5 Jenis Alergi yang Kerap Jadi Masalah Kulit Bayi

23 Agustus 2021 10:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dermatitis atopik pada bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Dermatitis atopik pada bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kulit bayi sangat sensitif sehingga rentan terhadap alergi. Penyebab alergi pada kulit bayi bermacam-macan, mulai dari makanan, kondisi cuaca, gigitan serangga, hingga paparan logam.
ADVERTISEMENT
Pada laman resmi American Academy of Allergy Asthma and Immunilogy dijelaskan, alergi adalah kondisi kronis di mana sistem kekebalan tubuh menampilkan respons atau reaksi abnormal terhadap alergen, yang sebenarnya merupakan zat tidak berbahaya.
Reaksi alergi bisa muncul pada pernapasan, mata juga kulit. Alergi pada kulit biasanya ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang menimbulkan rasa gatal dan ini dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, Moms. Seperti wajah, punggung, lengan, hingga kaki.
Untuk perawatan kulit bayi yang sensitif dan alergi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya saja, memastikan produk perawatan kulitnya sudah low hazard dan tidak mengandung deterjen SLS yang bisa berbahaya untuk kulitnya.
Ya Moms, low hazard merupakan parameter apakah produk perawatan kulit yang digunakan si kecil menggunakan bahan yang aman dan rendah level hazardnya.
ADVERTISEMENT
Jurnal yang diterbitkan di Occupational Safety and Health Administration menjelaskan untuk menentukan klasifikasi hazard, maka perlu mengevaluasi berbagai produk ilmiah yang terkandung di dalamnya. Fungsinya untuk menentukan menentukan apakah suatu bahan kimia tersebut berbahaya, serta untuk mengidentifikasi tingkat keparahan bahan berbahaya tersebut.
Sementara SLS atau Sodium lauryl sulfate adalah salah satu bahan kimia yang bisa ditemukan di produk perawatan kulit bayi, seperti sabun atau sampo. Dalam produk perawatan kulit, SLS juga dikenal dengan istilah surfaktan.
Dikutip dari Livestrong, Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja melaporkan, SLS dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, serta mual, muntah, dan diare jika tertelan.
Ya Moms, produk dengan SLS masih bisa menimbulkan risiko iritasi ringan hingga sedang pada kulit bayi. Sehingga, tetap lebih aman menggunakan produk tanpa SLS.
ADVERTISEMENT
Gunakan rangkaian perawatan khusus kulit sensitif dan alergi dengan produk yang tidak mengandung deterjen SLS dan sudah low hazard.
Salah satu produk yang bisa digunakan untuk kulit sensitif dan alergi adalah PUREBB Liquid Soap kulit sensitif. Sabun mandi ini diformulasikan untuk kulit bayi yang sensitif dan atopik dengan formula low hazard, tanpa SLS dan sudah teruji secara dermatologi, yang bukan hanya membersihkan tapi juga membantu merawat kulit dari iritasi dan masalah kulit lainnya.
Kandungan Allantoin yang terdapat di PUREBB Liquid Soap membantu meredakan kemerahan, ekstrak chamomile sebagai anti- inflamasi atau peradangan dan panthenol yang melembapkan juga membantu regenerasi kulit.
Setelah mandi, agar kulitnya tetap lembap, jangan lupa juga untuk gunakan PUREBB Sooting Moisturizer Cream di seluruh tubuh dan juga wajah. Pelembap yang sudah teruji hypoallergenic ini bisa untuk menjaga dan melembapkan kulit sensitif bayi dan dapat membantu menenangkan kulit kering, gatal dan masalah kulit lainnya selama 24 jam.
PUREBB Liquid Soap dan PUREBB Sooting Moisturizer Cream
PUREBB Liquid Soap dan PUREBB Sooting Moisturizer Cream sudah Low Hazard active ingredients (green index), bisa digunakan sejak bayi baru lahir, bayi prematur, kulit sensitif atau yang mengalami gangguan kulit, seperti alergi, iritasi atau biang keringat. Kedua produk ini mengandung ekstrak oat kernel yang dapat merawat kulit dan menenangkan kulit dari rasa gatal akibat iritasi atau alergi.
ADVERTISEMENT
Orang tua juga perlu memahami, terdapat beberapa jenis alergi kulit yang kerap menyerang bayi. Apa saja?

5 Alergi pada Kulit yang Umum Dialami Bayi

1. Dermatitis atopik atau eksim
Ilustrasi dermatitis atopik atau eksim pada kulit kaki bayi Foto: Shutterstock
Mom Junction melansir, kondisi peradangan kronis ini menyebabkan rasa gatal dan risiko infeksi kulit. Bagian kulit yang paling umum menunjukkan kondisi tersebut adalah wajah dan lipatan kulit.
Menurut JAMA Pediatrics, dermatitis atopik disebabkan oleh beberapa alergen hirup seperti, debu, serbuk sari, hingga bulu binatang. Kain wol, nilon, bahan akrilik, sabun berlebih dalam bak mandi busa, dan lotion bayi juga menjadi penyebab iritasi kulit yang umum.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya ruam, bentol merah kecil di wajah, dahi dan kulit kepala. Kulit bayi yang kering dan kasar juga menjadi gejala dermatitis atopik.
ADVERTISEMENT
2. Urtikaria
Ilustrasi urtikaria pada kulit bayi. Foto: Thinkstock
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Perpustakaan Kesehatan Nasional AS berjudul Prevalence and Causes of Childhood Urticaria, urtikaria adalah salah satu penyakit kulit yang paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
Kondisi ini ditandai dengan perkembangan gatal-gatal, angioedema, atau keduanya dan diklasifikasikan sebagai penyakit kulit yang akut atau kronis berdasarkan durasinya. Urtikaria dapat muncul di bagian tubuh mana pun dengan ukuran ruam kemerahan yang bisa membesar seiring berjalannya waktu.
Penyebabnya bisa jadi alergi terhadap makanan seperti susu dan kerang. Obat-obatan seperti penisilin, obat sulfa, ibuprofen, aspirin, antasida, obat tetes mata dan telinga juga dapat memicu alergi ini. Selain itu, infeksi virus dan suhu yang ekstrem baik panas maupun dingin juga termasuk penyebabnya.
ADVERTISEMENT
3. Urtikaria papular
Ilustrasi urtikaria papular pada kulit bayi yang mirip jerawat Foto: Shutterstock
Urtikaria papular merupakan alergi kulit kronis yang disebabkan oleh gigitan serangga. Menurut American Academy of Pediatrics, beberapa serangga umum yang gigitannya dapat menyebabkan urtikaria papular adalah kutu, lalat, tungau, dan caplak.
Tanda dari alergi ini adalah munculnya jerawat papula pada kulit bayi, bentol-bentol putih yang berisi cairan, hingga ruam kemerahan yang akan hilang muncul selama beberapa hari.
4. Dermatitis kontak alergi
Ilustrasi dermatitis kontak alergi pada kulit bayi Foto: Shutterstock
Menurut Italian Journal of Pediatrics, dermatitis kontak alergi adalah jenis eksim yang dipicu oleh kontak kulit dengan alergen. Alergen yang dapat memicu kondisi ini termasuk logam seperti nikel, aluminium, kobalt, sarung tangan yang digunakan dokter, produk dengan kandungan wewangian, produk kulit hingga pewarna makanan.
Gejalanya antara lain gatal-gatal ringan hingga parah, kulit kemerahan, kering dan bersisik. Bentol berisi cairan juga bisa muncul dalam kondisi yang cukup parah.
ADVERTISEMENT
5. Angioedema
Ilustrasi angioedema yang membuat kulit bayi di sekitar mata bengkak Foto: Shutterstock
Mengutip Riley Children’s Health, Angioedema adalah reaksi alergi yang menyebabkan pembengkakan lapisan kulit yang lebih dalam. Ini biasanya terjadi bersamaan dengan gatal-gatal. Pembengkakan bisa terjadi di mana saja, namun paling sering ditemukan pada sekitar mata, tangan, kaki, dan mulut.
Keram perut menjadi salah satu tanda dari kondisi ini. Selain itu, pada kondisi yang parah juga dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan karena pembengkakan di tenggorokan.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis