Konten dari Pengguna

Transformasi Panti Jompo: Harusnya Jadi Tempat Penuh Cinta, Bukan Kesepian

Surga Mey Laura
Mahasiswa S1 Hukum Universitas Airlangga
4 Juni 2023 5:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Surga Mey Laura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Panti Jompo. Foto: ShutterStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Panti Jompo. Foto: ShutterStock
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, ada sekelompok individu yang seringkali dilupakan. Mereka adalah lansia, generasi yang telah berkontribusi besar pada masyarakat kita dan kini menjalani hari-hari senja mereka, seringkali di tempat yang disebut panti jompo.
ADVERTISEMENT
Dalam imajinasi kita, panti jompo sering kali digambarkan sebagai tempat yang dingin dan steril, jauh dari kehangatan dan cinta. Ada anggapan bahwa mereka yang dikirim ke sana telah ‘ditinggalkan’. Tetapi, apa sebenarnya esensi dari panti jompo? Apakah mereka memang seharusnya tempat yang menyedihkan?
Tidak! Panti jompo seharusnya bukan tempat kesepian, melainkan tempat yang penuh cinta. Kita harus membayangkan dan menciptakan panti jompo sebagai rumah kedua, tempat yang menyenangkan dan memberi semangat baru bagi lansia.
Dilansir dari data Kementerian Sosial RI, hingga tahun 2022, ada sekitar 800 panti jompo di Indonesia dengan total penghuni mencapai 25.000 orang. Angka ini terus meningkat seiring bertambahnya umur harapan hidup penduduk Indonesia.
Ilustrasi lansia di panti jompo. Foto: Getty Images
Pasal 9 Undang-Undang No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia menyebutkan bahwa lansia berhak atas perlindungan sosial yang meliputi pelayanan dan perawatan. Namun, apakah hak tersebut sudah terpenuhi dengan baik?
ADVERTISEMENT
Seperti yang ditegaskan oleh Nelson Mandela, "Sebuah masyarakat tidak dapat dihakimi sebaik apa pun hingga kita melihat bagaimana masyarakat itu memperlakukan lansia." Maka, sudah seharusnya kita sebagai masyarakat memperhatikan dan memastikan kesejahteraan para lansia.
Sebuah studi oleh Universitas Indonesia menunjukkan bahwa banyak lansia merasa kesepian meskipun tinggal di panti jompo. Mereka merasa terisolasi dan kurang mendapat perhatian. Itulah mengapa kita perlu transformasi dalam konsep panti jompo.
Pandemi COVID-19 telah memperlihatkan betapa pentingnya panti jompo yang baik. Dalam situasi di mana keluarga tidak dapat sering berkunjung, penting bagi panti jompo untuk menjadi lingkungan yang penuh cinta dan perhatian, bukan hanya tempat penampungan.
Ilustrasi lansia di panti jompo. Foto: Bernadett Szabo/REUTERS
Saya pernah mendengar cerita tentang panti jompo di sebuah kota kecil di Jawa. Panti jompo tersebut bertransformasi menjadi tempat yang penuh cinta, dengan kegiatan seni dan budaya yang melibatkan para lansia. Mereka mengecat, menari, dan membaca puisi bersama. Kegiatan tersebut memberikan mereka rasa diterima dan dicintai.
ADVERTISEMENT
Ini membuktikan bahwa panti jompo bisa diubah menjadi tempat yang menyenangkan dan berarti bagi lansia. Bukan hanya tempat tidur dan makan, tetapi juga tempat mengekspresikan diri, berinteraksi, dan tetap produktif.
Perubahan ini, tentu, memerlukan partisipasi dan kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintah, swasta, dan masyarakat perlu bersinergi dalam memastikan bahwa transformasi ini bisa terwujud. Dari pemerintah, regulasi dan kebijakan yang lebih mendukung diperlukan, selain itu pemantauan dan evaluasi rutin terhadap pelayanan panti jompo juga perlu ditingkatkan.
Swasta dan masyarakat juga memiliki peran penting. Melalui CSR dan kegiatan sosial lainnya, mereka dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas panti jompo. Sebuah laporan oleh UNFPA menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dan sektor swasta dalam pengelolaan panti jompo dapat membawa perubahan signifikan dalam kualitas hidup lansia.
Ilustrasi kakek melihat ke jendela. Foto: Shutter Stock
Mari kita ingat perkataan Bunda Teresa, "Tidak ada yang lebih mengerikan daripada kesepian, dan tidak ada yang lebih indah daripada diterima dan dicintai." Setiap lansia di panti jompo layak merasakan cinta dan kehangatan, bukan kesepian dan isolasi.
ADVERTISEMENT
Tidak ada seorang pun yang ingin menghabiskan masa tua mereka dalam kesendirian. Bila masa depan membawa kita atau orang-orang yang kita cintai ke panti jompo, pastikan itu adalah tempat yang penuh cinta, bukan tempat yang mencekam dan membuat kita merasa kesepian.
Ayo bersama-sama bertransformasi. Ubah panti jompo dari tempat penampungan menjadi tempat yang penuh cinta dan kehangatan. Jangan biarkan lansia merasa terabaikan atau tidak berharga. Mereka telah berjuang keras dan berkontribusi banyak bagi kita dan masyarakat.
Saatnya kita membalas dengan cinta dan penghargaan yang setimpal. Panti jompo yang penuh cinta dan kehangatan bukanlah mimpi, tetapi sebuah kenyataan yang bisa kita wujudkan bersama.
Sebab, pada akhirnya, kita semua ingin menua dengan cinta dan kebahagiaan, bukan kesepian. Mari kita jadikan panti jompo sebagai lambang cinta dan kepedulian, bukan lambang kesepian dan kepedihan.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa, panti jompo adalah rumah kedua bagi lansia, bukan penjara emas atau tempat penampungan. Seharusnya, di sana mereka menemukan kembali kegembiraan hidup dan cinta dari sesama.