Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut pedoman yang dikeluarkan oleh American College of Obstetricians dan Gynecologists, penyebab preeklamsia masih belum diketahui dengan pasti. Meski begitu, ada kesepakatan umum di antara para ahli, bahwa plasenta memainkan peran kunci dalam kasus preeklamsia.
Selain itu diketahui, wanita dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi kronis dan penyakit metabolik tertentu seperti diabetes lebih rentan mengalami preeklamsia. Begitu juga dengan wanita yang kegemukan atau obesitas.
Lantas, adakah cara untuk mencegah atau setidaknya mengurangi risiko preeklamsia pada ibu hamil ?
Ternyata ada, Moms!
Dalam Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) "Diagnosis dan Tata Laksana Preeklamsia" dijelaskan, pencegahan primer preeklamsia yang berarti menghindari sampai terjadinya penyakit adalah dengan melakukan skrining risiko terjadinya preeklamsia untuk setiap wanita hamil sejak awal kehamilannya.
ADVERTISEMENT
Pada pencegahan primer, sekalipun penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti, beri tahulah dokter Anda bila Anda punya faktor-faktor yang bisa meningkatkan terjadinya preeklamsia.
Sementara American Pregnancy Association (APA) sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan kesehatan kehamilan dan meningkatkan kesadaran akan kebutuhan kehamilan, merekomendasikan ibu hamil sejak awal kehamilan melakukan 10 hal berikut ini untuk mengurangi risiko alami preeklamsia:
Selain pencegahan primer, POGI juga memberi rekomendasi pencegahan sekunder dan tersier preeklamsia.
ADVERTISEMENT
Pencegahan sekunder dalam konteks preeklamsia artinya memutus proses terjadinya penyakit yang sedang berlangsung, sebelum timbul gejala atau kedaruratan klinis yang diakibatkan penyakit tersebut. Misalnya dengan istirahat selama 4 jam/hari di rumah atau penggunaan aspirin dosis rendah sebelum usia kehamilan 20 minggu, yang tentunya dengan resep dokter.
Sementara pada pencegahan tersier berarti pencegahan dari komplikasi yang diakibatkan oleh proses penyakit. Di sini ibu hamil umumnya akan disarankan untuk rawat inap di RS.
Bila usia kehamilan sang ibu di bawah 34 minggu, dalam kondisi ini dokter mungkin akan melakukan perawatan ekspektatif atau mengambil tindakan untuk menunda kelahiran bayi tanpa membahayakan ibu hamil dan si kecil.
Selain itu, dokter juga akan memberikan magnesium sulfat untuk mencegah kejang, pemberian antihipertensi, serta pemberian steroid pada sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low Platelet Count).
ADVERTISEMENT