Potensi Bisnis dari Komunitas Dance Cover K-Pop

9 Mei 2018 19:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edwin dan Rose dari tim Play Crew. (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Edwin dan Rose dari tim Play Crew. (Foto: Masajeng Rahmiasri/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini dance cover K-Pop bukan lagi sebatas hobi yang dilakukan untuk bersenang-senang. Kegiatan ini bahkan bisa menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan bagi komunitas dance cover tersebut.
ADVERTISEMENT
Biasanya, penghasilan ini didapatkan dari kegiatan seperti kompetisi, workshop, penjurian oleh para anggota, hingga kelas menari yang digelar oleh tim tertentu.
Kepada kumparanK-Pop, tim dance cover Ex-Friend mengatakan, bahwa mereka bisa mendapatkan kisaran Rp 1,8 juta untuk satu kali penampilan panggung berdurasi sekitar tiga menit.
Selain itu, tim yang mengkhususkan diri untuk membawakan tarian dari grup idola Korea Selatan Gfriend ini juga mendapatkan pemasukan yang bervariasi dari berbagai lomba yang mereka ikuti, atau mendapatkan barang-barang sponsor.
Adapun kisaran uang hadiah lomba yang pernah didapatkan oleh grup ini adalah sekitar Rp 1,5 juta-Rp 3,5 juta.
"Biasa uang hadiah itu kita bagi rata, lalu menjadi urusan masing-masing uangnya. Bisa ditabung, bisa untuk beli barang, bisa untuk beli kostum baru lagi. Beda-beda," sebut Fenny Specta, salah satu anggota Ex-Friend.
ADVERTISEMENT
Tak cuma mengikuti berbagai lomba dance cover yang ada, aktivitas tim yang terdiri dari para pelajar SMA Katolik Santo Kristoforus 2, Cengkareng, ini juga telah merambah hingga ke pekerjaan di luar dunia K-Pop. Di antaranya adalah hingga ke bidang talent iklan televisi, hingga penari di beberapa sinetron Indonesia.
Potensi melebarkan aktivitas hingga di luar ranah kompetisi dance cover K-Pop ini juga dirasakan oleh grup dance cover lainnya, yaitu Play Crew.
Kini, grup penari yang sudah terbentuk sejak tahun 2009 ini telah memiliki berbagai kegiatan yang berawal dari aktivitas mereka sebagai cover dancer. Beberapa di antara anggota Play Crew menjadi pelatih tari K-Pop di sekolah dan universitas, menjadi juri cover dancer, bahkan mengajarkan Bahasa Korea atau Bahasa Indonesia kepada yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Mereka juga akan menerima tawaran pekerjaan di luar K-Pop, seperti mengisi acara pernikahan, menjadi back dancer dari artis-artis K-Pop dan juga selebriti nasional, juga mengajarkan tari tradisional sesuai dengan permintaan.
Edwin Grinaldi (27 tahun), salah satu pendiri Play Crew, mengatakan bahwa pendapatan terbesar yang didapatkannya dari kegiatan cover dance berasal dari sesi kelas tari.
"Range-nya start dari Rp 250.000 (per sesi)," ujarnya.
Menurutnya, harga ini bisa bervariasi, tergantung dari jenis permintaan klien. Harga ini tentu berbeda sesuai tingkat kesulitan, jenis proyek, juga durasi dari pertemuan. Bahkan, satu sesi kelas tari K-Pop yang digelar selama satu jam bisa menghasilkan hingga sekitar Rp 1 juta.
Edwin mengatakan, bahwa dance cover membawa keuntungan dan relasi baru baginya.
ADVERTISEMENT
"Jadi, gimana nama ini kamu gedein. Memang, pasti ada modal yang dikorbankan. Nah, (tapi) itu mendatangkan hasil yang lebih besar di cabang lainnya," ujar pria yang juga mengembangkan bisnis foto dan video ini.
Hal ini juga diamini oleh Rosella Setiadi (28 tahun), wanita yang mendirikan Play Crew bersama Edwin. Wanita yang kini sedang mengembangkan startup di bidang influencer marketing itu mengatakan, ia mendapatkan banyak daftar influencer untuk perusahaannya dari rekan-rekan yang melakukan sing atau dance cover.
"Jadi (dance cover K-Pop itu) bukan cuma lomba aja, tapi juga bisa mendatngkan ke berbagai jenis job profession gitu," sebutnya.