya aja ke mereka.' Ini keanehan. Karena ini sudah terjadi, sudah, kita serahkan kepada Allah,” tambah Mark.
Lebih lanjut, Mark mengatakan bahwa negara justru dirugikan dengan penahanannya. Sebab, negara harus membayar biaya penghidupan Mark di dalam rutan.
“Itu, kan, beban pemerintah, sebagian disubsidi pemerintah, kan. Kemudian menambah data orang-orang yang COVID-19 dan ini yang real kerugian negara sebenarnya,” pungkasnya.