5 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak

7 Juni 2023 9:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perkembangan emosi anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perkembangan emosi anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anak melewati berbagai tahap perkembangan di masa pertumbuhannya. Mulai dari keterampilan sosial dan perkembangan emosi di setiap usianya. Ini termasuk tonggak penting yang akan dilalui si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
Emosi dibutuhkan anak untuk mengekspresikan dirinya pada situasi tertentu, misalnya saat ia merasa sedih, senang, atau marah. Namun tidak semua anak mampu meluapkan perasaannya sejak dini. Oleh karenanya, dibutuhkan bantuan orang tua dan keluarga untuk mengajari si kecil tentang keterampilan tersebut.
Menurut penelitian yang terbit di National Library of Medicine, emosi sangat erat kaitannya dengan pengaruh sosial dan budaya keluarga, sehingga hubungan seorang anak dengan orang tua dan atau pengasuh memberinya kemampuan untuk mengekspresikan emosi baik positif maupun negatif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak

Ilustrasi anak menangis. Foto: DONOT6_STUDIO/Shutterstock
Perlu diingat bersama, perkembangan setiap anak itu unik dan kompleks. Tidak jarang ada perbedaan baik kecil atau besar dalam perkembangan si kecil dengan anak-anak lain seusianya. Sebab ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi perkembangan emosional anak-anak seperti dikutip dari Mom Junction berikut ini.
ADVERTISEMENT
1. Faktor Keturunan
Mungkin ibu dan ayah punya sifat atau cara sendiri saat mengelola emosi, bisa jadi hal itu juga akan diturunkan pada si kecil. Jadi, tidak heran juga jika ditemukan beberapa kesamaan perkembangan emosi anak dengan orang tua dahulu.
2. Tingkat Kedewasaan
Saat anak berkembang secara mental, dia juga mengembangkan sisi kedewasaan emosional. Ahli mengatakan, emosi anak itu tergantung pada tingkat kedewasaan yang dicapainya pada usia tertentu.
3. Kondisi Kesehatan
Anak-anak yang memiliki kesehatan baik dapat mengendalikan atau mengatur emosinya dengan cara lebih baik. Ini berbeda dengan mereka yang mungkin punya masalah tertentu pada kesehatannya akan menunjukkan sifat lekas marah, terlalu bersemangat, dan emosi yang cenderung tidak stabil.
Ilustrasi anak yang bahagia. Foto: Shutter Stock
4. Tingkat Kecerdasan
ADVERTISEMENT
Menurut UNICEF, tingkat kecerdasan anak juga mempengaruhi perkembangan emosinya. Anak dengan tingkat kecerdasan tinggi juga memiliki stabilitas emosi yang baik dan begitu juga sebaliknya.
5. Contoh dari Orang Tua
Ingat Moms, anak-anak adalah peniru ulung. Jadi, bila ibu dan ayah menerapkan kekerasan pada anak-anak, mereka juga akan mengadopsi hal yang sama. Misalnya, terlalu memanjakan tanpa batasan yang jelas akan membuat si kecil keras kepala, atau orang tua yang terlalu cuek membuat anaknya kesulitan untuk menunjukkan perasaannya.