
ADVERTISEMENT
Setiap anak terlahir unik dan istimewa, termasuk anak yang mengalami down syndrome . Anak down syndrome bukanlah aib, mereka sama kerennya dengan anak-anak lain, Moms. Hanya saja pertumbuhannya lebih lambat dibanding anak yang terlahir normal.
ADVERTISEMENT
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya sekitar 3.000 sampai 5.000 bayi terlahir dengan kelainan ini.
Down syndrome adalah salah satu kelainan genetik pada bayi yang dilahirkan dengan jumlah kromosom berlebih. Umumnya, bayi normal lahir dengan 46 kromosom yang diwariskan masing-masing 23 kromosom dari ayah dan ibu . Sementara bayi yang mengalami down syndrome memiliki 47 kromosom karena terdapat satu tambahan kromosom 21.
Pertumbuhan Anak Down Syndrome

Pertumbuhan anak penderita kelainan kromosom ini berbeda dengan pertumbuhan bayi normal, baik secara fisik maupun mental. Bentuk fisik dan masalah kesehatan bayi down syndrome pun berbeda, sehingga pertumbuhan masing-masing anak juga berbeda.
Menurut dr. St Rahmah, Sp. A, M.Kes, dalam webinar ‘Pertumbuhan Anak Down Syndrome’, gejala perkembangan fisik pada bayi mengalami perlambatan pertumbuhan. Misalnya, keterlambatan dalam belajar merangkak, duduk, berdiri, sampai bisa berjalan. Namun, terlepas dari berbagai keterlambatan yang dialami, anak penderita down syndrome tetap bisa beraktivitas normal, meskipun membutuhkan waktu sedikit lebih lama.
ADVERTISEMENT
“Anak-anak tetap bisa tumbuh normal, tapi, ya, memang butuh waktu lebih lama karena adanya perlambatan organ-organ pada penderita down syndrome,” jelas dr. Rahmah.
Kelainan yang bisa terjadi pada anak penderita down syndrome adalah gangguan pencernaan , pendengaram, jantung, paru-paru, penglihatan, psikologis, gigi, bahkan bisa memicu terjadinya penyakit tiroid.
Gangguan Kognitif dan Perilaku Anak Down Syndrome
1. Gangguan dalam aspek tumbuh kembang fisik anak

- Belajar menahan kepala pada usia 3 sampai 5 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 1 sampai 4 bulan.
- Belajar duduk sendiri pada usia 6 sampai 16 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 5 sampai 9 bulan.
- Belajar berdiri sendiri pada usia 12 sampai 38 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 9 sampai 16 bulan.
- Belajar jalan sendiri pada usia 13 sampai 48 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 9 sampai 17 bulan.
ADVERTISEMENT
2. Gangguan dalam aspek koordinasi mata dan tangan
- Belajar mengikuti objek dengan mata pada usia 3 sampai 5 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 1 sampai 4 bulan.
- Belajar menjangkau dan menggenggam objek pada usia 5 sampai 9 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 6 sampai 16 bulan.
- Belajar memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lain pada usia 12 sampai 38 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 9 sampai 16 bulan.
3. Gangguan dalam aspek komunikasi
- Belajar pengucapan kata sederhana seperti ‘dada’, ‘mama’, ‘kakak’ pada usia 7 sampai 18 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 5 sampai 14 bulan
- Bereaksi terhadap kata yang sering diucapkan pada usia 10 sampai 18 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 5 sampai 14 bulan
- Belajar pengucapan satu kata untuk satu arti pada usia 10 sampai 23 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 13 sampai 36 bulan
ADVERTISEMENT
4. Gangguan dalam aspek personal dan sosial

- Belajar tersenyum saat interaksi dengan orang pada usia 1,5 sampai 4 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 1 sampai 2 bulan
- Belajar makan dan pegang finger food pada usia 6 sampai 14 bulan. Sementara bayi normal di usia 4 sampai 10 bulan
- Belajar minum dari gelas pada usia 12 sampai 23 bulan. Sementara pada bayi normal di usia 9 sampai 17 bulan.