10 Contoh Lomba 17 Agustus yang Aman dan Tidak Aman untuk Anak

16 Agustus 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta mengikuti lomba mengambil koin dari pepaya yang dilumuri cokelat di kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis (17/8/2023). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Peserta mengikuti lomba mengambil koin dari pepaya yang dilumuri cokelat di kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis (17/8/2023). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menjelang peringatan HUT ke-79 RI, biasanya banyak perlombaan yang digelar untuk anak baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Ya Moms, lomba 17-an menjadi salah satu cara seru untuk memperingati kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dengan mengikuti lomba, anak juga bisa mendapatkan banyak manfaat untuk fisik maupun psikologisnya. Mulai dari menambah aktivitas fisik, melatih kerja sama, mengenalkan cara berkompetisi secara sehat, hingga mengajari anak menghadapi kemenangan maupun kekalahan.
Meski demikian, mungkin Anda khawatir apakah lomba-lomba tersebut aman diikuti si kecil, mengingat ini bukanlah kompetisi profesional. Apalagi jika ia baru pertama kali mengikuti lomba 17-an dan belum pernah berpengalaman sebelumnya.
Nah agar tidak bingung, berikut kumparanMOM rangkum untuk Anda beberapa contoh lomba 17-an yang sering digelar di lingkungan rumah dan pertimbangan keamanannya.

5 Contoh Lomba 17-an yang Aman Diikuti Anak

1. Balap Kelereng
lomba balap kelereng dan sendok gundu Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Lomba balap kelereng atau yang di beberapa daerah disebut dengan sendok gundu, dilakukan dengan menggigit sendok berisi kelereng. Lomba ini cocok untuk orang dewasa hingga anak-anak usia balita.
ADVERTISEMENT
Bagi balita, lomba balap kelereng bisa melatih koordinasi mata, mulut dan gerak tubuh, lomba ini melatih keseimbangan tubuh anak sekaligus belajar berhati-hati dan sabar.
2. Balap Karung
Sejumlah anak mengikuti lomba balap karung saat aksi menyambut Hari Anak Nasional di Solo, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Maulana Surya
Balap karung sebaiknya diikuti anak usia 6 tahun ke atas. Sebab, risiko jatuh saat melakukannya cukup besar. Meski begitu, manfaatnya juga besar, Moms. Balap karung melatih kekuatan kaki dan keseimbangan anak. Selain itu, anak juga dapat belajar menguasai kecepatan dan ketangkasan gerak tubuhnya agar tidak jatuh maupun didahului orang lain.
Setelah lomba, sampaikan pada anak bahwa balap karung itu seperti kehidupan kita. Kadang-kadang sulit, kadang-kadang jatuh dan sakit, tapi kita tidak boleh berhenti mencoba dan harus terus melompat dan berusaha.
3. Makan Kerupuk
Sejumlah anak mengikuti lomba makan kerupuk dalam rangka merayakan HUT ke-78 RI di kawasan Cilandak Barat, Jakarta, kamis (17/8/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Meski tampak sederhana, sebenarnya lomba kerupuk punya banyak manfaat untuk anak. Yang utama, melatih keterampilan motorik anak serta koordinasi antara gerak tubuh, leher, mata dan mulutnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, dengan mengikuti lomba makan kerupuk anak juga dapat melatih kesabaran dan kemampuan konsentrasinya. Sabar bila kerupuknya susah ia capai, konsentrasi agar kerupuk 'tidak lari' dari jangkauan mulutnya.
Selesai lomba, coba ajak anak yang sudah cukup besar berdiskusi tentang bagaimana tadi semua orang termasuk dirinya lahap makan kerupuk. Lalu bawa anak membayangkan orang-orang yang kurang beruntung dan mungkin cuma punya lauk kerupuk untuk makan sehari-hari. Dengan begini, anak juga dapat belajar berempati.
4. Balap Bakiak
Lomba balap bakiak. Foto: Flickr/Dhyan Sulistyono
Lomba yang biasanya dilakukan dalam kelompok ini bagus sekali untuk mengembangkan kecerdasan sosial anak. Balap bakiak akan mengajarkan anak untuk bekerja sama dengan temannya, menjaga kekompakan, mengasah keterampilan komunikasi, memperhatikan teman mengikuti aba-aba pemimpin, atau bahkan belajar menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT
Usai permainan, anak pasti menjadi lebih akrab dengan teman-teman satu kelompoknya. Anak juga bisa belajar bahwa kita harus selalu saling membantu dan mendukung. Bila satu teman jatuh, yang lain ikut jatuh. Tidak ada yang senang atau sakit sendiri. Di lain sisi kalau kita mau saling dukung, semua bisa ikut maju!
5. Memasukkan Paku ke Dalam Botol
Anak-anak Indonesia dari beberapa Sanggar Bimbingan mengikuti lomba memasukkan paku ke dalam botol di Kompleks Olahraga International Islamic University Malaysia di Kuala Lumpur, Minggu (14/8/2022). Foto: Virna Puspa Setyorini/ANTARA
Lomba ini sekilas terlihat untuk lucu-lucuan saja. Namun jangan salah, tidak mudah untuk bisa memasukkan paku yang diikatkan ke pinggang ke dalam botol. Selain melatih keseimbangan, anak dapat berlatih mengasah daya konsentrasinya melalui lomba ini.

5 Contoh Lomba 17-an yang Sebaiknya Tak Diikuti Anak

1. Panjat Pinang
Seorang peserta merayakan setelah mencapai puncak tiang yang diminyaki untuk mengumpulkan hadiah, selama kompetisi "Panjat Pinang", yang diadakan untuk merayakan HUT ke-78 RI, di Pantai Ancol di Jakarta, Kamis (17/8/2023). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Perlombaan ini identik dengan memanjat sebuah pohon pinang yang dilumuri oli, demi memperoleh berbagai macam hadiah yang digantung. Ini juga menjadi salah satu lomba yang sangat tidak direkomendasikan untuk anak-anak, Moms. Alasannya karena permainan ini berisiko membuat anak yang belum memiliki keseimbangan yang mantap, terjatuh dari ketinggian pohon pinang tersebut. Akibatnya ia berisiko terkena patah leher, patah kaki, patah tangan hingga tertimpa pohon pinang.
ADVERTISEMENT
2. Mengambil Koin dari Jeruk yang Dilumuri Oli
Berilah pengertian dengan baik kepada anak agar tidak mengikuti jenis lomba ini, Moms. Katakan padanya bahwa perlombaan ini sangat membahayakan dirinya. Selain berisiko anak akan menelan koin, dikhawatirkan pula oli yang digunakan dalam permainan tersebut merupakan oli bekas, yang berisiko mengandung logam berat dari bensin atau mesin bermotor.
Apabila logam berat tersebut masuk ke dalam tubuh anak dan terakumulasi, maka dapat mengganggu kesehatan anak seperti kerusakan ginjal, syaraf, dan penyakit kanker. Selain itu, zat-zat yang terkandung di dalam oli bekas tersebut juga bisa membuat trauma terhadap mata anak.
ADVERTISEMENT
3. Tarik Tambang
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bermain tarik tambang di lapangan dekat rumahnya, Jalan Lebak Bulus Dalam II, Jakarta Selatan Foto: Nabilla Fatiara/kumparan
Tali tambang yang digunakan dalam perlombaan ini bisa membuat tangan anak iritasi, terluka, ataupun tersengat rasa panas karena terlalu kuat menarik tali tambang tersebut Moms. Selain itu, anak juga berisiko tertimpa oleh teman-temannya sehingga sulit bernapas akibat terjatuh karena menarik tali terlalu kencang.
ADVERTISEMENT
4. Lomba Pukul Bantal Guling di Atas Kolam
Hindari perlombaan ini meski anak merengek menangis ingin mengikutinya, Moms. Memang pukulan bantal guling akibat diserang lawan tidak menyakitkan tubuh anak. Namun apabila ia terjatuh ke ke kolam, saluran pernapasannya berisiko kemasukan air sehingga membuatnya sulit bernapas. Anda pun tidak mengetahui pasti, apakah kolam tersebut bersih atau tidak, kan?
5. Ambil Koin dari Baskom Berisi Terigu
Permainan mengambil koin menggunakan dari dalam tumpukan terigu juga sebaiknya dihindari, Moms. Alasannya yang pertama, koin yang digunakan dalam permainan tersebut tidak higienis dan berisiko tertelan di mulut anak. Kedua, terigu yang digunakan juga bisa tertelan ataupun tersedak akibat terhirup karena masuk ke jalur pernapasan anak sehingga membuatnya kesulitan bernapas. Selain itu, terigu yang masuk ke mata anak juga berisiko membuat matanya iritasi bahkan hingga buta pada kasus yang parah.
ADVERTISEMENT