35 Ribu Bayi Lahir dari Ibu yang Positif Hepatitis B, Bisakah Penularan Dicegah?

17 Mei 2023 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
35 Ribu Bayi Lahir dari Ibu yang Positif Hepatitis B, Bisakah Penularan Dicegah? Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
35 Ribu Bayi Lahir dari Ibu yang Positif Hepatitis B, Bisakah Penularan Dicegah? Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus penularan Hepatitis B di Indonesia masih menjadi pekerjaan pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan. Sebab, penularan Hepatitis B didominasi penularan secara vertikal dari ibu dan anak, yakni sebanyak 90-95 persen kasus dari total 24 juta penduduk pada 2019.
ADVERTISEMENT
Menurut juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, penularan Hepatitis B dari ibu ke anak terjadi lewat plasenta saat kehamilan, selama proses persalinan, hingga lewat ASI saat menyusui.
"Data menunjukkan ibu hamil yang positif Hepatitis B konsisten sebanyak dua persen setiap tahunnya. Pada tahun 2022, terdapat 50.744 ibu hamil positif hepatitis. Dan sebanyak 35.757 bayi lahir dari ibu yang positif Hepatitis B," ucap Syahril dalam konferensi pers virtual tentang 'Melindungi Anak dari Penyakit Menular Hepatitis B'.
Syahril menjelaskan, dari jumlah ibu yang positif Hepatitis B lalu melahirkan selama tahun 2022, sebanyak 34.533 bayi langsung mendapatkan imunisasi Hb0 dalam waktu kurang dari 24 jam. Namun faktanya, masih saja didapati terjadi penularan pada bayi dari ibunya.
ADVERTISEMENT
"Namun, dari jumlah tersebut, hanya 27 persen bayi atau 9.329 yang dites HBsAg pada usia 9-12 bulan dan didapati sebanyak 135 bayi masih positif," kata Syahril.
Lantas, apakah bayi-bayi tersebut bisa terbebas dari penularan Hepatitis B? Atau sebenarnya penularan Hepatitis B pada bayi ini bisa dicegah?

Mencegah Bayi Tertular Hepatitis B dari Ibunya

Ilustrasi virus Hepatitis B. Foto: vitstudio/Shutterstock
Sebenarnya, penularan Hepatitis B dari ibu ke anak bisa dicegah, salah satunya lewat pemberian imunisasi pada bayi. Imunisasi Hepatitis B (HB0) sendiri sudah termasuk dalam vaksin wajib dan diberikan sebanyak tiga kali, yakni saat anak lahir, anak berusia satu bulan, dan saat berusia 3-6 bulan. Imunisasi ini diharapkan bisa membantu mencegah penularan dari ibu ke bayi.
Selain imunisasi HB0, bayi yang lahir dari ibu yang reaktif hepatitis B akan segera diberi vitamin K dan obat HBIg (untuk memperkuat kekebalan tubuh dalam melawan virus Hepatitis B) dalam waktu kurang dari 24 jam, yang bertujuan mengurangi transmisi dari ibu ke bayi.
ADVERTISEMENT
Langkah lainnya yang dilakukan adalah ANC (antenatal care) dan pemantauan bayi secara berkala). Pada ibu yang reaktif HBsAg (tes untuk mendeteksi awal Hepatitis B), tenaga kesehatan juga akan diberikan HBIg.
Pencegahan juga bisa dilakukan sejak kehamilan lho, Moms. Pada ibu hamil yang terdeteksi memiliki Hepatitis B pun akan diberikan Tenofovir. Tenofovir sendiri adalah obat antivirus yang diberikan kepada ibu hamil dengan Hepatitis B, selama trimester ketiga kehamilan sampai satu bulan setelah melahirkan.
"Khusus untuk Hepatitis B, dilakukan deteksi dini Hepatitis B minimal 80 persen ibu hamil diperiksa terintegrasi dengan HIV dan sifilis, atau disebut juga triple elimination. Tujuannya untuk memutus atau mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak," tegas Syahril.
ADVERTISEMENT
Bagaimana untuk mendapatkan pemeriksaan seperti ini? Syahril menegaskan masyarakat, khususnya ibu hamil yang reaktif Hepatitis B, agar melakukan pemeriksaan dan mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan milik pemerintah. Kemenkes juga mengimbau para ibu hamil tidak menunda melakukan pemeriksaan, sehingga bisa mencegah terjadinya penularan kepada bayi.