Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Situs berita Australia, SBS, popularitas K-Pop di Jepang memang cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari jumlah konser K-Pop yang digelar di Jepang, bila dibandingkan dengan jumlah konser yang digelar di Korea Selatan sendiri.
Misalnya, pada perayaan anniversary ke-10 grup besutan YG Entertainment, BIGBANG, yang jatuh pada 2016. Situs berita itu mencatat, grup tersebut hanya menggelar beberapa konser di Korea Selatan untuk merayakan hari jadi mereka, sementara mereka menggelar hingga lebih dari 40 konser serupa di Jepang. Secara total, ada ratusan hingga jutaan orang di Jepang yang menghadiri rangkaian konser tersebut.
Tak hanya BIGBANG, berbagai grup idola K-Pop lain juga memilih beraktivitas di Jepang. Sebagai contoh, para artis SM Entertainment, seperti TVXQ, EXO, dan SHINee yang terus menggelar konser di negeri itu.
ADVERTISEMENT
Selain mereka, ada juga grup idola yang tidak begitu populer di negaranya sendiri, namun justru mendapat popularitas tinggi di Jepang. Misalnya, The Boss, Supernova, juga Boyfriend.
Persebaran K-Pop di Jepang bukannya baru terjadi beberapa tahun belakangan. Situs berita The Japan Times melansir, Korea sudah berusaha mengekspor budaya populer mereka sejak tahun 90-an.
Namun, Hallyu Wave atau gelombang budaya populer Korea Selatan baru benar-benar terasa di negara itu setelah Piala Dunia 2002. Ajang olahraga itu disebut membuat hubungan politik antara Jepang dan Korea 'membaik', memudahkan terjadinya pertukaran budaya bagi kedua negara.
Ini terbukti saat drama Korea 'Winter Sonata' meledak di negara tersebut. Kemudian penyanyi Korea, seperti TVXQ dan BoA, menjadi sangat populer di kalangan anak muda Jepang.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, ekspor budaya populer dari Korea Selatan membanjiri Jepang, khususnya dalam aspek musik dan tayangan drama. Para penyanyi idola K-Pop 'diekspor' ke negara itu untuk menggelar konser dan tampil dalam berbagai acara televisi. Mereka juga merilis lagu berbahasa Jepang, menunjukkan upaya yang begitu serius untuk menembus pasar negeri itu.
Girlband seperti Kara dan SNSD juga menjadi begitu digemari di Jepang. The Atlantic menuliskan bahwa hal ini terjadi karena para penyanyi dari Korea menunjukkan pesona sebagai perempuan dewasa dan menarik perhatian masyarakat Jepang, sementara penyanyi Jepang biasanya menonjolkan pesona remaja.
Tak cuma itu, berbagai drama Korea juga ditayangkan di televisi nasional Jepang, bersaing dengan produksi lokal negeri itu.
Hal ini berlangsung hingga 2013, saat akhirnya warga Jepang memprotes banyaknya tayangan Korea di negara mereka. Sebagian warga Jepang mengatakan 'ada terlalu banyak konten Korea' di televisi mereka dan beberapa selebriti Jepang menolak K-Pop.
ADVERTISEMENT
Selebriti Korea pun sempat berhenti tampil di televisi Jepang. Di tahun yang sama, stasiun TV Jepang, NHK, juga memutuskan untuk tidak mengundang penyanyi K-Pop di acara akhir tahun mereka. Padahal, selama dua tahun sebelumnya, mereka mengundang cukup banyak idola K-Pop ke acara tersebut.
Namun, 'penurunan' kemunculan seleb Korea di TV Jepang tidak berarti mereka berhenti menggelar konser di negara tersebut. Berbagai konser tetap digelar dan para penyanyi itu pun tetap mendapatkan pemasukan dari Jepang.
Tidak hanya mengekspor konten hiburan, Korea juga menggaet anak muda Jepang untuk bisa debut sebagai idola K-Pop. Twice salah satunya. Dalam grup debutan JYP Entertainment ini, ada tiga anggota yang merupakan warga negara Jepang, Sana, Momo dan Mina. Lewat musik mereka yang diterima oleh publik Jepang, Twice dianggap seolah sebagai 'penghubung kembali' ikatan Jepang dan Korea yang sempat renggang.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini pun, ada begitu banyak idola Korea yang memilih untuk melakukan debut secara resmi di Jepang.