4 Hal yang Biasanya Dirasakan Ibu di Awal Proses Menyusui

7 Agustus 2020 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui bayi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui bayi. Foto: Shutterstock
Menyusui punya banyak manfaat untuk ibu dan bayi. Dengan menyusui, ibu bisa memastikan si kecil mendapatkan sumber nutrisi terbaiknya. Ya Moms, bagaimanapun tidak ada yang bisa menandingi ASI.
ASI merupakan asupan nutrisi yang paling tepat, lengkap, dan sesuai dengan kebutuhan bayi sejak lahir. Oleh sebab itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan dan dilanjutkan pemberiannya hingga berusia 2 tahun dengan disertai MPASI yang bergizi.
Meski begitu, beberapa masalah mungkin saja bisa Anda alami saat proses menyusui. Terutama bila Anda baru menjalani peran sebagai ibu atau baru pertama kali menyusui bayi. Kira-kira, apa saja biasanya?

Ibu Sering Merasakan Haus dan Lapar

Ilustrasi ibu sedang makan sembari menggendong anak. Foto: Shutterstock
Setelah menyusui, apakah Anda jadi lebih mudah lapar dan haus, Moms? Tak perlu khawatir, situasi semacam ini memang kerap terjadi. Dokter anak dari Florida State University College of Medicine, Joan Meek mengatakan, peningkatan nafsu makan dapat terjadi karena rata-rata ibu menyusui menghasilkan sekitar 24 hingga 28 ons ASI atau lebih dari 800 ml setiap harinya.
Untuk menghasilkan ASI sebanyak itu, dibutuhkan sekitar 500 kalori per harinya. Sebagian dari kalori yang terbakar itu berasal dari cadangan lemak dan sisanya berasal dari makanan yang Anda makan. Karenanya, penting untuk mengonsumsi lebih banyak kalori saat menyusui. Menurut American Academy of Pediatrics, ibu menyusui membutuhkan sekitar 1.800 hingga 2.200 kalori per hari.
Jumlah kalori tersebut cukup untuk menjaga persediaan ASI dan Anda tetap mendapatkan nutrisi serta energi yang cukup. Tapi jangan sembarangan mengonsumsi makanan berkalori ya, Moms. Pilihlah jenis makanan rendah lemak, banyak serat, dan tinggi kandungan mineral. Asupan tersebut juga dapat menjaga berat badan Anda.

Jam Tidur Berantakan

Ilustrasi ibu menggendong anak. Foto: Shutterstock
Setelah melahirkan, sering kali ibu terbangun sepanjang malam karena tangisan si kecil akibat kelaparan. Hal ini wajar terjadi, terlebih bila bayi sedang memasuki fase growth spurt, sehingga ia perlu disusui lebih sering untuk menunjang pertumbuhannya. Dokter anak pun biasanya menganjurkan agar ibu rutin menyusui bayi setiap 2–3 jam atau sekitar 8-12 kali sehari. Yang jelas, biarkan bayi menyusu semaunya ya, Moms.
Durasi tidur bayi yang singkat, membuat jam tidur ibu berantakan. Jika tidak diatasi akan berdampak buruk untuk kesehatan akibat terlalu kelelahan. Nah Moms, agar tidak terjadi hal tersebut, Anda perlu pintar-pintar untuk menyempatkan diri beristirahat saat bayi tidur. Anda juga dapat meminta bantuan pasangan untuk memberikan pijatan agar Anda merasa rileks. Tak ada salahnya juga memintanya untuk menggantikan peran sementara dalam menenangkan bayi jika terbangun.

Puting Lecet saat Menyusui

Ilustrasi puting payudara yang sakit. Foto: Shutterstock
Puting lecet saat menyusui bisa terasa sangat menyakitkan. Bahkan, hal itu tak jarang membuat ibu berpikir untuk menghentikan proses menyusui.
Moms, tenang dulu, sebab kondisi tersebut merupakan hal yang sangat normal terjadi. Penyebabnya, biasanya karena posisi menyusui yang kurang tepat atau karena pelekatan yang kurang sempurna saat menyusui.
Saat puting luka bahkan berdarah, lebih baik Anda tidak berhenti menyusui ya, Moms. Darah dari puting yang pecah-pecah tidak berbahaya bagi si kecil. Di sela-sela jeda menyusui, pijatlah payudara Anda dengan lembut dan coba kompres dengan air hangat untuk membantu ASI mengalir lebih lancar. Sementara puting belum betul-betul sembuh coba tawarkan puting yang tidak sakit terlebih dahulu.
Tapi bila kedua puting Anda betul-betul kesakitan, cobalah untuk tetap tenang, atur napas agar rileks, dan buat diri Anda nyaman sebisa mungkin. Minta suami, ibu, atau kerabat untuk menemani bayi Anda. Dengan demikian, Anda bisa mengistirahatkan payudara dan puasa menyusui selama 12-24 jam. Dalam situasi seperti ini, bayi dapat diberi ASI perah dengan menggunakan sendok atau gelas ASI (cup feeder).

Badan Terasa Pegal

Menyusui tidak mengenal waktu. Bayi bisa saja lapar di pagi-pagi buta atau tengah malam. Lamanya menyusui pun tidak bisa diprediksi, tergantung keinginan bayi. Kondisi ini pun kerap membuat ibu sakit punggung, leher, bahu, dan badan pegal tak karuan. Meski begitu, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, Moms. Di antaranya meminta pijatan suami, melakukan olahraga yoga, dan tentu saja memastikan tubuh mendapatkan kalsium yang cukup.
Ya Moms, selain kalori, protein, dan berbagai vitamin, penting juga ibu menyusui mengonsumsi kalsium. Pada saat menyusui, asupan Kalsium harus ditingkatkan sampai 1.300 mg/hari. Konsumsi kalsium yang kurang saat menyusui akan mempengaruhi cadangan kalsium Ibu sehingga berisiko menyebabkan osteoporosis. Untuk mendapatkan asupan kalsium yang tinggi, Anda bisa mendapatkannya dari berbagai jenis makanan seperti ikan salmon, kacang-kacangan, dan PRENAGEN lactamom.
Tak hanya tinggi kalsium, mengonsumsi susu ibu menyusui PRENAGEN lactamom juga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, Moms. Di dalam PRENAGEN lactamom terkandung nutrisi Makro (karbohidrat, lemak, protein) dan nutrisi mikro (vitamin & mineral), karena penyerapan yang optimal nutrisi mikro membutuhkan nutrisi makro yang jumlahnya tepat dan seimbang untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harian ibu menyusui, meningkatkan jumlah/produksi ASI, dan baik untuk perkembangan otak si kecil
PRENAGEN lactamom tersedia dalam berbagai varian rasa yang lezat dan lengkap sehingga dapat dipilih sesuai selera. Jadi, segera lengkapi nutrisi Anda dengan PRENAGEN lactamom, yuk Moms!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan PRENAGEN