5 Fakta Tentang Kulit Bayi, Semua Ibu Perlu Tahu!

4 Agustus 2020 7:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kulit bayi Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kulit bayi Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Betapa halus dan lembutnya kulit bayi. Mungkin hal ini yang paling sering disebut bila kita membahas bayi yang baru lahir, ya? Namun kenyataannya, setiap bayi memiliki kondisi kulit yang berbeda-beda dan terkadang tidak sama dengan bayangan kita.
ADVERTISEMENT
Tapi tidak perlu langsung panik atau berkecil hati, Moms. Seringkali kondisi kulit bayi yang tak kita sangka merupakan hal yang normal terjadi.
Agar lebih mengerti, yuk, ketahui beberapa fakta menarik tentang kulit bayi baru lahir yang perlu Anda ketahui. Apa saja?
Vernix atau lapisan putih pada bayi baru lahir. Foto: Shutterstock

1. Kulit Bayi Baru Lahir Tidak Mulus

Kulit bayi tidak semulus yang kita pikirkan. Mengutip Young Parents, saat baru lahir, Anda mungkin melihat bayi dilumuri darah, air ketuban, dan lapisan putih seperti lemak. Bahkan setelah bersih, si kecil masih bisa mengalami ruam, benjolan, bintik-bintik, dan iritasi.
Semua ini normal terjadi selama tahun pertama si kecil, karena kulitnya masih berkembang. Dokter Lynn Chiam, dokter kulit dari Klinik Kulit, Rambut, dan Laser Anak dan Dewasa di Pusat Medis Spesialis Mount Elizabeth Novena, Singapura, mengatakan, lapisan paling atas atau epidermis belum sepenuhnya matang sampai bayi berusia satu tahun. .
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan anak-anak, kulit bayi baru lahir lebih tipis 20 hingga 30 persen. Ini membuat kulit bayi mudah kering dan cepat iritasi. Selain itu, terlalu sering kontak dengan susu, noda makanan, urin, dan feses, juga bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi.

2. Mandi Kurang dari 10 Menit

Kebersihan itu penting, tapi mandi atau membasuh kulit bayi secara berlebihan bisa berbahaya lho, Mom. dr. Ciam menyarankan untuk membatasi waktu mandi anak yakni tidak lebih dari 10 menit dan tidak lebih dari sekali sehari untuk anak-anak di bawah usia 3 tahun.
Berhati-hatilah juga saat menggunakan handuk atau waslap pada bayi. Setelah mandi, tepuk-tepuk kulit sampai kering dan tak perlu menggosoknya. Sebab, hal ini bisa mengiritasi kulit bayi.
Bayi Baru Lahir Mandi. Foto: Shutter Stock

3. Ruam Tidak Selalu Berbahaya

Menurut dr. Ong Ia, dokter anak di Thomson Pediatric Center, Singapura, sebagian besar ruam kulit pada si kecil biasanya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Misalnya milia atau jerawat bayi, akan hilang seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
"Sementara beberapa masalah kulit seperti jerawat bayi mungkin membaik dengan sendirinya seiring waktu, tapi beberapa bayi bisa mendapatkan bentuk yang lebih parah dan mungkin perlu perawatan. Penting untuk mendapatkan diagnosis yang benar sebelum memutuskan apakah ruam itu ringan atau perlu dibantu," kata dr. Chiam.
Terkadang, ruam juga bisa menjadi tanda peringatan bahwa bayi Anda memiliki beberapa masalah medis, seperti penyakit tangan, kaki dan mulut, cacar air, campak, demam berdarah dan infeksi otak.

4. Bayi Mudah Alergi

Anda mungkin memperhatikan sedikit bercak merah, mirip dengan gigitan nyamuk di kulit bayi Anda. Bila mereka sering gatal dan menggaruknya itu bisa menimbulkan masalah. Menurut dr. Ong, ruam gatal ini biasanya merupakan tanda bahwa bayi Anda memiliki reaksi alergi terhadap makanan atau gigitan serangga tertentu, meskipun kadang-kadang juga terjadi tanpa alasan tertentu.
ADVERTISEMENT
"Eksim adalah ruam gatal lainnya yang dapat dipicu oleh alergi. Kulit bayi Anda mungkin terasa kasar dan kering, bersisik atau mengelupas. Dalam kasus yang parah, kulit bahkan bisa berdarah karena menggaruk tanpa henti," kata Dr Chiam. Jadi penting untuk mencari bantuan profesional untuk masalah kulit alergi ini.
Ilustrasi Sabun Bayi. Foto: Shutter Stock

5. Tidak Semua Sabun Cocok untuk Kulit Bayi

Penting juga untuk memperhatikan jenis pembersih yang Anda gunakan untuk membersihkan si kecil. Sabun alkali terlalu agresif pada kulit; mereka mengeringkan kulit bayi dan menghilangkan minyak dari permukaan serta mengubah pH kulit. Jadi pilihlah produk yang bebas sabun, pewangi dan tidak mengandung pewarna. Selain itu, hindari produk yang mengandung bahan 'phthalates' dan 'parabens'.
ADVERTISEMENT