Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang berpikir, vagina basah karena gairah seks atau wanita sedang orgasme. Padahal tidak selalu demikian. Ya Moms, mengutip Healthline, begitu menurut terapis seks bersertifikat dari Amerika Serikat dr. Janet Brito.
ADVERTISEMENT
dr.Brito juga menjelaskan ada beberapa penyebab vagina basah meski bukan sedang terangsang. Apa saja?
1. Vagina sedang Dilumasi
Cairan yang keluar dari dalam vagina merupakan salah satu bagian dari fungsi fisiologis Anda, Moms. Kelenjar di serviks dan dinding vagina Anda menciptakan cairan pelumas yang penting untuk melindungi area genital Anda dari cedera atau sobekan.
Selain itu, cairan ini menjaga agar vagina Anda tetap bersih dan lembab. Kita juga perlu tahu, kondisi lain seperti tertawa keras, bersin, atau mengangkat sesuatu yang berat juga bisa disebabkan oleh inkontinensia stres yang disebabkan kejadian fisiologis.
2. Bakteri
Infeksi bakteri seperti vaginosis bisa menyebabkan vagina selalu terasa basah. Kondisi basah tersebut karena tubuh mencoba untuk membantu mengeluarkan bakteri dari saluran vagina Anda. Pelumasan vagina juga bisa meningkat seiring dekatnya waktu ovulasi untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan, Moms.
ADVERTISEMENT
3. Hormon
Sebagian wanita mungkin penasaran jenis air apa yang keluar dari dalam vaginanya. Jika bentuknya sedikit berlendir, kemungkinan itu adalah cairan serviks. Cairan ini terdiri dari karbohidrat, protein, dan asam amino. Perubahan tekstur, warna, konsistensi, semua tergantung pada hormon dan siklus Anda.
Ketika estrogen dalam tubuh Anda mulai meningkat, konsistensi cairan serviks Anda akan berubah dari beludru menjadi elastis, dan terasa lebih basah. Warnanya putih buram. Cairan serviks kemudian akan terlihat lebih seperti putih telur mentah. Semakin tinggi estrogen Anda, semakin encer cairan serviks Anda. Saat estrogen Anda mencapai titik tertinggi, saat itulah Anda cenderung merasakan pakaian dalam Anda paling basah.
Umumnya cairan ini merupakan respons alami tubuh, tetapi jika Anda menemukan cairan tersebut berwarna hijau, berbau, atau memiliki tekstur seperti keju cottage, sebaiknya periksakan diri ke dokter karena bisa saja itu tanda infeksi.
4. Rangsangan Nom-Konkordansi
Ada kalanya vagina basah sebagai tanda respons tubuh yang umum dan bagian dari cara kerja anatomi. Ini disebut rangsangan non-konkordansi. Meski tidak sedang mendapat rangsangan seks dari suami misalnya, vagina bisa saja basah karena Anda melihat atau membaca sesuatu yang erotis lalu tubuh pun menjadi responsif secara fisiologis.
ADVERTISEMENT
5. Keringat
Jenis cairan lain yang mungkin ada di sana adalah keringat vagina, yang berasal dari kelenjar keringat Anda. Stres dapat menyebabkan Anda lebih banyak berkeringat, termasuk di area vagina. Untuk mengatasi hal ini, kenakan pakaian dalam yang menyerap keringat, tetap mencukur dengan teratur, dan praktikkan kebersihan yang baik.
Namun jika Anda merasa vagina selalu basah disertai bau amis, busuk, atau ada gejala abnormal lain, sebaiknya hubungi dokter ya, Moms. Dokter akan dapat memeriksa lebih detil kondisi Anda dan memberi solusinya.