Vokalis Barasuara Curhat Pengalaman Dibully Lewat Soundtrack 'Sunyi'

12 Februari 2019 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puti Chitara di MD Place, Jakarta, Selasa (12/2). Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Puti Chitara di MD Place, Jakarta, Selasa (12/2). Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu vokalis dari grup musik Barasuara, Puti Chitara menjadi pengisi soundtrack film bergenre horor yang bertajuk ‘Sunyi’. Dia menyanyikan lagu yang berjudul sama dengan filmnya.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan pertama kalinya bagi Puti menjadi pengisi soundtrack secara solo. Dia merasakan perbedaan antara bekerja dengan Barasuara dan menjadi pengisi soundtrack.
“Saat di Barasuara, kita dikasih kesempatan buat bebas berkreasi. Ketika menyanyi untuk soundtrack, perlu kontrol,” kata Puti saat ditemui di MD Place, Jakarta Selatan, Selasa (12/2).
Proses pembuatan lagu ‘Sunyi’ memakan waktu selama dua minggu. Puti mengajak teman-temannya untuk membantu ia dalam penggarapan lagu. Perempuan berusia 31 tahun ini pun menyisipkan pengalaman pribadinya di lagu tersebut.
“Di lagu ini aku masukkan unsur pengalaman pribadi. Makanya, aku tertarik ngerjain lagu ini meski takut horor, cocok dengan temanya,” ucap Puti.
Pengalaman pribadi yang Puti curahkan ke dalam lagu tersebut, yakni soal bully yang pernah dialaminya. “Aku dulu kan sekolah, banyak gencet-gencetan kakak kelas yang luar biasa. Enggak enak rasanya di-bully,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, bully masih terjadi sampai sekarang. Seiring dengan adanya kemajuan teknologi, Puti berpikir bahwa bully yang terjadi saat ini semakin parah.
“Apalagi zaman sekarang, kalau bully di media sosial udah enggak kasat mata, tapi benar-benar keras. Apalagi sekarang lagi politik, banyak yang saling serang dengan kata-kata menyakitkan, takutnya memengaruhi mereka,” tutur Puti.
Perempuan kelahiran 16 Juni 1987 itu berharap agar pesan yang ada di dalam lagunya itu bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat, terutama kaum milenial.
“Kalau pesan lagu ini bisa tersampaikan ke adik-adik yang bermain sosial media atau bersekolah, melalui lirik bisa tersirat rasanya perasaan jadi orang di-bully,” pungkas Puti.