5 Ciri Kidz Jaman Now

5 Februari 2018 15:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak akrab dengan gadget. (Foto: Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Anak akrab dengan gadget. (Foto: Freepik)
ADVERTISEMENT
Fenomena kidz jaman now sedang populer. Tak ketinggalan, si kecil terkena dampaknya juga, baik itu pengaruh postif maupun negatif.
ADVERTISEMENT
Menurut Psikolog Intan Erlita, baik-buruknya pengaruh fenomena kidz jaman now terhadap perilaku anak bergantung pada peran orang tuanya masing-masing.
Secara alamiah, mau tidak mau, suka atau tidak, orang tua perlu harus banyak belajar dan perlu banyak tahu soal fenomena kidz jaman now. Sebab, orang tua tidak bisa menyamakan kidz jaman now dengan kidz jaman sebelumnya.
"Menyamakan anak generasi now dengan generasi sebelumnya adalah sebuah kesalahan. Sebab, kemajuan jaman adalah suatu kepastian, suatu keniscayaan yang tidak dibisa dibendung. Melainkan harus dihadapi dengan cara yang benar," kata Intan dalam seminar Parenting KiDee Children di Graha Elnusa, Jakarta Selatan, Minggu (4/2).
Dengan menyadari perbedaan setiap generasi, kata Intan, orang tua akan tahu dan paham cara menghadapi anak-anaknya dengan benar. Intan merangkum lima ciri kidz jaman now. Apa saja?
ADVERTISEMENT
1. Minat baca buku konvensional menurun
Anak tak begitu berminat membaca buku konvensional. Mereka lebih memilih buku digital melalui smartphone-nya. Faktanya memang begitu, tidak perlu dilarang. Namun orang tua perlu mengingatkan anak, betapa buku konvensional juga masih diperlukan. Sebab ada beberapa hal pada buku konvensional yang tidak dapat ditemukan dan terganti oleh buku digital.
Beberapa penelitian mengungkap, membaca buku konvensional lebih mudah diingat untuk jangka panjang dibanding membaca buku lewat layar.
2. TV tak lagi menarik
com-menonton TV bersama keluarga (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-menonton TV bersama keluarga (Foto: Thinkstock)
Menonton televisi tak lagi menarik menurut anak. Mereka cenderung lebih memilih menonton melalui saluran Youtube. Lewat Youtube, anak hanya perlu mencari tontonan yang dia inginkan. Mulai dari film, musik, humor, challenge, sulap dan lain-lain. Bahkan banyak acara TV yang dapat anak tonton di Youtube.
ADVERTISEMENT
Kelebihan Youtube adalah anak bisa mengakses yang dia ingin tonton kapanpun yang ia mau. Tidak seperti televisi yang memiliki waktu-waktu tertentu untuk menayangkan sebuah acara.
3. Anak lebih kritis
Kidz jaman now sangat kritis jika dihadapkan pada sesuatu. Ia tidak akan mudah percaya, dan pasti akan menanyakan sebab atau alasannya. Jika tidak diterapkan aturan, dia akan bisa mengatur.
Orang tua sering merasa kewalahan, pusing bahkan jengkel menghadapi anak seperti ini. Sabar, Moms, jangan emosi. Justru Anda harus berbangga hati jika memiliki anak yang berpikir kritis. Sebab anak Anda berpotensi menjadi problem solver.
4. Punya akun media sosial sendiri
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial (Foto: Pixabay)
Hampir setiap anak punya akun media sosial sendiri, baik itu Instagram, Path, Facebook maupun Twitter. Mereka tentu tidak ingin ketinggalan zaman.
ADVERTISEMENT
Menurut Intan, sah-sah saja jika anak memiliki akun media sosial sendiri. Sebab, ini adalah zaman ‘melek’ teknologi dan anak perlu mengetahui hal itu untuk belajar berbagi pengalaman dengan sesamanya.
Sebelum anak memiliki akun media sosial sendiri, pastikan dulu dia sudah memahami plus-minusnya media sosial. Sebab, ketika memasuki dunia internet, anak sebenarnya dihadapkan pada dunia tanpa batas.
Untuk itu, Intan menyarankan agar orang tua selalu mengawasi anak menggunakan akun media sosial. Misalnya melakukan kloning media sosial yang dimiliki anak. Dengan begitu, orang tua mengetahui dengan siapa dan apa yang sedang dibicarakan oleh anak. Namun, perlu diingat, jangan sampai orang tua mencampuri urusan anak. Jika ini terjadi, anak akan kehilangan kepercayaan pada orang tuanya.
ADVERTISEMENT
5. Keluarga sebagai pusat pertimbangan untuk pengambil keputusan
Secanggih apapun teknologi, peran keluarga tak akan bisa tergantikan. Dukungan dan kasih sayang dari keluarga tak bisa didapatkan oleh anak dari teknologi yang digenggammnya. Sepintar apapun anak, dia tetap membutuhkan nasihat dan saran dari orang tuanya sebelum bertindak.