5 Dampak Buruk Sering Membentak Anak

23 September 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu membentak  anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu membentak anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Punya anak yang disiplin, rasanya jadi harapan banyak orang tua. Itulah kenapa, peran orang tua sangat penting agar si kecil bisa belajar kedisiplinan sejak dini.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang sebaiknya jangan dilakukan orang tua dalam mendisiplinkan anak adalah sering membentaknya. Ya Moms, hal itu justru bisa menimbulkan dampak buruk untuk si kecil.
Dikutip dari Parents, para pakar menyebut sebagian besar orang tua pernah membentak. Instruktur psikiatri di Harvard Medical School sekaligus penulis Outsmarting Anger: 7 Steps for Defusing our Most Dangerous Emotion, Joseph Shrand, mengatakan, sebenarnya tidak ada yang salah dari perasaan marah.
"Orang-orang berteriak karena itu adalah respons mereka saat marah," ungkap Joseph.
Ya, Moms, terkadang kita tidak sadar sering membentak anak. Padahal, ada beberapa dampak buruk yang perlu diwaspadai.

Dampak Buruk bagi Anak yang Sering Dibentak

1. Tak Akan Mengubah Perilaku Anak
Psikolog klinis dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting, Laura Markham mengatakan, berteriak merupakan cara melepaskan amarah. Namun, itu bukan cara efektif untuk mengubah perilaku.
anak sedih Foto: Shutterstock
Ya Moms, saat anak ketakutan, mereka masuk ke mode fight-or-flight dan pusat pembelajaran di otak mereka mati. Respons fight-or-flight adalah reaksi fisiologis yang terjadi ketika mengalami sesuatu yang dianggap otak sebagai ancaman. Dengan demikian, anak tidak dapat belajar ketika Anda membentak mereka.
ADVERTISEMENT
"Berteriak adalah cara untuk melepaskan amarah. Tapi itu bukan cara yang efektif untuk mengubah perilaku," kata Markham.
2. Membuat Anak Merasa Direndahkan
Pakar menilai hal yang dapat membuat ikatan antara anak dan orang tua kuat adalah merasa sama-sama saling dihargai. Saat dimarahi, seseorang cenderung akan melihat dirinya dan mempertanyakan kemampuannya.
Selain itu, teriakan dan bentakan adalah salah satu cara tercepat untuk membuat seseorang merasa tidak berharga. Anak yang dimarahi dengan cara dibentak akan membuat mereka merasa sebagai musuh dan tidak dicintai.
3. Memicu Kecemasan Hingga Depresi
anak murung, sedih, bersalah, menyendiri Foto: Shutterstock
Penelitian telah menemukan bahwa anak-anak yang dimarahi rentan terhadap kecemasan dan depresi. Markham menyebut, anak-anak meniru kecemasan dari orang tua.
Kemudian, cara orang tua bereaksi terhadap kesalahan yang mereka buat bisa membawa efek menenangkan atau malah merangsang kecemasan mereka. Dibentak bukanlah pengalaman yang menenangkan. Hal ini pada akhirnya akan menjadikan anak mudah cemas dan depresi.
ADVERTISEMENT
4. Membentak Bukanlah Komunikasi yang Efektif
Anak-anak cenderung mengalami kesulitan untuk belajar mengatur emosi mereka sendiri, jika Anda tidak menunjukkan caranya.
Bentakan atau teriakan ketika orang tua marah akan dicontoh oleh anak-anak. Mereka pun cenderung melakukan hal yang sama ketika menghadapi situasi yang membuat mereka frustasi. Dengan kata lain, orang yang suka membentak akan membesarkan anak yang juga suka membentak.
5. Membawa Dampak Negatif Dalam Jangka Panjang
Ilustrasi anak sedih. Foto: Shutterstock
Sebuah studi menyebut "berteriak atau menjerit" sebagai salah satu ukuran "disiplin keras" di rumah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak-anak yang didisiplinkan dengan cara ini memiliki "prestasi sekolah yang buruk, masalah perilaku dan berperilaku negatif".
Kemudian sebuah studi di National Library of Medicine juga menyimpulkan bahwa bentakan akan mengubah cara otak anak berkembang. Tapi tak perlu cemas, satu kali berteriak atau tidak sengaja membentak anak tidak akan berdampak negatif.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, sebagai ibu kita memang tidak selalu sempurna. Namun, idealnya, kita bisa memahami apa yang ada di balik emosi diri kita sendiri. Bagaimana kita dapat mengelolanya dengan lebih baik dan bagaimana menangani ledakan emosi saat itu terjadi.
Markham mengakui, menahan diri untuk tidak membentak anak memang membutuhkan usaha dan hal itu perlu banyak waktu serta latihan. Yang terpenting, orang tua selalu ingat, meminimalisir bentakan ke anak akan membangun ikatan yang kuat dengan mereka.