12 Fakta Menarik Seputar Kentut Bayi

6 Agustus 2020 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi kentut. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi kentut. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bayi punya caranya sendiri untuk membuat kita terkejut bahkan tertawa. Salah satunya ketika si kecil kentut. Duh, lucu, ya, Moms!
ADVERTISEMENT
Ya, kentut sebenarnya adalah hal yang normal terjadi. Bahkan menurut penelitian, bayi cenderung lebih sering kentut dibandingkan orang dewasa.
Kentutnya pun beragam, mulai dari tanpa bau, mengeluarkan bau ringan, cukup bau, sampai benar-benar bau. Menariknya, ternyata beragam kentut bayi itu bisa jadi pertanda kesehatannya. Mengutip Baby Gaga, berikut adalah fakta unik tentang kentut bayi yang perlu Anda ketahui.
Ilustrasi bayi kentut. Foto: Shutter Stock

1. Sistem Pencernaan yang Belum Matang

Mengutip National Center for Biotechnology Information, Amerika Serikat, bayi baru lahir masih memiliki sistem pencernaan yang belum matang. Mereka masih sulit untuk mencerna berbagai jenis makanan seperti protein, karbohidrat, dan lemak utuh. Sehingga ASI adalah makanan yang tepat untuk si kecil.
Dokter Spesialis Anak, dr. Ade Indrisari, SpA., M.Kes. juga mengatakan bahwa pada tiga bulan pertama kehidupan, pertumbuhan bayi sedang pesat sehingga denyut jantung dan frekuensi napasnya, bekerja lebih cepat dari orang dewasa. Dampaknya, gerakan usus si kecil juga jadi cepat.
ADVERTISEMENT
"Makanya usus bayi berbunyi krucuk-krucuk dan kentut juga, dut-dut," ujarnya kepada kumparanMOM. Meski begitu situasi ini tidak berlangsung lama, sebab sistem pencernaan bayi lama-lama akan berkembang dengan sendirinya.

2. Ketidakseimbangan Bakteri di Usus Membuat Bayi Mudah Kentut

Probiotik dikenal bermanfaat untuk mencegah bakteri beracun, menambah enzim pencernaan, dan membantu memproses nutrisi dalam makanan yang dikonsumsi. Bayi dilahirkan dengan usus yang benar-benar bersih dan karenanya diperlukan beberapa bulan untuk memiliki jumlah bakteri yang memadai, sehingga bisa membantunya mencerna ASI atau susu formula dengan baik.
Beberapa minggu pertama kelahirannya, bayi memiliki jumlah proteobacteria yang lebih tinggi di usus mereka, yang menghasilkan gas. Kelainan pada kolonisasi awal bakteri di usus bayi inilah yang mengakibatkan pembentukan gas yang menyebabkan rasa sakit, membuat bayi menangis dan kentut.
ADVERTISEMENT

3. Terlalu Banyak Menelan Udara saat Menyusu

Peletakan payudara yang kurang sempurna, bisa menyebabkan terlalu banyak udara yang tertelan dan membuat bayi sering kentut, Moms. Minum menggunakan botol dot juga berisiko membuat bayi menelan banyak udara. Sering kali, udara yang tertelan akan membentuk beberapa gelembung di saluran usus, sehingga memaksa bayi untuk kentut.
Ilustrasi bayi kentut. Foto: Shutter Stock

4. Kentut Disebabkan Bayi Sensitif terhadap Stimulasi

Ketika bayi baru lahir, mereka sangat sensitif terhadap semua jenis rangsangan di sekitarnya. Hal inilah yang membuat si kecil berusaha untuk menganalisis, merespons, dan belajar tentang kehidupan di luar rahim Anda.
Bila sistem sensorik terganggu, akibatnya si kecil jadi tidak tenang dan mereka akan menangis terus menerus yang menyebabkan bayi banyak menelan udara. Jadi dia lebih sering kentut, Moms.
ADVERTISEMENT

5. Kentut Jadi Tanda Kesehatan Bayi

Kentut bisa menjadi indikator bayi dalam kondisi sehat atau tidak. Satu hal yang harus Anda ketahui adalah bahwa gas yang dikeluarkan bayi akan berbau berbeda tergantung pada apa yang mereka makan. Bayi yang belum mendapat MPASI cenderung mengeluarkan kentut yang tidak bau daripada bayi yang sudah mulai makan berbagai jenis makanan padat.

6. Kentut Bisa Disebabkan karena Tangisan

Menangis membuat bayi menelan banyak udara, terutama jika si kecil menangis dalam waktu yang lama. Gelembung-gelembung udara ini terperangkap di perut mereka, yang dapat menyebabkan ia kentut terus menerus.

7. Alergi Susu Sapi

Selain itu, terlalu sering kentut juga bisa disebabkan karena bayi alergi susu sapi. dr. Ade mengatakan, hal itu bisa terjadi karena dia memang mengonsumsi susu sapi atau ibu menyusui yang minum susu sapi.
ADVERTISEMENT
"Salah satu gejala (alergi susu sapi) memang bisa kembung, diare atau konstipasi. Jadi bila kentut bayi dalam frekuensi yang normal biarkan saja, tapi tetap waspada. Kalau terus-terusan dan sering, harus diperiksakan lebih lanjut," ujarnya.

8. Ketut Bisa Disebabkan karena Makanan Ibu

Apa yang ibu makan akan diserap juga nutrisinya untuk anak lewat ASI. Ya Moms, seperti yang sudah dijelaskan di atas, apa yang ibu makan bisa memengaruhi pencernaan bayi.
Tenang, Anda tak perlu langsung mengubah pola makanan Anda. Namun di sisi lain, Anda juga perlu tahu bahwa ada beberapa makanan tertentu yang bisa membuat aroma kentut bayi jadi tidak sedap. Misalnya saja, bawang, brokoli, kol, kembang kol, asparagus, telur, susu, tepung, roti, kentang, dan tomat.
ilustrasi bayi Foto: Shutterstock

9. Gastroesophageal Reflux (GERD)

GERD bisa menjadi salah satu penyebab bayi sering gumoh dan sering kentut. Penyakit ini menyebabkan isi lambung yang meliputi makanan, air liur, udara, serta asam lambung, menyembur ke kerongkongan dan terkadang bisa membuat anak muntah.
ADVERTISEMENT

10. MPASI juga Bisa Menyebabkan Kentut

American Academy of Pediatrics (AAP) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pengenalan makanan pendamping ASI kepada bayi di usia 6 bulan. Perlu diketahui bahwa mengonsumsi makanan manis dan jus berlebihan dapat membuat si kecil diare dan kentut. Ketika orang tua memperkenalkan bayi mereka pada rasa dan tekstur makanan yang baru, hal itu juga dapat menyebabkan reaksi gas pada si kecil, karena mereka belum terbiasa.

11. Jarang Buang Air Besar

Normal bila bayi yang menyusu eksklusif tidak buang air besar selama beberapa hari. Meski begitu, hal itu masih normal terjadi karena nutrisi yang didapat dari ASI diserap oleh tubuhnya.
Ya Moms, bayi yang diberi susu formula sebenarnya jauh lebih mungkin mengalami sembelit dan mudah kentut. Nah Moms, untuk menghindari sembelit, Anda bisa memberikan si kecil makanan yang tinggi serat bila sudah berusia 6 bulan ke atas.
ADVERTISEMENT

12. Bayi Mengonsumsi Antibiotik

Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik saat bayi terkena penyakit tertentu. Pada bayi, konsumsi antibiotik bisa merusak mikroflora yang bisa menimbulkan efek samping. Ketika usus bayi kekurangan mikroflora yang bermanfaat ini, ia mungkin saja mengalami diare, sakit perut, perut kembung yang berlebihan, dan sering kentut.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu sesama. Yuk, bantu donasi sekarang!