4 Jenis Gangguan Belajar pada Anak dan Cara Menghadapinya

28 April 2022 15:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak alami gangguan belajar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak alami gangguan belajar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada beberapa jenis gangguan belajar pada anak yang perlu orang tua pahami. Ya Moms, kondisi ini menyebabkan anak sulit menguasai keterampilan atau menyelesaikan tugas tertentu. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun, faktor genetik diduga menjadi salah satu penyebab gangguan belajar.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), faktor genetik bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan belajar pada anak. Misalnya, memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kesulitan belajar dengan tingkatan bervariasi.
Nah Moms, ada beberapa tanda pada anak yang mengalami gangguan belajar. Misalnya saja, kesulitan membaca, menulis, mengeja, berbicara, mendengarkan, berpikir, sampai sulit berhitung matematika.
Ilustrasi anak belajar membaca jam. Foto: Hafiez Razali/Shutterstock
Ya, salah satu gejala umum anak memiliki gangguan belajar adalah berpikir keras dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas sekolah. Akibatnya, anak cepat merasa lelah dan bosan. Di samping itu, mungkin anak akan merasa cemas atau takut saat menyelesaikan tugas sekolah.
School distress adalah fase yang mungkin akan dihadapi anak yang mengalami gangguan belajar. Tanda anak memasuki fase ini adalah sering mendapat nilai jelek, sering tidak masuk sekolah dan mendapat hukuman, dan menarik diri dari pergaulan. Jika hal tersebut tidak diatasi dengan baik, anak bisa saja mengalami masalah lain di sekolah.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, yuk, pahami beberapa jenis gangguan belajar pada anak di bawah ini.

Bentuk-bentuk Gangguan Belajar

Disleksia
Disleksia atau kesulitan membaca dan menulis adalah gangguan belajar yang paling sering terjadi. Anak yang mengalami disleksia biasanya kesulitan untuk memecah suatu kata menjadi suku kata, dan sulit mengenali artikulasi huruf tertentu. Misalnya, pesawat dibaca eswapat, matahari dibaca atmarahi.
Ilustrasi anak belajar baca. Foto: Shutter Stock
Disgrafia
Disgrafia ditandai dengan adanya gangguan atau kesulitan berekspresi dalam bentuk tulisan tangan, mengeja, dan mengorganisasikan pikiran.
Diskalkulia
Diskalkulia merupakan kesulitan belajar yang dialami anak saat memahami konsep-konsep berhitung matematika dasar seperti membaca waktu, menghafal angka, dan sistem penomoran.
Gangguan bahasa reseptif adalah gangguan yang menyebabkan anak sulit untuk menerima pesan atau informasi yang disampaikan orang lain.
Ilustrasi anak belajar membaca jam. Foto: Littlekidmoment/Shutterstock

Yang Bisa Orang Tua Lakukan saat Anak Alami Gangguan Belajar

Apabila si kecil mengalami gejala gangguan belajar, hal utama yang bisa orang tua lakukan adalah melakukan pendekatan dan terus mendampingi anak. Mungkin gangguan belajar itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti bullying.
ADVERTISEMENT
Apabila orang tua merasa gangguan belajar yang dialami si kecil sulit untuk ditangani sendiri, sebaiknya segera berkonsultasi dan meminta bantuan dari guru sekolah, psikolog anak, dan dokter spesialis anak. Jika memungkinkan, Anda bisa membuat rencana belajar yang menyesuaikan kebutuhan anak Anda dengan bantuan guru les misalnya.
Nah Moms, perlu dipahami juga bahwa tidak semua anak yang mengalami gangguan belajar akan terus mengalaminya hingga dewasa. Beberapa orang dewasa yang pernah mengalami gangguan belajar bisa sukses di bidang akademik. Meski begitu, anak yang pernah mengalami gangguan belajar memang perlu untuk terus dipantau secara intensif, terutama pada masa remaja dan dewasa.