4 Aturan Berhubungan Seks yang Aman saat Hamil

2 April 2020 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seks saat hamil Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seks saat hamil Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berhubungan seks saat hamil tidak dilarang, selama Anda tidak mengalami komplikasi kehamilan dan diizinkan oleh bidan atau dokter. Namun, banyak pasangan ragu untuk bercinta, karena takut membahayakan janin.
ADVERTISEMENT
Padahal Anda tak perlu cemas, Moms. Pada dasarnya, berhubungan seks saat hamil tidak membahayakan janin. Sebab, menurut bidan senior Clare Herbert dari Plymouth Hospitals, Inggris, tubuh ibu punya proteksi natural untuk melindungi bayi. Ya Moms, ada cairan ketuban, otot-otot rahim yang kuat, serta lendir tebal yang menutupi leher rahim untuk melindungi janin.
"Anda mungkin akan merasakan bayi bergerak sendiri setelah Anda orgasme, tapi tak perlu khawatir. Bayi Anda bereaksi terhadap detak jantung Anda. Dia bahkan sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi,” jelas Clare, dikutip Baby Center.
Meski begitu, menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Upik Anggraheni, SpOG, menjelaskan ada beberapa aturan yang harus Anda ikuti agar berhubungan seks saat hamil tetap aman dilakukan.
Seks saat hamil. Foto: Shutterstock

1. Tidak terjadi pendarahan

Pastikan Anda tidak mengalami pendarahan sebelum berhubungan seks atau pernah punya riwayat itu sebelumnya. Pasalnya, pendarahan bisa menyebabkan kontraksi, dan gal itu berisiko mengakibatkan keguguran.
ADVERTISEMENT
"Kontraksi itu dapat menyebabkan keguguran dan berhubungan saat lagi berdarah tidak dibolehkan kan baik secara medis baik agama. Kalau sedang pendarahan harus dipastikan dahulu itu kehamilannya dalam kondisi aman atau enggak. Boleh kembali berhubungan kalau sudah tidak pendarahan atau tidak kontraksi, dan kondisi bayinya dalam keadaan aman," ujar Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Upik Anggraheni, SpOG, saat dihubungi kumparanMOM, belum lama ini.

2. Tidak mengalami plasenta previa

Ibu hamil yang mengalami plasenta previa atau suatu kondisi di mana plasenta terletak di bawah, disarankan untuk menunda berhubungan seks terlebih dahulu. Sebab, hal tersebut akan meningkatkan risiko pendarahan dan kontraksi yang bisa berakibat kelahiran bayi prematur.
Jika Anda mengalami plasenta previa, maka berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter kandungan sebelum berhubungan seks. Biasanya berhubungan seks diizinkan apabila lewat pemeriksaan USG, kondisi plasenta sudah naik dan tidak berisiko perdarahan lagi.
ADVERTISEMENT
"Kalau plasentanya menutupi jalan lahir, kalau jadi kontraksi nanti pasiennya itu akan mudah terluka, dan terjadi pembukaan, sehingga terjadi pendarahan hebat , yang menyebabkan bayinya lahir prematur, atau menyebabkan bayinya meninggal di dalam," ujarnya.
Posisi berhubungan seks atau bercinta. Foto: Shutterstock

3. Kondisi vagina sedang infeksi

Bila vagina Anda sedang infeksi, seperti keputihan yang berwarna kekuningan, kehijauan, dan berbau, sebaiknya tundalah berhubungan seks dengan suami, karena hal itu bisa memperberat infeksi tersebut. Selain itu, dikhawatirkan bisa menularkan ke suami.
"Kalau tidak bergejala saat nanti saat istrinya sudah sembuh keputihannya terus berhubungan dengan suaminya, akhirnya keputihan berulang. Karena suaminya tidak bergejala, tidak diketahui ada infeksi dan tidak diobati, dia berpotensi menularkan, sehingga terjadi risiko pingpong bolak-balik," ujar dokter yang praktik di RS Hermina Grand Wisata di Bekasi.
ADVERTISEMENT

4. Perhatikan posisi dalam berhubungan intim

Memasuki trimester kedua, perut ibu hamil biasanya sudah terlihat membesar. Untuk itu, perhatikanlah posisi saat berhubungan seks agar tetap merasa nyaman, Moms. Hindari posisi telentang karena posisi ini dapat menekan perut dan menyebabkan penekanan pada pembuluh darah di daerah perut. Adapun posisi berhubungan seks saat hamil tua yang disarankan adalah posisi miring (spoon position), duduk (sitting dog), atau wanita di atas (woman on top).
"Semua posisi aman-aman saja, tapi umumnya posisi misionaris itu tidak aman untuk si istri, kalau di bawah perutnya akan tertekan, apalagi saat dia berbaring akan terasa lebih engap. Katanya sih kalau dari penelitian yang paling nyaman dan aman posisi miring atau woman on top, doggy style juga boleh," ujar dr.Upik.
ADVERTISEMENT