Tren Reuni Band Anak '90-an, Romansa dan Berdamai dengan Masa Lalu

13 April 2019 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tren Reuni Band Anak '90an' Foto: infografik:Putri Sarah Arifira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tren Reuni Band Anak '90an' Foto: infografik:Putri Sarah Arifira/kumparan
ADVERTISEMENT
Mempertahankan eksistensi di industri musik tanah air memang bukan perkara mudah. Selain soal karya yang bisa diterima masyarakat, soliditas antarpersonel juga jadi faktor penentu. Walaupun ada juga berbagai faktor lain seperti kejenuhan berkarya serta tren dalam industri yang berubah. Karena itu kita kerap melihat satu band ditinggal personel, rihat, atau bahkan bubar.
ADVERTISEMENT
Namun seiring berjalannya waktu, tidak sedikit dari mereka yang memutuskan kembali bersama. Untuk sekadar reuni dan nostalgia bersama fans, atau benar-benar serius bersatu dan menjalankan proyek bersama.
Seperti yang terjadi pada awal tahun 2019 ini, di mana band-band tanah air era '90an sampai 2000an banyak yang memutuskan kembali bersama. Sebut saja seperti Padi Reborn atau Element Reunion.
Atau ada Sammy Simorangkir bersama Badai yang kembali manggung bersama Kerispatih, Dewa 19 yang manggung bersama Once dan Ari Lasso di Malaysia, juga ada Pongki serta Icha yang mengenang kembali romansa mereka bersama Jikustik dalam satu konser di kota kelahiran, Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Penampilan Kerispatih di konser Love Fest Vol. 3. Foto: Alexander Vito/kumparan
Keputusan reuni atau menjalankan proyek bersama mendapat tanggapan positif penggemar. Baik penggemar yang setia mengikuti sejak jaman keemasan mereka, juga generasi penikmat musik saat ini.
ADVERTISEMENT
"Karena saat ini adalah era digital. Belum tentu penyanyi millenial segmennya adalah millenal atau sebaliknya. Karena di platform sekarang, mereka melihat konten, apakah musiknya enak, menarik, lebih kesitu. Itu kenapa (band) yang reunian direspons tidak hanya oleh market di jamannya, tapi juga saat ini, karena (pengaruh) di era digital ini," kata Dino Hamid, CEO Berlian Entertainment, promotor yang beberapa kali menghadirkan pertunjukkan band-band yang reuni kepada kumparan di kantornya.
Namun, apakah jaminan kesuksesan jadi satu-satunya faktor pendorong bagi sebuah band untuk reuni?
Saat Harus Berpisah
Banyak cerita indah yang didapat satu band saat memutuskan reuni. Namun sebelum ke fase itu, mereka lebih dulu menghadapi kenyataan pahit. Seperti rihat, atau beberapa personelnya yang memutuskan keluar.
ADVERTISEMENT
Didi Riyadi, drummer grup band Element masih ingat benar bagaimana kesuksesan Element di industri musik tanah air. Enam album berhasil mereka rilis sejak aktif di tahun 1999 hingga tahun 2008 sebelum akhirnya memutuskan rihat.
Tren genre musik Melayu jadi faktor terbesar yang membuat Element harus berhenti sejenak dari hingar bingar musik tanah air kala itu. Tren musik Melayu membuat penjualan album "Terang" yang dirilis Element tahun 2008 anjlok.
Selera pasar benar-benar berubah. Pihak label juga "latah" dengan lebih memprioritaskan band-band beraliran Melayu.
"Waktu itu terjadi perubahan dan pergeseran era musiknya. (musik) Melayu waktu itu tiba-tiba mendominasi market. Dari situ banyak (band kena) imbas, termasuk Element," kata Didi Riyadi kepada kumparan.
Penampilan Element di konser Love Fest Vol. 3. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Jika Element harus menyerah dengan keadaan tren musik yang berubah, beda hal dengan Jikustik. Ego diantara personel membuat Pongki Barata yang merupakan leader Jikustik memutuskan keluar dari band asal Yogyakarta tersebut. Begitu juga dengan Aji Mohammad Mirza Ferdinand Hakim alias Icha yang memutuskan hengkang.
ADVERTISEMENT
Pasca-keduanya hengkang, gaung grup band asal Yogyakarta tersebut tampak mulai pudar, meski masih menyisakan Adhit, Dadi, dan Carlo.
"Saya mulanya itu vakum, tidak keluar. Tapi sampai 2011 tidak diapa-apain sama mereka (Personel Jikustik yang bertahan). Akhirnya saya memutuskan untuk keluar dengan mengirim email, tidak ketemu. Sejak saat itu saya tidak komunikasi lagi," ucap Pongki Barata.
Pongki menjelaskan, memutuskan keluar dari Jikustik disebabkan oleh beberapa hal. Seperti konsep dan ide yang ia tawarkan tidak dapat diterima oleh teman-temannya, lokasi tempat tinggal yang berbeda, hingga pengaturan pendapatan yang juga berbeda.
"Problem saya adalah saya enggak bisa ngomong ke mereka. Saya lari aja, karena saya enggak bisa ngomong ke mereka, saya sudah capek banget," kata Pongki dalam satu kesempatan.
Konser Jikustik Reunian di Grand Pacific Hall Yogyakarta, Jumat (29/3). Foto: Aria Pradana
Doadibadai Hollo atau yang akrab disapa Badai juga merupakan salah satu musikus yang memutuskan hengkang dari grup band yang ia besarkan, Kerispatih. Namun berbeda dengan Pongki, Badai memutuskan keluar tanpa adanya perselisihan, tetapi karena dirinya mempunyai pemikiran dan ide yang tidak semuanya dapat diterima oleh rekan-rekannya.
ADVERTISEMENT
"Sama sekali saya enggak ada masalah pribadi atau masalah indispliner sama mereka. Hanya perbedaan cara pikir aja, karena saya cara pikir tentang musik itu beragam. Jadi saya setiap hari punya pemikiran-pemikiran baru, tapi kan orang lain menyikapi itu dengan pemikiran yang sama," kata Badai lewat sambungan telepon kepada kumparan.
Meski sudah tidak dalam satu manajemen, Badai mengaku masih sering berkomunikasi dengan personel lainnya. Tak jarang Badai diminta bantuan oleh Kerispatih untuk menyiapkan konsep off air. Hal itu lantaran sejumlah lagu Kerispatih merupakan hasil ciptaannya.
"Jadi resign-nya saya dari Kerispatih itu bukan resign yang berantem. Ya sudah, biasa aja," kata Badai.
Dengan komunikasi yang masih terjalin dengan baik itu pula membuat Badai dan Kerispatih dapat dengan mudah untuk kembali bersama menjalankan sejumlah proyek reuni. Tercatat Badai beberapa kali tampil dengan Kerispatih bahkan Sammy Simorangkir, vokalis pertama Kerispatih yang dipecat lantaran terjerat kasus narkotika.
ADVERTISEMENT
"Kita masih sering komunikasi soal lagu dan sempat tercetus juga saya bilang sama Sammy dan kita berpikir untuk jalani dan (kalau) bisa making money ya jalanin aja. Ya kemudian kita ngobrol, eh ternyata di Februari (2019) kemarin Berlian Entertainment mempersatukan kita di atas panggung dan kebetulan di reunian Kerispatih ini yang paling ditunggu, sukses," terang Badai.
Dorongan Untuk Kembali
Tidak dipungkiri, materi memang menjadi salah satu pendorong terkuat bagi sebuah band untuk reuni. Namun reuni nyatanya bukan perkara mudah. Didi Riyadi mengatakan, saat Element rihat, komunikasinya dengan personel lain jadi berkurang. Masing-masing sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri.
Band yang reuni dan konser bareng personel lama Foto: infografik:nunki pangaribuan/kumparan
Didi disibukkan dengan urusan akting film ataupun sinetron, Ferdy Tahier sibuk dengan manggung bersama band lain, hingga Lucky Widja yang sibuk menjadi DJ dan bersolo karier. Di saat itu pula Adhit memilih untuk keluar dari Element.
ADVERTISEMENT
Selama rihat juga, wacana untuk kembali tampil dalam satu panggung sempat terlintas. Apalagi sejumlah grup band lawas mulai unjuk gigi lagi. Namun keinginan tersebut urung dilakukan dan hanya sebatas wacana. Sebab waktu itu, Didi menganggap hampir semua orang tidak mengenal lagi karya-karya Element dan sudah tidak peduli dengan Element.
"Tapi dibalik itu semua ada cerita yang konyol," sebut Didi Riyadi.
Cerita konyol yang dimaksud yakni ketika Ferdy salah mengirim uang dan malah ditransfer ke rekening Adhit. Pada saat hampir bersamaan, Adhit sempat mengatakan ingin bunuh diri karena stres dengan kehidupannya waktu itu.
"Ferdy salah transfer duit ke Adhit. Mungkin karena enggak enak, kalimat pertama bukan 'eh gue salah transfer, balikin dong', (tapi) 'apa kabar lu, Dhit?' ya basa-basi, 'Eh gimana nih kalau kita reunian aja', habis dari situ baru duitnya diminta," terang Didi sambil tertawa.
ADVERTISEMENT
Bagi Adhit, ajakan untuk reunian merupakan angin segar. Sehingga ajakan tersebut diterima baik oleh dirinya.
"Ya akhirnya hikmah yang kita dapat adalah kalau salah transfer pasti reunilah. Jadi memang tidak sengaja, itulah yang membuat kita bereuni," imbuh Ferdy.
Penampilan Element di konser Love Fest Vol. 3. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Faktor pendorong lainnya yang membuat mereka tampil dalam satu panggung karena lagu-lagu 90-an hingga awal 2000-an mulai populer kembali. Mereka akhirnya memberanikan diri tampil di atas panggung untuk pertama kali setelah vakum cukup lama.
Ternyata aksi manggung tersebut diapresiasi oleh banyak penggemar dan juga menginginkan agar mereka kembali bermusik di belantika tanah air.
"Akhirnya gue come up dengan ide 'nih mau jalan apa enggak nih, kalau lu mau jalan, jalan. Kalau enggak, ngomong dari sekarang, enggak'," kata Ferdy menceritakan awal mula reunian.
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan yang sama juga dirasakan Pongki dan Icha bersama Jikustik. Di awal tahun 2019, kelima anggota yang sudah lama tidak berkomunikasi mulai memberanikan diri menerima tawaran untuk bereuni sembari mengenang romansa indah saat masih bersama-sama menapaki karier di dunia entertain.
Ada alasan khusus bagi Pongki dan Icha memutuskan menerima tawaran untuk reuni dan tampil dalam satu panggung. Keduanya ingin berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan konflik mereka bersama personel Jikustik lainnya. Sebab, saat keduanya hengkang, banyak konflik dan dampak yang ditimbulkan.
Pongki menjelaskan, jauh sebelum akhirnya mereka manggung pada 29 Maret 2019 kemarin, ia sebenarnya sudah banyak mendapat tawaran untuk kembali manggung bersama Jikustik. Namun selama itu pula ia tolak. Sebab Pongki ingin tidak hanya sekadar tampil, tapi ada satu konsep yang dimunculkan bahwa mereka ingin berdamai dengan masa lalu.
ADVERTISEMENT
"Saya itu dari 5 tahun juga ada (tawaran). Tapi cara mengajak atau konser itu buat saya nol. Mereka enggak punya konsep, mereka ingin Jikustik formasi lama main, selesai. Itu enggak menarik bagi saya. Mereka juga mau kita penginnya manggung di sebuah acara yang ramai semua band reunian, saya langsung bilang 'enggak', karena apa bedanya kita dengan band lain," terang pelantun 'Untuk Dikenang' tersebut.
Konser reuni Jikustik Foto: Instagram @jikustik
Maka dari itu, syarat yang diajukan Pongki agar dirinya bersedia untuk reuni dengan formasi awal yakni tidak mentas bersama-sama dengan grup band lainnya dalam satu panggung. Dan, tentunya memilih untuk mengadakan konser sendiri.
"Akhirnya ketemu konsep namanya rekonsiliasi. Nah disitulah saya 'mak tratap'," imbuh Pongki.
ADVERTISEMENT
Setelah mereka bertemu dan saling berpelukan, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah latihan bersama lagi. Rasa grogi, lupa chord, lupa lirik, hingga kembali mendengarkan lagu-lagu yang sudah jarang dimainkan menjadi sensasi yang mereka rasakan.
"Saya mati-matian untuk dengerin lagu lama lagi. Jadi ada yang diajarin lagi dan saling mengajar seperti kenalan lagi," kata Pongki.
Setelah berjuang keras selama latihan, langkah selanjutnya adalah menyuguhkan penampilan terbaik di atas panggung bagi para penggemar. Terbukti hal itu sukses, dan cukup membuat mereka emosional saat tampil.
Pongki, Adhit, Carlo, Dadi, hingga Icha tak kuasa untuk menahan haru dan air mata saat bersama-sama lagi dalam satu panggung, melakukan reuni, berdamai dengan masa lalu, hingga diapresiasi oleh banyak penggemar.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga dirasakan Element yang kini mengusung nama Element Reunion serta Badai bersama Kerispatih. Mereka begitu menikmati penampilan perdana mereka di atas panggung bersama sahabat-sahabat mereka di band.
“Mulai dari situ, masing-masing mulai terstimulasi (terus bersama dan berkarya) sampai sekarang,” kata Didi.
“Pertama kali manggung bareng Sammy lagi dan Kerispatih itu di tahun 2014, empat tahun setelah Sammy dikeluarkan pada tahun 2010, kita ketemu di (perayaan) 11 tahunnya Kerispatih di salah satu klab di Jakarta dan yang datang 2.800 orang. Senang sih sudah pasti,” kata Badai.
Anji x Drive. Foto: Alexander Vito/kumparan
Drive dan Anji juga menjadi salah satu band yang kembali bersama setelah lama berpisah. Anji terakhir kali manggung bersama Drive pada tahun 2011. Hingga kemudian di tahun 2019, Drive dan Anji menjalankan proyek bersama yang dinamakan “Anji X Drive”.
ADVERTISEMENT
“8 tahun sejak terakhir kali Anji manggung bareng, menurut gue itu waktu yang cukup untuk dikangeni,” ujar personel Drive, Ilhamsyah Dygo Pratama kepada kumparan.
Menurut Dygo, ide untuk kembali bersama merupakan ide bersama. Namun lebih dari itu, kolaborasi bersama Anji memiliki tujuan yang lebih besar. Yakni memperlihatkan ke orang luar bahwa Drive dan Anji baik-baik saja.
Dygo mengatakan selama ini banyak yang mengira jika Anji dan Drive memiliki perselisihan berkepanjangan. Meski ia tidak menampik jika mereka sempat memiliki keributan di awal-awal mereka berpisah.
“Nah sampai saat ini pas ada kolaborasi, orang baru percaya bahwa memang Anji sama Drive, fine kok sudah enggak ada keributan lagi'. nah yang tadinya kita mungkin eksklusif di Bekasi untuk first show kita, ternyata impact-nya cukup besar sehingga berlanjut ke kota-kota berikutnya,” kata Dygo.
ADVERTISEMENT
Simak tulisan selanjutnya soal peluang bisnis "Band Reuni" dalam konten eksklusif Tren Reuni Band Anak 90-an.