Gucci Rilis Eyewear Campaign Bersama Kai EXO

4 Maret 2020 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kai EXO untuk eyewear campaign Gucci. Foto: Gucci
zoom-in-whitePerbesar
Kai EXO untuk eyewear campaign Gucci. Foto: Gucci
ADVERTISEMENT
Brand mewah asal Italia, Gucci, meluncurkan eyewear campaign berupa iklan video dan foto yang dibintangi Kai EXO. Lewat campaign ini, Gucci memperlihatkan pertukaran budaya yang dibawa lewat kultur pop.
ADVERTISEMENT
Dilansir Fashion Seoul, eyewear campaign Gucci edisi spring/summer 2020 ini dibuat di Amoeba Music Store, di Los Angeles, Amerika Serikat. Iklan eyewear Gucci kali ini dibintangi para global ambassador mereka, termasuk Kai EXO dan aktris China, NiNi.
Keduanya memang terpilih sebagai brand ambassador global, untuk eyewear Gucci. Kai dan NiNi pernah ikut dalam campaign serupa untuk edisi fall/winter.
Selain Kai dan NiNi, ada juga model Delphi McNichol, Az Nungu dan Zanna Johnquire yang ikut serta dalam campaign spring/summer 2020.
Kai EXO untuk eyewear campaign Gucci. Foto: Gucci
Alessandro Michele yang didapuk sebagai sutradara kreatif, bercerita tentang video campaign tersebut. Ia ingin memperlihatkan kepribadian individual dalam sebuah ruangan yang dihiasi dengan lampu neon warna-warni.
Karakter-karakter dalam video tersebut menunjukkan keyakinan Gucci, dalam mendorong seseorang untuk mengekspresikan dirinya melalui sebuah sikap bebas yang mengesankan.
ADVERTISEMENT
Harmony Korine, sutradara film dan fotografer yang bertanggung jawab atas pembuatan video ini, menangkap gambar-gambar dari karakter yang berjalan-jalan, dengan latar belakang sebuah toko yang dipenuhi piringan hitam, kaset, dan CD.
Video campaign ini memberikan nuansa dinamis dengan tambahan grafik budaya pop, dan menyampaikan energi dengan suasana musik retro yang semarak.
Kai EXO untuk eyewear campaign Gucci. Foto: Gucci
Selain itu, beragam eyewear Gucci diperlihatkan secara jelas lewat gambar close-up dari para model yang asyik menikmati musik, menciptakan kembali adegan ketika toko kaset lokal dan toko penyewaan video menjadi tempat pertukaran budaya.