Selebriti Korea Tuntut Pengungkapan Kasus Kekerasan Seksual, Nth Room

Selebriti Korea dukung pengungkapan kasus Nth Room. Foto: Instagram: le2jh, ericnam, wg_lim

Sederet selebriti Korea bersatu menandatangani petisi, untuk mengungkap kasus kekerasan seksual, Nth Room. Mereka mendorong pihak kepolisian untuk mengungkap identitas para pelaku, dan memberikan hukuman setimpal.

Lewat akun media sosial masing-masing, mereka mengunggah partisipasi dalam petisi pengungkapan kasus Nth Room. Dilansir Soompi, para selebriti ini mengecam tindakan para pelaku, yang dengan sengaja mengancam, dan memaksa lebih dari 70 perempuan termasuk anak-anak dan remaja di bawah umur untuk merekam konten seksual.

"Aku tidak bisa berkata-kata. Kalian semua yang ada di grup chat itu adalah pelaku," ungkap mantan anggota Wonder Girls, Hyerim.

"Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi," tulis Eric Nam lewat Instagram Story-nya.

Junho 2PM yang biasanya hanya mengunggah konten-konten personal, juga angkat bicara. Ia menantikan hasil penyelidikan polisi atas kasus tersebut.

"Aku ingin menjadikan Instagram sebagai ruang pribadi, tempat di mana aku bisa berbagi kebahagiaan. Itulah mengapa aku tidak pernah mengunggah pendapat pribadi, dan berencana untuk tetap melakukan hal tersebut di masa depan."

"Namun, terkait (ruang chat) Telegram Nth Room dan para tersangka, aku percaya pasti ada hukuman yang pasti untuk mereka. Aku juga berpikir bahwa semua orang harus melihat dan sadar akan kasus ini. Sehingga difusi sekunder (dari rekaman video) dan kejahatan seperti ini tidak terjadi lagi. Aku menantikan keputusan (hukuman) yang tepat, yang menjadi esensi fokus dari kasus ini," ujar Junho.

Selain nama-nama di atas, deretan selebriti lainnya yang juga menyuarakan pendapat mereka soal kasus Nth Room di antaranya Hash Swan, Ahn Bo Hyun, Hoya eks Infinite, Jung Yong Hwa CNBLUE, Giriboy, Song Gun Hee, Jung Ryeo Won, Jun Hyosung eks Secret, hingga Baek A Yeon.

Nth Room adalah sebutan untuk kasus kekerasan seksual terhadap perempuan, yang tengah menjadi perbincangan hangat di Korea Selatan. Pelaku Cho Ju Bin (25) dan tersangka lainnya mencari target para perempuan bahkan yang di bawah umur, dengan menawarkan pekerjaan paruh waktu, atau hadiah sertifikat. Lalu para pelaku memeras korban dan memaksa mereka untuk mengirimkan video seksual.

Para pelaku kemudian berbagi video tersebut di ruang chat Telegram, dengan metode pembayaran cryptocurrency. Ada sekitar 260.000 anggota dalam grup chat tersebut yang membeli konten video seksual dari para perempuan yang diperas oleh Cho dan rekan-rekannya.

Pada 20 Maret, departemen keamanan siber dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul menangkap salah satu pelaku utama Cho, operator grup chat yang dijuluki Baksa (dokter). Tiga belas kaki tangannya juga ditangkap, dan empat dari mereka dipenjara.