3 Poin Penting untuk Cegah Stunting pada Anak Sejak Masa Kehamilan

26 Januari 2023 18:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak pendek belum tentu stunting. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Anak pendek belum tentu stunting. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Moms, stunting atau kekurangan gizi kronis, kini menjadi isu besar kesehatan anak Indonesia. Sebab stunting tak hanya menghambat tinggi badan anak, namun juga mempengaruhi kecerdasan, kesehatan mental, dan membuat anak rentan terinfeksi berbagai penyakit.
ADVERTISEMENT
Dalam banyak kasus, gejala stunting tidak disadari oleh orang tua sejak dini. Sehingga penanganannya tidak bisa optimal karena sudah terlambat.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi angka stunting di Indonesia kini 21,6 persen. Pemerintah menargetkan angka ini turun hingga 14 persen pada 2024.

Pemicu Stunting pada Anak

Dr. dr. Dian Pratamastuti Sp.A, Dokter Anak & Pembicara Kesehatan sebut malnutrisi atau keadaan yang menyebabkan stunting ini terjadi karena empat faktor, yakni:
1. Ekonomi
2. Sanitasi
3. Pendidikan orang tua
4. Perilaku orang tua
‘’Kecukupan nutrisi sangatlah penting dalam mencegah stunting pada anak, terutama di 1.000 hari pertama kehidupannya. Sebelum 2 tahun kalau stunting masih bisa diselamatkan,’’ ujar Dr. dr. Dian Pratamastuti, dalam talk show yang digelar oleh Crystal of the Sea bertajuk 'Upaya Bersama Mencegah Stunting'.
com-Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock
Sementara itu Konselor Menyusui & MPASI Indria Augustia membeberkan beberapa pemicu lain stunting pada anak, yakni:
ADVERTISEMENT
1. Pengetahuan ibu yang kurang memadai
Jika ibu tidak memiliki pengetahuan akan asupan nutrisi yang baik untuknya dan janin, hal ini akan sulit didapatkan.
2. Kurangnya informasi mengenai MPASI
Sebagian ibu hanya berpikir fase MPASI hanya memberi makan pada anak. Padahal ada banyak yang harus dipahami mulai jadwal pemberian makan, tekstur, hingga nutrisi yang terkandung dalam makanan yang diberikan.
Banyak orang tua yang salah kaprah, menganggap kebutuhan gizi anak sama seperti orang dewasa, sehingga kerap diberi sayur dan buah terlalu banyak. Padahal sayur dan buah hanya perlu diperkenalkan saja pada anak. Mereka lebih banyak membutuhkan karbohidrat, lemak, dan protein.
3. Infeksi berulang atau kronis
Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit.
ADVERTISEMENT
4. Sanitasi yang buruk
Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum disertai kurangnya ketersediaan toilet merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi.
Ilustrasi Bayi yang Diasuh Kakek dan Nenek Foto: Shutter Stock

Tantangan di Keluarga

Meski merupakan orang terdekat, tak jarang pencegahan stunting justru mendapat hambatan dari keluarga, terutama orang tua atau mertua. Oleh karena itu penting untuk memberikan edukasi stunting ke seluruh keluarga, Moms. Sebab biasanya mereka punya pemikiran sendiri berdasarkan metode pengasuhan yang pernah mereka terapkan di masa lampau.

Lalu bagaimana cara mencegah stunting?

Penuhi Gizi Sejak Hamil
Kurangnya asupan nutrisi pada ibu hamil juga bisa memicu stunting. Sehingga diharapkan ibu hamil harus makan dengan gizi seimbang, perbanyak konsumsi protein, menjaga kebersihan, tidak pantang makan apapun, kecuali ada alergi. Serta rajin memeriksakan kehamilannya minimal USG 6 kali selama 9 bulan.
ADVERTISEMENT
ASI Eksklusif 6 Bulan
ASI berpotensi mencegah stunting pada anak. Sehingga bayi usia 0-6 bulan perlu diberi ASI ekslusif dan dilanjutkan hingga 2 tahun.
‘’Ibunya juga harus makan protein supaya ASI-nya bergizi sehingga kualitasnya juga bagus,’’ imbuh Dr. dr. Dian.
Ya Moms, sebab jika makanan yang dikonsumsi ibu tidak bergizi, kualitas ASI juga tidak optimal. Bahkan dalam beberapa kasus, bayi terpaksa MPASI dini karena ASI sudah tidak bisa lagi memenuhi nutrisi si kecil.
Memberikan MPASI yang Sehat
Bayi yang sudah menginjak usia enam bulan disarankan untuk diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang adekuat. Dr. dr. Dian Pratamastuti juga menyebut agar anak sekali makan harus tinggi protein dan kaya akan lemak. Anak di bawah 2 tahun juga tidak disarankan terlalu banyak mengonsumsi serat.
ADVERTISEMENT