4 Jenis Kontraksi saat Hamil

23 Desember 2021 16:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenis-jenis kontraksi saat hamil. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Jenis-jenis kontraksi saat hamil. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kontraksi di akhir masa kehamilan bisa jadi salah satu tanda akan melahirkan. Biasanya kontraksi tersebut ditandai dengan sakit perut yang melilit hingga pinggang dan berulang setiap 5-8 menit.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, kontraksi jelang melahirkan memang bisa terasa sangat menyakitkan. Meski begitu, Anda perlu tahu bahwa kontraksi ternyata menghasilkan hormon oksitosin yang memicu bayi untuk lahir. Tiap kontraksi muncul, otot-otot rahim otomatis akan meregang dan melebar sehingga memberi jalan keluar si kecil.
Meski begitu, beberapa ibu hamil bisa saja bingung membedakan, apakah ini kontraksi atau sekadar kram perut biasa saja?
Oleh sebab itu, yuk, pahami beberapa jenis kontraksi saat hamil, yuk, Moms.

1.Braxton Hicks atau Kontraksi Palsu

Braxton hicks merupakan sebuah gejala yang mirip dengan kontraksi persalinan, walau kenyataannya berbeda. Tak jarang, kontraksi ini disebut sebagai kontraksi palsu yang bertujuan untuk menyiapkan mulut rahim untuk membesar dan meningkatkan aliran darah ke dalam plasenta, Moms. Biasanya kontraksi ini terjadi pada trimester kedua atau ketiga.
ADVERTISEMENT
Ciri-cirinya antara lain kontraksinya tidak teratur, sensasi yang ditimbulkan lebih cenderung tidak nyaman daripada menyakitkan, kontraksi berada di sekitar pangkal paha atau di depan tubuh ibu hamil, dan bisa diatasi dengan berjalan atau berbaring.

2.Kontraksi Persalinan Prodromal

ibu hamil alami kontraksi Foto: Shutterstock
Persalinan prodromal mengacu pada kontraksi kelahiran yang dialami beberapa minggu sampai beberapa jam sebelum melahirkan. Kontraksi ini sering kali lebih kuat, sering muncul secara teratur, dan kadang-kadang lebih lama dari braxton hicks.
Tapi, kontraksi ini bukan pertanda Anda akan segera melahirkan ya, Moms. Namun bukan berarti kontraksi ini merupakan tanda Anda akan segera melahirkan ya, Moms.
Menurut dokter, persalinan prodromal bisa membantu bayi berpindah dari posisi yang salah ke posisi yang benar. Ciri-cirinya antara lain seperti tidak ada perubahan serviks setelah 24-36 jam, berbaring tidak membantu kontraksi tersebut hilang, dan cenderung lebih kuat dan tidak sering terjadi.
ADVERTISEMENT

3.Kontraksi Persalinan prematur

Early labor atau persalinan prematur adalah tahap di mana ibu hamil mengalami kontraksi kelahiran saat usia kandungan di bawah 37 minggu. Biasanya, kondisi serviks Anda akan melebar hingga 0-6 sentimeter. Kontraksi ini umumnya terjadi karena kondisi kehamilan yang tidak normal, seperti ibu mengalami suatu penyakit, kelainan bentuk rahim, bahkan stres bisa menjadi pemicunya.
Bila Anda mengalami ciri-ciri, seperti merasakan sakit pada punggung, kesulitan bernapas saat kontraksi muncul, ada tekanan pada panggul, rasa sakit yang menjalar dari belakang hingga ke bagian depan, dan mengalami kram yang kuat, Anda wajib mengunjungi rumah sakit dan menghubungi bidan atau dokter sesegera mungkin.

4.Kontraksi Persalinan Aktif (Active labor)

Ilustrasi ibu hamil alami kontraksi palsu. Foto: Shutterstock
Memasuki usia kandungan di atas 37 minggu, ibu hamil umumnya mulai mengalami kontraksi persalinan aktif. Pada tahap ini serviks akan mulai melebar mencapai 6 sentimeter, yang artinya Anda sudah siap untuk melahirkan, Moms.
ADVERTISEMENT
Gejala yang dialami adalah kontraksi terjadi setiap 5 menit sekali atau lebih sering, kontraksi berlangsung 60 detik atau lebih, rahim mulai tidak rileks, ada rasa sakit dan tekanan yang signifikan di punggung saat kepala bayi bergerak menuju jalan lahir. Selain itu, pada saat ini mungkin Anda akan merasa seolah-olah akan buang air besar dan merasa akan mendorong sesuatu keluar.
Lalu bagaimana ibu hamil tahu bahwa ini merupakan kontraksi melahirkan? Dan kapan harus menghubungi bidan atau dokter, atau pergi ke rumah sakit?
Cobalah catat berapa kali kontraksi kelahiran dalam kurun waktu satu jam. Termasuk durasi dan intensitasnya. Kemudian cobalah untuk berbaring selama beberapa menit, apakah kontraksi membaik atau justru semakin sering.
ADVERTISEMENT
Di luar soal durasi dan intensitas kontraksi, jika air ketuban pecah disertai cairan berwarna hijau atau coklat, segera ke rumah sakit ya, Moms.