5 Hal yang Perlu Orang Tua Perhatikan Jika Anak Sudah Mulai PTM

12 September 2021 10:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa mengenakan masker menghadiri Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta, Senin (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa mengenakan masker menghadiri Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta, Senin (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah sekolah di wilayah PPKM level 1-3 sudah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM). Bahkan, DKI Jakarta pun sudah memberlakukannya sejak 30 Agustus lalu. Hal ini karena Jakarta terus menunjukkan tren kasus COVID-19 yang semakin baik dan status PPKM kini sudah turun menjadi level 3. Aturan tersebut juga tertuang dalam Kepgub No. 1026 Tahun 2021 tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3 COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran tatap muka terbatas dan atau pembelajaran jarak jauh berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri," tulis Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam surat tersebut.
Meski begitu, ada beberapa hal penting yang perlu disadari orang tua saat sekolah anak sudah menerapkan pembelajaran tatap muka. Apa saja?

Yang Perlu Diperhatikan Orang Tua saat Anak Sudah Mulai PTM

1. Pengawasan yang Ketat dari Berbagai Pihak
Sejumlah siswa mengenakan masker menghadiri Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta, Senin (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Semua orang harus jadi pengawas bila ada seseorang melanggar protokol kesehatan (prokes). Baik anak, guru, orang tua, maupun orang dewasa lain. Ajari anak Anda untuk tidak perlu sungkan menegur guru atau orang yang lebih tua bila tidak menggunakan masker, misalnya.
ADVERTISEMENT
"Siapa pun mau dia profesor, guru besar, kita bisa ucapkan terima kasih sudah diingatkan. Orang-orang yang berkeliling harus melihat. Makanya, harus ada pengawasan yang ketat. Harus ada ketegasan-ketegasan seperti ini," ujar dr. Yogi Prawira, SpA, Dokter Spesialis Anak sekaligus Satgas COVID-19 IDAI dalam Instagram Live Episode 20: Pro Kontra Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dihelat beberapa waktu lalu.
2. Membangun Norma
Ilustrasi Anak Batuk. Foto: Shutterstock
Saat PTM sudah diterapkan di beberapa sekolah yang memasuki PPKM level 3 ke bawah, salah satu hal yang penting dan perlu disadari orang tua adalah membangun norma.
Ya, pandemi yang sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun ini tentunya membuat semua orang, tak terkecuali anak perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru. Misalnya saja, jika sebelum pandemi, anak yang sedang pilek atau batuk diperbolehkan begitu saja untuk tetap sekolah, kini sepertinya hal itu harus diubah.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau yang terjadi sekarang biasanya ada zoom sekali atau dua kali guru ngundang orang tua, gini loh prosedur cuci tangan begini, pakai masker, ini itu, enggak cukup. Kita enggak bisa andeli semua aspek formalitas karena pelaku-pelakunya tidak terpantau di luar publik," ujar Elina Tjiptadi, Praktisi Komunikasi dan co-founder KawalCovid19 dalam kesempatan yang sama.
Jadi, masih dibutuhkan banyak waktu untuk membangun norma tersebut. Namun sebenarnya, berbagai hal tersebut sudah bisa kita lakukan sejak awal pandemi, jika orang tua, anak, anggota keluarga di rumah, dan seluruh warga taat protokol kesehatan.
3. Edukasi Eksternal di Luar Sekolah
Ilustrasi anak berangkat sekolah. Foto: Shutter Stock
Masih kata Elina, informasi seputar corona yang diketahui satu anak mungkin berbeda dengan anak lainnya. Untuk itu, orang tua diharapkan dapat terus memberikan informasi tentang virus corona kepada anak dengan bahasa yang sederhana.
ADVERTISEMENT
4. Tidak Menggampangkan Sesuatu
Sejumlah siswa mengenakan masker menghadiri Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Pondok Labu 14 Pagi, Jakarta, Senin (30/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Bila anak bersekolah menggunakan masker, tapi orang tua atau pengantar/penjemput anak tidak menggunakannya, ini bisa membuka kesempatan klaster baru corona. Maka dari itu, kita diharapkan tidak menggampangkan sesuatu dan memang perlu kesadaran sendiri akan untuk menerapkan prokes agar terhindar dari bahaya COVID-19.
"Kita punya budaya menggampangkan. Misalnya ada anak yang pusing, bersin-bersin. Halah gitu saja masa enggak masuk. Anak maskernya suka ditarik-tarik, 'udah biarin saja, yang penting nanti enggak diulang lagi'. Jadi, orang tua, guru, dan siswa di masa pandemi seperti ini kita tidak boleh menggampangkan sesuatu itu penting," pungkasnya.
5. Orang Tua Bersikap Kritis
Seorang Guru mengukur suhu tubuh murid pada hari pertama uji coba pembelajaran tatap muka di SD Negeri Kenari 08 Pagi, Jakarta, Rabu (7/4). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Risang Rimbatmaja, Communication for Development Specialist UNICEF mengatakan bahwa orang tua memang harus terlibat dalam urusan keselamatan anak saat pembelajaran tatap muka. Tak ada salahnya, orang tua bertanya ke pihak sekolah tentang protokol kesehatan yang diterapkan selama PTM berlangsung hingga siapa saja guru yang sudah divaksin
ADVERTISEMENT
"Orang tua harus bersikap kritis, tanya apakah prokesnya dijaga, betul enggak sih gurunya sudah divaksin. Hal-hal seperti itu harus diketahui orang tua. Kalau perlu observasi langsung memastikan bahwa prokes diterapkan di sekolah dengan pemahaman yang benar," papar Risang.