4 Perubahan Mental pada Anak Laki Laki dan Perempuan yang Memasuki Masa Puber

16 November 2024 16:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Laki Laki dan Perempuan yang Memasuki Masa Puber. Foto: Tom Wang/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Laki Laki dan Perempuan yang Memasuki Masa Puber. Foto: Tom Wang/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pubertas merupakan masa ketika anak-anak beranjak menuju fase remaja. Biasanya puber pada perempuan dimulai ketika mereka menginjak usia 8-13 tahun. Sedangkan anak laki-laki cenderung lebih lambat, yakni di usia 9-14 tahun.
ADVERTISEMENT
Dalam Cleveland Clinic dijelaskan bahwa dalam rentang usia tersebut, bagian otak anak bernama hipotalamus mulai memproduksi hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Lalu hormon itu dikirim ke bagian otak lain yang disebut kelenjar pituitari.
GnRH merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan dua hormon lagi, yakni luteinisasi dan perangsang folikel. Hormon tersebut mengalir ke organ ovarium atau testis, kemudian memicu lepasnya hormon estrogen ataupun testosteron.
Kedua hormon itulah yang memunculkan banyak tanda puber, salah satunya perubahan mental. Yuk, simak perubahan mental pada anak laki laki dan perempuan yang memasuki masa puber di bawah ini.

Perubahan Mental pada Anak Puber

Ilustrasi remaja dan orang tuanya. Foto: Shutterstock
Menghimpun informasi dari laman Raising Children dan Mable Therapy, berikut beberapa perubahan mental yang mungkin dialami anak saat memasuki masa puber.
ADVERTISEMENT

1. Self Esteem

Self esteem merupakan istilah untuk menjelaskan pikiran, perasaan, dan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri. Saat remaja memasuki masa pubertas, mereka mulai sadar akan kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri.
Di saat yang bersamaan, anak juga sadar bahwa orang lain dapat menilai mereka. Jika tidak mendapatkan validasi, self esteem atau pandangan anak terhadap dirinya sendiri akan negatif.
Nah, self esteem yang negatif atau rendah dapat membuat suasana hati anak menjadi buruk. Mereka juga berpotensi mengalami kecemasan atau anxiety.

2. Mood Swing

Mood swing atau perubahan suasana hati yang intens juga kerap dialami anak yang baru puber. Mereka bisa saja merasa senang beberapa saat, lalu tak lama kemudian berubah marah atau sedih.
Perubahan emosi yang tidak terduga ini terjadi karena anak masih belajar cara mengendalikan emosi secara dewasa. Orang tua hanya perlu memahami dan membimbing mereka dengan bijak.
ADVERTISEMENT

3. Citra Tubuh

Ilustrasi diet berlebihan karena masalah citra tubuh. Foto: Shutterstock
Citra tubuh atau body image adalah kesadaran dan penerimaan individu terhadap tubuhnya sendiri. Banyak remaja yang mengalami masalah body image karena tubuhnya berubah secara signifikan saat puber.
Perubahan itu tak dapat dibendung, sehingga anak harus bisa menerimanya. Sayangnya, media sosial dan lingkungan sering kali mendikte seseorang tentang bentuk tubuh yang “sempurna”.
Hal itu dapat membuat anak merasa tidak bahagia jika tubuhnya tak terlihat “sempurna” di mata orang. Dampaknya, mereka bisa terjebak pada perilaku ekstrem atau obsesif seperti diet berlebihan dan olahraga berlebihan.

4. Stres

Perubahan hormonal dalam tubuh anak puber memengaruhi banyak hal. Di antaranya adalah jadwal tidur, penurunan konsentrasi, mudah tersinggung, dan perubahan suasana hati.
Dalam kondisi tersebut, remaja jadi lebih sensitif dan rentan terkena stres. Bentuk stres mereka bisa berupa kecemasan (anxiety) hingga menarik diri dari lingkungan.
ADVERTISEMENT