3 Kategori Alergi Kacang pada Anak dan Cara Menyembuhkannya

7 Januari 2017 9:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Nama bayi dengan awalan huruf O juga diprediksi menjadi tren 2017. (Foto: Thinkstock)
Dengan terus meningkatnya jumlah orang yang menderita alergi kacang per tahun di Indonesia menurut WHO, maka bayi dengan kemungkinan alergi patut diperhatikan. Padahal sebenarnya, alergi pada kacang dapat dihindari saat ia baru lahir.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari CNN, menurut riset Learning Early About Peanut allergy (LEAP), alergi kacang pada dapat dikurangi dengan mengonsumsi kacang tergantung kategori reaksi sang anak.
Kategori pertama adalah bayi yang sudah diberikan kacang pada empat bulan sampai enam bulan setelah kelahiran, namun tetap memiliki reaksi alergi terhadap kacang. Ketika itu terjadi, orangtua dianjurkan untuk tidak memberikan kacang pada bayi.
Kategori kedua adalah anak-anak yang menderita eksim. Anak-anak ini biasanya mempunyai kemungkinan lebih kecil untuk mengidap alergi kacang, maka mereka bisa diberikan kacang pada umur empat sampai enam bulan.
Untuk kategori terakhir, yakni anak yang tidak mempunyai eksim, alergi pada makanan dan riwayat penyakit keluarga, dapat memakan apapun yang diberikan. Ini karena kemungkinan mereka untuk mempunyai alergi sangat kecil.
Kategori bayi terhadap alergi kacang. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Kategori tersebut didapatkan melalui riset. Sebanyak 600 bayi yang mempunyai alergi telur, kacang, atau mempunyai sejarah keluarga dengan alergi kacang ikut berpartisipasi. Hasilnya, ternyata memberi makanan tersebut sejak bayi dapat mengurangi kemungkinan mengidap alergi ini hingga 80 persen.
ADVERTISEMENT
Bahkan di Israel, ada tradisi untuk memberikan kacang kepada anak sedini mungkin. Alhasil, persentase anak yang menderita alergi kacang menjadi lebih kecil.
Teorinya, dengan mengekspos sistem imun pada hal-hal yang membuatnya bereaksi, maka ia dapat mempelajarinya dan menjadi kebal.