Udara Dingin Jadi Tantangan, Mus Mujiono Tak Kapok Tampil di Jazz Gunung Bromo
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Di usianya yang sudah menginjak 63 tahun, Mus memilih untuk mengurangi asupan gula. Apalagi ia memiliki penyakit diabetes.
"Ya, harus (jaga makan), (apalagi) saya punya gula, itu dari pabriknya, tapi dijaga terus, gula terus maag. Boleh nasi, tapi saya di rumah makan (selalu makan) nasi merah," ujar Mus saat ditemui di kawasan Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, belum lama ini.
Tak hanya menjaga pola makan, dirinya acapkali juga mengonsumsi ramuan jamu. Kebiasaan itu diyakininya mampu menunjang kondisi fisiknya agar tetap fit saat tampil di atas panggung.
"Terus jamu-jamu jawa, itu oke lah buat kesehatan," ucap Mus.
Udara Dingin Jadi Tantangan saat Tampil di Jazz Gunung Bromo 2023
Soal keterlibatan di festival Jazz Gunung Bromo 2023, Mus mengaku senang. Terlebih ini bukan kali pertama ia manggung di hadapan pecinta musik Jazz Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Hanya saja untuk musisi seumurannya, udara dingin Bromo memang jadi tantangan tersendiri.
"Jazz Gunung Bromo ini saya sudah dua kali dan saya merasakan satu pertunjukan yang unik gitu, ya, dingin, dan juga terbuka gitu, ya. Otomatis kendala itu di fisik atau jari-jari kita," ungkap Mus.
"Saya sebagai gitaris saya merasakan jari-jari saya ini ada masalah gitu. Enggak dilindungi atau dijaga, jadi saya tadi latihan, sudah merasakan kram," lanjut dia.
Meski begitu, Mus mengaku tak kapok untuk tampil di Jazz Gunung. Ia mengaku senang di umurnya yang senja ini masih diajak untuk ikut serta dalam event tersebut.
"Tantangannya luar biasa, tapi unik dan asik. Karena kita bermain musik di ketinggian hampir 2.000 meter dan di hawa dingin, otomatis kita harus menyiapkan baju tebal terus topi, terus baju juga udah rangkap lima ini," tutup Mus.
ADVERTISEMENT