Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tenggelamnya kapal feri Sewol pada 16 April 2014 menjadi salah satu tragedi tak terlupakan bagi dunia, terutama masyarakat Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan ini dianggap sebagai sebuah luka mendalam. Saat itu kapal feri Sewol tengah dalam perjalanan ke Pulau Jeju membawa penumpang dewasa hingga anak-anak.
Belakangan, tragedi tersebut kembali menjadi sorotan dan bahan pembicaraan, sampai viral di media sosial Tiktok.
Terdapat beberapa fakta terkait tenggelamnya kapal feri ini. Simak selengkapnya di bawah ini.
Penyebab tenggelamnya kapal Sewol
Kapal tersebut tenggelam pada pukul 08.52 waktu setempat. Kapal gagal belok saat melewati alur Maenggol dengan arus bawah laut yang deras. Ditambah lagi kelebihan penumpang membuat kapal limbung dan terbalik ke sisi kiri.
Jumlah korban
Sebanyak 476 penumpang berada di atas kapal itu. Dari angka tersebut, 325-nya adalah siswa SMA Danwon, yang berencana melakukan perjalanan sekolah yang berakhir di pulau wisata Jeju. Malang tak bisa disangkal, 304 penumpangnya tewas.
ADVERTISEMENT
Kapten kapal dipenjara
Hasil penyelidikan tim investigasi gabungan dan upaya peradilan memberi kapten kapal Lee Jun Seok hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan karena lalai dalam melaksanakan tugasnya. Sementara itu, 14 petugas lainnya menerima hukuman yang lebih ringan dibanding kapten kapal dengan dakwaan pelanggaran aturan keamanan kapal. Ia terbukti meninggalkan kapal dengan penumpang yang masih ada di dalam.
Penumpang terjebak di dalam kapal
Di saat ratusan penumpang masih terjebak di bawah dek, belasan ABK bersama kapten kapal justru jadi yang pertama menyelamatkan diri. Bahkan, ketika kapal mulai oleng dan air laut mulai masuk lewat pintu samping dan ruang kargo, beberapa kru kapal justru berteriak kepada penumpang untuk tetap berada di dalam ruangan.
ADVERTISEMENT
Tentunya, penumpang yang kebingungan dengan kapal yang tiba-tiba miring hanya bisa menuruti perintah tersebut. Sebagian menangis berteriak, sebagian lagi kebingungan memakai jaket penyelamat.
Coldplay beri penghormatan untuk para korban
Dalam konser tur Asia A Head Full of Dreams Tour yang digelar di Jamsil Olympic Stadium, Seoul, Korea Selatan , Coldplay memberikan penghormatan kepada para korban Sewol.
Penghormatan kepada para korban kapal feri Sewol dipimpin oleh sang vokalis Chris Martin. Dihadapan ribuan fans yang memadati Jamsil Olympic Stadium, Chris meminta penonton untuk mengheningkan cipta selama 10 detik.
Penghormatan ini juga disertai dengan tayangan logo pita kuning yang menjadi simbol duka bagi para korban Sewol.
Dikenang lewat film
Terdapat enam film yang didedikasikan untuk mengenang tragedi tenggelamnya kapal Sewol.
ADVERTISEMENT
Ada film dokumenter The Truth Shall Not Sink with Sewol (2014) dan After The Sewol (2017) yang mencoba mengungkapkan kebenaran tragedi tersebut, Intention (2018) yang menanalisis secara ilmiah dan melacak rute kapal Sewol, After Driving Bell (2018) dan In The Absence (2018) yang fokus pada kegagalan penyelamatan tenggelamnya kapal, dan Birthday (2019) film drama yang Lee mengisahkan kerinduan sebuah keluarga seorang anak yang meninggal akibat kecelakaan tragis.
Penyanyi dan idola K-Pop mendedikasikan lagu
Selain film, tragedi ini juga dikenang lewat lagu dari para penyanyi dan idola K-Pop. Ada The Light dari girlband The Ark yang dirilis seminggu sebelum peringatan satu tahun tragedi kapal, Ribbon in the Sky dari B.A.P, Always Remember dari Tany, One of These Nights dari Red Velvet, Pray for You dari Jo Kwan-woo, Well Done dari Zico, dan Gwanghwamun dari Kim Jang-hoon.
ADVERTISEMENT