4 Gangguan Persalinan yang Perlu Ibu Hamil Waspadai

1 September 2018 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hamil. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setiap ibu hamil pasti menginginkan proses persalinan yang lancar. Namun, kadang kala, keinginan itu tak sejalan dengan kenyataan karena disebabkan berbagai gangguan. Ada beberapa gangguan persalinan yang perlu ibu waspadai, seperti:
ADVERTISEMENT
Janin Sungsang
Posisi kepala bayi yang normal adalah belakang kepala berada di bawah. Namun, bisa juga janin berada dalam posisi terbalik, yaitu kepala di atas, sehingga bagian bawah tubuhnya, seperti bokong atau kaki, yang akan keluar lebih dulu. Posisi seperti ini dikenal sebagai sungsang.
Bila si kecil sungsang posisi kepalanya bisa diperbaiki dengan tangan. Tindakan ini menimbulkan rasa sakit pada ibu hamil, sehingga dokter perlu melakukan bius epidural.
Terlambat Lahir
Ilustrasi proses melahirkan bayi. (Foto: Shutter stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi proses melahirkan bayi. (Foto: Shutter stock)
Proses melahirkan yang berlangsung lama dan tidak wajar dapat menyulitkan Anda dan janin. Umumnya hal ini terjadi karena kontraksi otot-otot rahim Anda yang lemah, bayi Anda terlalu besar sehingga tidak dapat melewati panggul Anda atau tidak terjadi kontraksi.
Kekurangan Zat Asam
ADVERTISEMENT
Saat rahim berkontraksi, terjadi tekanan pada pembuluh darah yang menuju plasenta. Akibatnya, penyaluran darah yang mengandung oksigen terhambat. Pada kondisi ini, janin di dalam perut ibu hamil berada dalam keadaan kritis karena sesak napas. Jika hal ini terjadi, janin akan segera dikeluarkan dengan menggunakan alat bantu seperti forsep atau vakum, Moms.
Perdarahan Setelah Melahirkan
Ilustrasi melahirkan seorang diri. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melahirkan seorang diri. (Foto: Thinkstock)
Setelah bayi lahir, kadang kala terjadi perdarahan plasenta. Rahim akan mengerut dan memisahkan plasenta dari sambungannya. Bila pada saat pemisahan plasenta, otot-otot rahim tidak berkontraksi, hal ini dapat menimbulkan perdarahan yang serius.
Biasanya, kontraksi yang kuat dapat menekan perdarahan. Karenanya, bila kontraksi yang Anda alami tidak berjalan normal, harus dilakukan tindakan lanjutan untuk melepaskan plasenta secara manual. Bila pelepasan plasenta tidak segera dilakukan, maka akan terjadi perdarahan. Perdarahan harus segera dihentikan, agar ibu tidak kehilangan terlalu banyak darah. Karena itu, tenaga medis yang membantu persalinan harus segera bertindak.
ADVERTISEMENT