Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagian besar masalah gigi dapat dideteksi dan diatasi sejak dini jika melakukan pemeriksaan gigi secara teratur. Salah satu cara mengatasinya adalah menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan rajin menyikat gigi.
Nah Moms, berikut beberapa jenis masalah gigi yang umum terjadi pada anak seperti dikutip dari Mom Junction.
Jenis Masalah Gigi yang Umum Terjadi pada Anak
1. Karies gigi
Karies gigi termasuk salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi pada anak. Kondisi ini ditandai dengan rusaknya struktur dan lapisan gigi secara bertahap. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sekitar 20 persen anak-anak berusia 5-11 tahun setidaknya memiliki satu gigi karies yang tidak dirawat.
Gejala karies gigi meliputi munculnya bintik-bintik putih pada area gigi yang terkena, perubahan warna gigi jadi kecoklatan atau kehitaman, sensitivitas meningkat, nyeri gigi, hingga pembengkakan pada satu sisi wajah.
ADVERTISEMENT
2. Gigi sensitif
Gigi sensitif ditandai dengan rasa nyeri ringan hingga berat yang dapat berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam. Umumnya kondisi ini menjadi tanda adanya pembusukan di dalam saraf gigi. Ya, gigi sensitif bisa disebabkan karena anak menyikat gigi terlalu keras ataupun munculnya plak di gigi.
3. Penyakit gusi
Penyakit gusi termasuk salah satu infeksi bakteri yang menyebabkan kerusakan gusi dan jaringan mulut. Gejala penyakit gusi pada anak antara lain pembengkakan gusi, bau mulut, muncul nanah di antara gigi, dan gusi berdarah.
4. Halitosis
Halitosis adalah kondisi bau mulut berkepanjangan pada anak. Selain membuat orang di sekitarnya tidak nyaman, bau mulut juga dapat menyebabkan kerusakan gigi, abses gigi, sinusitis, hidung tersumbat, infeksi mulut, mendengkur, dan masalah pada pernapasan mulut. Gejala halitosis pada anak meliputi mulut kering, timbulnya rasa asam di mulut, perubahan warna keputihan pada lidah, dan perdarahan gusi saat sikat gigi.
ADVERTISEMENT
5. Abses gigi
Abses adalah area berisi cairan yang menjadi tanda adanya infeksi gigi akibat bakteri. Gejala abses gigi meliputi bau mulut, rasa pahit di mulut, nyeri, pembengkakan di leher atau rahang, demam, hingga sensitif terhadap panas, dingin, atau tekanan.
6. Menggertakan gigi
Sekitar 6-50 persen anak sering menggertakkan gigi pada malam hari. Tenang Moms, kondisi ini umum terjadi, dan akan menghilang perlahan pada usia 2-3 tahun. Namun, masalah gigi ini juga dapat bertahan hingga usia dewasa bila tidak segera diatasi.
7. Retensi gigi sulung
Retensi gigi sulung lebih sering terjadi di gigi depan bagian bawah. Biasanya, dokter gigi akan mencabut gigi susu untuk menciptakan ruang kosong agar gigi permanen dapat berkembang.
ADVERTISEMENT
8. Kehilangan gigi susu secara dini
Lepasnya gigi susu secara dini sering dikaitkan dengan ketidaksejajaran pada gigi permanen. Tentunya, hal ini dapat mengurangi ruang kosong di rahang untuk gigi permanen yang akan tumbuh.
9. Maloklusi
Maloklusi adalah kondisi ketika gigi anak bengkok atau berjejal. Akibatnya, gigi rahang atas dan rahang bawah anak tidak bertemu atau berantakan. Maloklusi bisa terjadi karena adanya cedera rahang, faktor genetik dan lingkungan, pernapasan mulut, dan kebiasaan menghisap jempol. Beberapa tanda maloklusi pada anak meliputi gigi depan rahang atas memanjang di atas atau di luar gigi rahang bawah, gigi depan rahang bawah memanjang, gigi depan atas dan bawah tidak bertemu saat rahang tertutup.
10. Trauma gigi
ADVERTISEMENT
Trauma gigi termasuk salah satu masalah gigi yang cukup sering terjadi pada anak-anak di semua kelompok umur. Hal ini umumnya disebabkan oleh kecelakaan atau terjatuh saat bermain ataupun olahraga sampai menyentuh gigi. Akibatnya, gigi anak akan terkelupas, patah, atau retak.
Live Update