4 Cara Menghilangkan Trauma Anak Melihat Orang Tua Bertengkar

29 Oktober 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Anak melihat orang tua bertengkar.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak melihat orang tua bertengkar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Konflik dalam rumah tangga kerap kali sulit dihindari oleh sebagian pasangan. Emosi yang tidak terkontrol kerap membuat orang tua kelepasan, sehingga akhirnya menunjukkan amarahnya di depan anak.
ADVERTISEMENT
Sejumlah ahli mengatakan bahwa konflik yang berujung pertengkaran dapat mengganggu psikologis anak. Menurut Cummings dan rekannya Patrick Davies dalam buku ‘Marital Conflict and Children: An Emotional Security Perspective’, konflik antar-orang tua dapat menyakiti anak-anak secara mental.
Beberapa bentuk tindakan yang tidak diperkenankan yaitu agresi verbal seperti mencaci-maki, menghina, mengancam, dan lain-lain. Sementara agresi fisik yang dilarang meliputi memukul, mendorong, menghindar, meninggalkan, atau merajuk.
Ternyata, tindakan tersebut dapat memicu trauma mendalam bagi anak, Moms. Lantas, bagaimana cara menghilangkan trauma anak melihat orang tua bertengkar? Yuk, simak tipsnya berikut ini.

Cara Menghilangkan Trauma Anak Melihat Orang Tua Bertengkar

Anak melihat orang tua bertengkar. Foto: Shutterstock
Ada kalanya, pertengkaran hebat terjadi begitu saja, tanpa disadari oleh orang tua. Hal inilah yang kemudian bisa membawa dampak negatif pada kesehatan mental anak.
ADVERTISEMENT
Tak jarang, anak yang melihat orangtuanya bertengkar juga mengalami trauma hebat lantaran berada di situasi yang menegangkan. Tentu, orang tua tidak menginginkan hal ini terjadi.
Jika Anda ingin memperbaiki hubungan rumah tangga, sekaligus menyembuhkan trauma si kecil akibat pertengkaran yang terjadi, simaklah beberapa tipsnya berikut ini.

1. Berikan penjelasan kepada anak

Anda tidak perlu membahas pertengkaran yang terjadi secara spesifik. Namun, usahakan tetap adakan pertemuan keluarga yang melibatkan anak dan pasangan untuk menjelaskan duduk perkara dari pertengkaran tadi.
Berikan pengertian kepada si kecil dengan mengatakan, “Ayah dan ibu bertengkar semalam dan situasinya memang tidak terkendali. Itu karena kami tidak sependapat tentang suatu hal yang penting bagi kami berdua. Meski begitu, pertengkaran semalam memang tidak seharusnya terjadi. Kami minta maaf ya nak.”
ADVERTISEMENT

2. Yakinkan pada anak bahwa semuanya baik-baik saja

Menurut laman Parents, memberikan keyakinan kepada anak bahwa hubungan orang tuanya baik-baik saja, cukup penting. Anda bisa tekankan bahwa pertengkaran yang terjadi tidak mengindikasikan masalah besar.
Lalu, yakinkan anak-anak bahwa kalian masih saling mencintai dan tidak akan berpisah karena pertengkaran tersebut. Dengan begitu, anak akan merasa lebih tenang.
Anak stress akibat orang tua bertengkar Foto: aslysun/Shuttterstock

3. Akhiri masalah

Pastikan anak memahami bahwa ayah dan ibunya masih memiliki cinta yang sama-sama kuat. Ini bisa ditunjukkan lewat penyelesaian masalah yang Anda pilih.
Jelaskan kepada si kecil bahwa konflik dalam rumah tangga memang biasa terjadi dan orang-orang bisa kehilangan kesabaran. Namun yang terpenting, kalian tetap mencintai meski terdapat perbedaan pendapat.

4. Komitmen untuk bertengkar lebih bijak

Setelah memberikan pemahaman kepada anak, kini saatnya Anda dan pasangan berkomitmen untuk lebih bijak dalam menanggapi konflik. Ketika berselisih paham, usahakan tetap menghormati pendapat satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Merujuk laman Developmental Science, sebaiknya orang tua atau pasangan menyampaikan ketidaksetujuan dengan bahasa yang baik dan santun. Lalu, berikan kritik yang membangun jika diperlukan, bukan malah saling menjatuhkan.