KSIC Tak Hadirkan K-Pop di Sejong Culture Academy

24 Juli 2018 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para peserta kelas Sejong Culture Academy 2018, Jakarta Barat, Senin (23/7). (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Para peserta kelas Sejong Culture Academy 2018, Jakarta Barat, Senin (23/7). (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pusat pembelajaran budaya Korea Selatan, King Sejong Institute Center (KSIC) Indonesia kembali menghadirkan Sejong Culture Academy. Melalui program tahunan ini, mereka memperkenalkan beragam budaya Korea yang jarang diajarkan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini tercermin dari ragam kelas yang ditawarkan oleh KSIC. Tahun ini, ada enam kelas yang tersedia, yaitu film dan drama, kaligrafi Hangeul (aksara Korea), ornamen Hanbok atau pakaian tradisional Korea, Hanbok pernikahan tradisional Korea, K-Beauty, juga Samulnori atau musik tradisional Korea. Keenam kelas ini diadakan mulai 23 Juli hingga 11 Agustus mendatang.
Uniknya, tak satu pun dari kelas itu yang mengusung tema K-Pop. Padahal, produk budaya populer yang identik dengan musik girlband-boyband itu sangat populer di Indonesia.
Kepada kumparanK-Pop, public relations KSIC, Kimberly Febrianti mengatakan bahwa hal ini memang sengaja dilakukan.
“Kita mencari apa yang intinya ingin mereka (pencinta budaya Korea) ketahui tapi susah dicari di sini,” sebutnya pada acara pembukaan Sejong Culture Academy 2018 di kawasan Jakarta Barat, Senin (23/7).
Kelas Sejong Culture Academy 2018, Jakarta Barat, Senin (23/7). (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kelas Sejong Culture Academy 2018, Jakarta Barat, Senin (23/7). (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
Kimberly menambahkan, saat ini, sudah begitu mudah untuk mencari informasi terkait K-Pop di Indonesia. Bahkan, ada berbagai tim dance cover yang bisa menjadi narasumber terkait K-Pop.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pihaknya justru mengincar berbagai kebudayaan Korea Selatan lain yang tak begitu banyak ditawarkan, seperti kaligrafi dan juga musik tradisional.
Untuk mengajarkan budaya-budaya ini, pihaknya mengundang para praktisi yang berasal dari Korea Selatan. Misalnya, penulis naskah film Hwang Sun-young, YouTuber Jina Kim dari CJ E&M, juga berbagai praktisi dari Korea National University of Arts (K'Arts).
“Pakar dari bidang-bidangnya ini dapat memperkenalkan (budaya secara) lebih detail,” sebut Kimberly.
Secara total, ada 30 orang peserta yang berpartisipasi dalam Sejong Culture Academy 2018. Mereka terdiri dari para siswa kelas bahasa Korea KSIC, juga masyarakat umum. Menurut Kimberly, jumlah ini diseleksi secara acak dari sekitar 100 orang yang mendaftar.
Sementara itu, King Sejong Institute Center Indonesia sendiri adalah yayasan bahasa Korea yang didirikan di Jakarta pada 2017. Yayasan ini dikelola oleh King Sejong Institute Foundation di bawah naungan Kementerian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, yayasan tersebut telah berupaya menghadirkan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan kebudayaan Korea Selatan kepada warga Indonesia. Di antaranya adalah kelas bahasa, kegiatan rutin Sejong Culture Academy, juga Korean Culture Day (KCD) yang diadakan tiap bulan.