5 Fakta tentang Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia

29 Mei 2018 17:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kematian (Foto: Reuters/Ivan Alvarado)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kematian (Foto: Reuters/Ivan Alvarado)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan angka kematian ibu dan bayi tertinggi di Asia Tenggara. Urutan pertama ditempati oleh Laos dengan angka kematian 357 per 100 ribu.
ADVERTISEMENT
Bila dibandingkan dengan tetangga terdekat, yaitu Singapura dan Malaysia, jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia masih sangat besar. Singapura pada tahun 2015 memiliki angka kematian ibu melahirkan tujuh per 100 ribu, dan Malaysia di angka 24 per 100 ribu. Sedih sekali ya, Moms.
Tidak hanya sampai di situ, berikut lima fakta terkait kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia yang diungkap oleh Kementerian Kesehatan RI:
1. Setiap satu jam, dua ibu dan 8 bayi baru lahir meninggal di Indonesia
Ilustrasi kematian anak. (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kematian anak. (Foto: Thinstock)
Dalam sepuluh tahun terakhir, kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia relatif stagnan. Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 305 per 100,000 kelahiran hidup (2015) dan angka kematian bayi baru lahir mencapai 15 per 1,000 kelahiran hidup (2017). Dengan angka ini, Indonesia masuk dalam 10 negara dengan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir yang paling tinggi.
ADVERTISEMENT
2. Kematian ibu dapat terjadi pada saat kehamilan, persalinan, maupun pascapersalinan
Ibu hamil (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil (Foto: Unsplash)
Dalam setiap tahap pada proses kehamilan sampai pascapersalinan, seorang ibu memiliki risiko untuk meninggal. Studi tindak lanjut sensus penduduk 2010 menyebutkan bahwa kasus kematian ibu terbesar terjadi pada masa pascapersalinan sebesar 57 persen, diikuti pada masa kehamilan sebesar 22 persen, dan saat melahirkan sebesar 15 persen.
3. Sebagian besar kematian ibu dan bayi baru lahir bisa dicegah
Ilustrasi ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. (Foto: Thinkstock)
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan yaitu 32 persen, dan perdarahan pasca persalinan sebesar 20 persen. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah kedua kondisi tersebut.
Selain itu, tingginya angka perkawinan dan melahirkan pertama kali di bawah usia 20 tahun masih merupakan awal permasalahan kesehatan wanita Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi dalam kehamilan yang dapat berujung pada kematian ibu dan bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
4. Layanan kesehatan yang berkualitas dapat berkontribusi menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir
Ilustrasi Rumah Sakit (Foto: UNSPLASH)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Rumah Sakit (Foto: UNSPLASH)
Sebesar 60 persen kematian ibu dan 78 persen kematian bayi baru lahir terjadi di fasilitas kesehatan.Kondisi ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas layanan kesehatan, dalam setiap tahap. Mulai dari pemeriksaan kehamilan, layanan persalinan, sampai pascapersalinan.
Saat ini, hanya 21 persen rumah sakit umum yang memenuhi standar layanan obstetric dasar. Untuk layanan kesehatan primer, hanya 31 persen puskesmas dan kurang dari 10 persen layanan kesehatan swasta yang memenuhi seluruh kriteria untuk pelayanan pemeriksaan kehamilan yang komprehensif sesuai standar.
5. Upaya penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir perlu kontribusi dari semua pihak
Sebesar 60 persen masalah dalam bidang kesehatan dapat diselesaikan dengan perbaikan di sektor non-kesehatan.Hal ini menggarisbawahi pentingnya kontribusi seluruh sektor terkait dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, optimalisasi sistem rujukan hanya dapat dicapai dengan perbaikan sistem transportasi dan komunikasi, yang perlu didukung oleh sektor non-kesehatan.