Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
5 Fakta Tentang Skoliosis pada Anak
8 Juli 2021 10:40 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:51 WIB
![Ilustrasi skoliosis pada anak. Foto: Shutter Stock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1625624829/jizhcif1gcv7mo3uantd.jpg)
ADVERTISEMENT
Skoliosis merupakan salah satu kelainan tulang belakang yang dapat menyerang anak . Pada kondisi ini, tulang belakang berada dalam posisi melengkung ke samping hingga 10 derajat atau lebih.
ADVERTISEMENT
Umumnya, tulang belakang yang lurus akan terlihat normal. Tapi pada anak dengan skoliosis, kondisi tulang belakangnya akan terlihat seperti bentuk huruf C atau S. Dalam kebanyakan kasus, skoliosis terjadi tanpa diketahui penyebabnya secara pasti.
Namun sebelum itu, ahli ortopedi pediatrik dari Johns Hopkins Medicine, Paul Sponseller, MD, memberikan lima fakta tentang skoliosis yang harus diketahui orang tua. Apa saja? Berikut penjelasannya.
Fakta seputar Skoliosis pada Anak yang Perlu Orang Tua Pahami
1. Diagnosis dini adalah kuncinya
ADVERTISEMENT
Penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mereka menjalani pemeriksaan rutin sehingga kondisi seperti skoliosis dapat didiagnosis dan ditangani sejak dini. Tanda-tanda umum skoliosis termasuk bahu atau pinggul yang tidak rata, tetapi umumnya, kondisi tanpa rasa sakit yang mungkin tidak diperhatikan sampai pemeriksaan rutin atau pemeriksaan fisik
“Jika skoliosis dapat didiagnosis sebelum anak mengalami lonjakan pertumbuhan, maka dokter dapat menentukan rencana perawatan yang mencegah pembentukan kurva lebih besar selama masa pertumbuhan anak,” kata Sponseller.
2. Sebagian besar kasus tidak diketahui penyebabnya
Menurut Sponseller, orang tua cenderung bertanya apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegah skoliosis. Tetapi skoliosis adalah penyakit yang sangat menarik karena sampai saat ini, kebanyakan kasus tidak diketahui penyebab dan metode pencegahannya.
ADVERTISEMENT
3. Skoliosis bisa diturunkan dari keluarga
Skoliosis termasuk salah satu kondisi yang dapat diturunkan di dalam keluarga. Bahkan menurut Sponseller, ketika seorang anak mengalami skoliosis dan orang tua mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami kondisi tersebut sebelumnya, merupakan hal yang tidak mungkin. Sebab, kemungkinan anggota keluarga lain mengalami skoliosis dengan tingkat yang ringan sehingga tidak terlihat gejalanya.
4. Tidak semua penderita membutuhkan pengobatan
“Saya melihat sejumlah pasien yang secara otomatis berasumsi bahwa mereka memerlukan perawatan untuk skoliosisnya, tetapi sebenarnya hanya sebagian kecil, sekitar 30 persen yang memerlukan penyangga. Kemudian sekitar 10 persen dari mereka yang benar-benar memerlukan pembedahan,”jelas Sponseller.
Jadi, apabila anak didiagnosis menderita skoliosis, orang tua tidak perlu takut. Sebab, skoliosis adalah kondisi yang sangat mudah ditangani jika didiagnosis sejak dini. Bahkan saat harus memakai penyangga, kebanyakan anak dapat menjalani kehidupan normal dan berpartisipasi dalam aktivitas yang sama dengan teman sebayanya.
ADVERTISEMENT
5. Pembedahan jika diperlukan
Menurut Sponseller, tindakan pembedahan atau operasi hanya dilakukan pada kasus yang benar-benar parah. Meski begitu, ketika dokter sudah memutuskan agar anak mendapatkan pembedahan, maka itu harus dilakukan secepatnya. Sebab, operasi cenderung akan lebih sederhana, karena lebih sedikit tulang belakang yang perlu disatukan.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis