Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
4 Masalah Seks yang Dapat Mengancam Pernikahan Anda
9 September 2018 19:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Masalah seks antara Anda dan suami, tidak boleh diremehkan karena bisa mengancam pernikahan Anda. Demikian menurut Rachel Sussman, seorang konsultan pernikahan dari New York, Amerika Serikat, seperti dikutip kumparanMOM dari blognya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tulis Rachel banyak pasangan yang memiliki masalah ini namun tidak menyadari atau sadar tapi tidak melakukan usaha yang cukup untuk mengatasinya. Ia menemukan pernikahan apalagi kehadiran anak bisa membuat kuantitas maupun kualitas seks pasangan menjadi berkurang. Suami dan istri sama-sama sibuk, dan merasa tidak ada waktu untuk melakukannya.
Hal ini umum terjadi, Moms. Jadi saran Rachel, tidak usah merasa malu bila Anda mengalaminya. Anda tidak sendirian dan ada banyak solusi yang dapat dicoba.
Nah, apa saja sih, 4 masalah seks pasangan suami istri yang paling umum ditemui dan bagaimana Anda bisa mengatasinya.
Masalah #1: Hasrat seks yang tidak sama
Ini adalah masalah paling umum. Bisa saja, suami ingin berhubungan seks lebih sering, sementara Anda merasa frekuensi bercinta yang saat ini ada sudah cukup. Atau sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana mengatasinya? Menurut Rachel cobalah menemukan titik tengahnya. Orang yang dorongan seksualnya lebih rendah bisa mencari apakah ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkannya hasratnya bercinta. Sementara yang dorongan seksualnya lebih tinggi, dapat belajar bersabar dan mengelola dorongan seksnya.
Rachel mengingatkan, hal ini perlu diusahakan bersama-sama agar hubungan tetap sehat. Jangan sampai masalah ini sampai membuat salah satu dari Anda merasa bersalah atau terpaksa.
Masalah #2: Tidak berhubungan seks sama sekali
Seminggu, dua minggu, sebulan,... setahun! Ya, banyak pasangan suami istri yang tanpa sadar mengurangi frekuensi bercinta mereka hingga tidak berhubungan seks sama sekali untuk waktu yang lama. Gairah seolah-olah menguap entah ke mana.
Yang menarik, Rachel mengatakan bahwa pasangan dalam situasi ini tidak semua pasangan merasa ada yang salah atau hanya pasrah. Padahal, ini tidak normal Moms!
ADVERTISEMENT
Coba tanya pada diri sendiri, "Apakah gairah itu ada ketika baru menikah? Apakah Anda dan pasangan lebih sering bercinta dulu? Seperti apa posisi seks yang dulu Anda dan suami nikmati? Bagaimana rasanya?" Jika ternyata Anda dulu memiliki kehidupan seks yang lebih aktif, cobalah mencari tahu apa yang berubah.
Tingkat stres Anda dan pasangan, kah? Atau ada yang menekan dorongan seksual mereka? Atau ada rasa jengah atau malu karena sudah lama tidak berhubungan seks sampai akhirnya berlanjut lebih lama? Atau... ada satu orang yang berselingkuh?
Apa solusinya? Cobalah bercinta segera dan lihat hasilnya! Menurut Rachel, kebanyakan pasangan meski awalnya 'terpaksa' mengatakan padanya kalau setelah bercinta lagi mereka ternyata merasa nyaman, senang dan puas. Mereka justru jadi heran sendiri, kenapa selama ini mereka berhenti melakukannya.
Masalah #3: Kehilangan gairah sebagai pasangan
ADVERTISEMENT
Rachel menuliskan, penurunan gairah yang tak terelakkan dalam hubungan suami istri adalah bagian dari evolusi manusia! Sebab ribuan tahun yang lalu, orang-orang tidak hidup cukup lama segingga tidak perlu atau tidak sempat merasakan bagaimana mempertahankan gairah dan perasaannya pada orang yang sama selama 50 tahun.
Sekarang, situasinya berbeda. Manusia mampu hidup lebih lama sehingga perlu usaha lebih bahkan kreativitas untuk bisa mempertahankan gairah pada pasangannya.
Dengan kata lain, tingkat gairah dalam suatu hubungan dapat berfluktuasi dan tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah selama Anda memiliki keyakinan bahwa gairah itu dapat kembali dan punya kemauan untuk mengusahakannya. Masuk di akal kan, Moms?
Menjadwalkan seks , kata Rachel, bisa menjadi jalan keluarnya. Apalagi bila Anda berdua sibuk, punya anak kecil, atau jika satu pasangan suka tidur lebih awal dari yang lain.
Masalah #4: Tidak atau kurang terbuka tentang fantasi seksual masing-masing
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus, bisa saja ada pasangan yang memiliki fantasi seks yang berbeda. Masalah muncul bila salah satu atau keduanya tidak merasa nyaman untuk berbagi fantasi ini dengan pasangannya. Dalam kasus lain, mereka mungkin sudah mencoba terbuka dan berbagi fantasi seksual, tapi malah mendapat respon negatif dari pasangan.
Masalah serupa yang dilihat Rachel adalah saat salah satu pasangan suka menonton pornografi dan yang lainnya tidak. Atau, salah satu pasangan ketahuan menonton pornografi dan pasangan lain tidak merasa nyaman dengannya.
Nah Moms, yang manapun yang mungkin Anda alami, cobalah sesegera mungkin mencari jalan keluarnya. Ini penting Moms, karena pernikahan Anda yang jadi taruhannya.