5 Jenis Gangguan Pernapasan yang Kerap Terjadi pada Bayi Baru Lahir

8 Juli 2021 9:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap ibu tentu ingin bayi yang dikandung bisa lahir dalam keadaan sehat dan sempurna. Namun, perlu dipahami bahwa beberapa masalah kesehatan bisa saja terjadi pada bayi baru lahir. Salah satu kondisi yang mungkin menyerang bayi baru lahir adalah gangguan pernapasan.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, berbagai masalah pernapasan dapat menyerang bayi baru lahir prematur maupun cukup bulan. Beberapa masalah pernapasan mungkin membahayakan keselamatan si kecil, sehingga patut untuk Anda waspadai.
Mengutip Healthline, sebagian besar gangguan pernapasan pada bayi baru lahir biasanya berhubungan dengan perkembangan paru-paru yang belum maksimal. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.
Nah Moms, berikut adalah beberapa gangguan pernapasan yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir.

Masalah Pernapasan pada Bayi Baru Lahir

1. Respiratory Distress Syndrome (RDS)
bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Dikutip dari Nationwide Children’s, Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan gangguan pernapasan yang kerap terjadi pada bayi prematur yang paru-parunya belum berkembang sempurna. Semakin dini bayi lahir, semakin besar kemungkinan bayi mengalami RDS dan membutuhkan oksigen ekstra serta bantuan pernapasan.
ADVERTISEMENT
RDS disebabkan karena bayi tidak memiliki cukup surfaktan di paru-paru. Surfaktan adalah cairan yang dibuat di paru-paru pada sekitar minggu ke-26 kehamilan. Surfaktan berfungsi untuk melapisi kantung udara kecil di paru-paru dan membantu menjaganya agar tidak kolaps.
2. Takipnea Transien
Mengutip Medline Plus, takipnea transien pada bayi baru lahir (TTN) adalah gangguan pernapasan yang terlihat segera setelah bayi dilahirkan pada bayi cukup bulan atau bayi prematur akhir. Kondisi ini terjadi ketika sisa cairan paru-paru tetap berada di jaringan paru bayi setelah dilahirkan. TTN biasanya terjadi sejak bayi lahir hingga 48 jam setelahnya. Bayi yang mengalami ini akan bernapas lebih cepat dari bayi normal lainnya.
3. Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Mengutip Kids Health, meconium Aspiration Syndrome (MAS) terjadi ketika bayi baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena mekonium masuk ke paru-parunya. Mekonium adalah kotoran pertama yang dikeluarkan bayi. Biasanya, bayi akan mengeluarkan mekonium beberapa jam setelah lahir. Tapi, beberapa bayi juga mengeluarkan mekonium saat masih di dalam kandungan, sehingga dapat masuk ke paru-parunya.
ADVERTISEMENT
4. Displasia Bronkopulmoner (BPD)
National Heart melansir, Lung, and Blood Institute US, displasia bronkopulmoner (BPD) adalah kondisi permasalahan paru-paru serius yang mempengaruhi bayi baru lahir. Sebagian besar BPD terjadi pada bayi lahir prematur yang membutuhkan terapi oksigen, yaitu oksigen yang diberikan melalui nasal prongs, masker, atau tabung pernapasan. Kondisi ini disebabkan oleh adanya infeksi yang terjadi sebelum atau segera setelah bayi lahir.
5. Hipertensi Paru Persisten (PPHN)
Mengutip Cleveland Clinic, Hipertensi Paru Persisten adalah masalah pernapasan serius pada bayi baru lahir di mana pembuluh paru-paru tidak terbuka cukup lebar sehingga asupan oksigen dan aliran darah menjadi terbatas. Bayi yang mengalami kondisi ini biasanya memiliki kulit yang membiru setelah dilahirkan.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis
ADVERTISEMENT