Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hanni NewJeans Menangis Saat Bersaksi tentang Perundungan di Tempat Kerja
16 Oktober 2024 21:19 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Phạm Ngọc Hân atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Hanni NewJeans , menghadiri sidang audit parlemen di Majelis Nasional Korea Selatan pada 15 Oktober 2024. Sidang ini diadakan oleh Komite Lingkungan dan Tenaga Kerja, dengan agenda membahas dugaan bullying di tempat kerja yang melibatkan staf manajemen dari agensinya, HYBE.
ADVERTISEMENT
Selain Hanni, sidang tersebut juga dihadiri oleh CEO Ador , Kim Jooyoung. Keduanya memberikan pandangan yang berbeda terkait dugaan bullying yang dialami Hanni.
Ya, pada bulan September, Hanni dan member NewJeans lainnya sempat membicarakan insiden bullying ini melalui siaran langsung di YouTube. Dalam siaran itu, Hanni mengungkapkan bahwa seorang manajer dari label lain di bawah HYBE telah menyuruh rekan-rekannya untuk mengabaikannya.
Para member NewJeans juga mengklaim bahwa mereka teah melaporkan situasi tersebut kepada CEO Ador, Kim Jooyoung, namun tidak ada tindakan yang diambil.
Di hadapan Komite Ahn Ho Young serta dua perwakilan lainnya, Park Young dan Woo Jae Joon, Hanni menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat ia sedang mempersiapkan penampilannya di sebuah festival di Universitas Busan.
ADVERTISEMENT
“Ada lantai di gedung HYBE tempat kami melakukan tata rias dan rambut. Saat itu, kami sedang mempersiapkan penampilan di festival universitas di Universitas Busan. Saya selesai lebih awal dan menunggu di lorong,” kata Hanni dikutip Allkpop, Rabu (16/10).
Hanni menjelaskan bahwa saat ia sedang menunggu, tiga anggota tim dari label lain dan seorang manajer perempuan melintas di hadapannya. Ia menyapa mereka dengan baik, namun beberapa menit kemudian, mereka kembali lewat. Manajer tersebut memandang Hanni dan memberikan instruksi kepada anggota timnya untuk mengabaikannya, yang membuat Hanni merasa sedih.
“Saya tidak mengerti mengapa hal ini harus terjadi pada saya. Namun, masalah ini bukan kejadian satu kali. Jika saya tidak melapor, hal ini akan diabaikan begitu saja. Dan siapa pun bisa menghadapi hal seperti ini. Saya melapor karena saya tidak ingin orang lain mengalami hal ini,” lanjut Hanni.
ADVERTISEMENT
Dalam sidang tersebut, Hanni juga memberikan contoh lain terkait dugaan perundungan yang dialaminya. Ia menjelaskan bahwa beberapa kali ketika bertemu dengan sosok-sosok penting di perusahaan, salam yang ia berikan tidak pernah mendapat respons. Meski tidak menyebutkan nama secara langsung, pernyataan ini menyiratkan bahwa Hanni merujuk pada Ketua HYBE, Bang Si Hyuk.
“Di Korea, merupakan bagian dari budaya untuk menghormati orang yang lebih tua, dan saya memahami hal itu. Tapi tidak mengakui sapaan saya bukan hanya tidak profesional—itu tidak sopan sebagai manusia,” tambahnya.
Hanni juga mengungkapkan bahwa ia merasa sulit untuk melaporkan insiden "abaikan dia" kepada siapa pun. Menurut dia, hanya orang yang mengalami situasi tersebut yang benar-benar dapat merasakannya.
ADVERTISEMENT
“Sejujurnya, awalnya saya pikir itu hanya perasaan saya, tetapi setelah menyaksikan berbagai kejadian yang terjadi, saya menyadari bahwa itu bukan hanya perasaan saya.”
Hanni menambahkan bahwa ia merasa perusahaan HYBE tidak menyukai NewJeans dan mengeklaim telah menemukan bukti bahwa tim PR mereka mencoba meremehkan popularitas NewJeans.
“Saya juga mendengar rekaman seorang direktur tim PR di perusahaan yang mencoba meremehkan kesuksesan kami di Jepang melalui strategi pemasaran terbalik. Semua ini membuat saya yakin bahwa perusahaan tidak menyukai kami, bukan hanya perasaan saya sendiri,” ujar Hanni.
Meskipun sudah melaporkan situasi ini, Hanni kecewa karena CEO Kim tidak mengambil tindakan tegas. Kim menyebut bahwa tidak ada bukti. Dia juga mengatakan bahwa ada rekaman CCTV, tetapi hanya menunjukkan Hanni menyapa orang-orang saja.
ADVERTISEMENT
Hanni mengungkapkan bahwa dia merasa sulit untuk mempercayai penjelasan tersebut, sehingga dia meminta untuk memeriksa rekaman CCTV sendiri. Namun, seperti yang dia duga, rekaman itu hanya menunjukkan salamnya dan tidak ada kejadian lain setelahnya.
"Saat itu, saya merasa gelisah karena CEO Kim mengubah ceritanya. Dan karena saya orang asing dan tidak begitu mengerti bahasa Korea, saya merekam percakapan itu karena tidak ingin kehilangan hal penting apa pun. Saya punya bukti bahwa dia berbohong. Saya juga meminta salah satu direktur untuk bertemu dengan manajer yang terlibat, untuk menjelaskan semuanya. Namun, hanya ada video berdurasi 8 detik saat saya menyapa, dan rekaman setelahnya tidak ada. Jika ini kesalahpahaman, saya ingin menyelesaikannya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi pernyataan Hanni, CEO Kim menjelaskan bahwa laporan pertama tentang masalah ini diterimanya pada 13 Juni melalui orang tua Hanni. Ia mengatakan bahwa permintaan untuk melihat rekaman CCTV diajukan untuk melindungi artisnya, mengingat posisinya sebagai anggota dewan Ador saat itu.
Namun, dia menyayangkan bahwa periode penyimpanan rekaman CCTV telah habis ketika permintaan tersebut diajukan, sehingga klaim dari kedua belah pihak menjadi saling bertentangan.
“Saya percaya semua yang dikatakan Hanni, dan saya telah berupaya mencari bukti pendukung, tetapi sayangnya, saya belum dapat menemukan apa pun,” kata Kim.
Beberapa orang berpendapat bahwa karena Hanni berada di bawah kontrak artis dengan HYBE, dia tidak memenuhi syarat sebagai karyawan, sehingga sulit untuk melihat situasi ini sebagai bullying di tempat kerja. Namun, meskipun Kim mengatakan bahwa status Hanni sebagai artis berbeda dari karyawan biasa, ia tetap berjanji untuk lebih mendengarkan suara artisnya dan bekerja sama penuh dengan penyelidikan yang sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Saya mengerti bahwa Hanni mungkin tidak diklasifikasikan sebagai karyawan, tetapi itu bukanlah hal yang penting di sini,” katanya.
Kim menyatakan bahwa dia telah melakukan semua yang dia bisa, tetapi setelah melihat bagaimana perasaan Hanni dan bagaimana situasinya berkembang, dia bertanya-tanya apakah masih ada hal lain yang bisa dia lakukan.
Namun, Hanni tidak setuju dengan pernyataan Kim. Ia mengungkapkan bahwa menurutnya, Kim tidak melakukan yang terbaik dalam situasi ini. Hanni merasa ada banyak hal yang seharusnya dilakukan oleh Kim, dan meskipun Kim berjanji untuk melindungi mereka, tampaknya dia tidak menunjukkan keinginan untuk membela mereka atau mengambil tindakan yang diperlukan.
"Saya tidak setuju bahwa dia telah melakukan yang terbaik. Saya harap masalah ini segera diselesaikan,” ucap Hanni.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Kim pun berjanji untuk lebih mendengarkan suara para artis dan memperkuat komunikasi di dalam perusahaan. Ia menyatakan bahwa dia akan bekerja sama sepenuhnya dengan investigasi yang sedang berlangsung oleh Kementerian Tenaga Kerja untuk mengungkap kebenaran terkait insiden tersebut.
Mengenai rekaman CCTV, Kim menjelaskan bahwa rekaman tersebut tidak dihapus secara sengaja. Ia menekankan bahwa, rekaman itu hilang karena periode penyimpanan selama 30 hari telah habis.
"Masa penyimpanan 30 hari berakhir, dan rekaman tersebut tidak dapat dipulihkan. Rekaman tersebut tidak dihapus secara sengaja. Karena manajer tersebut berasal dari label lain, kami tidak dapat memaksanya untuk bekerja sama,” ungkapnya.
Pada akhir sidang, Hanni tak kuasa menahan tangis. Di hadapan para anggota Komite Lingkungan dan Tenaga Kerja di Majelis Nasional Korea Selatan, ia mengungkapkan bahwa banyak orang yang khawatir tentang kondisi mereka.
ADVERTISEMENT
Dengan penuh emosi, Hanni menyampaikan rasa syukur kepada Korea yang memberinya kesempatan untuk melakukan apa yang dicintainya, meskipun banyak penggemar yang meminta maaf atas situasi sulit yang dihadapinya.
“Sesi hari ini membahas bullying dan pelecehan di tempat kerja. Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa meskipun hukum tidak bisa menyelesaikan semua masalah di dunia, jika kita saling menghormati sebagai manusia, tidak akan ada bullying atau pelecehan di tempat kerja,” jelas Hanni.